Dua puluh dua

56 0 0
                                        

Cepat atau lambat, rahasia yang selama ini kalian sembunyikan lama-lama akan terbongkar juga.

🌻🌻🌻

Hari ini, hujan turun dengan sangat deras membasahi aula sekolah Key. Jakarta saat ini lagi musim hujan. Cuaca yang awalnya cerah tiba-tiba bisa menjadi hujan seketika. Key selalu membawa payung ke sekolah untuk menjaga-jaga hujan datang secara tiba-tiba.

"Lagi musim hujan sekarang, ya." Alodie langsung merapatkan tubuhnya ke sebelah Key. Dia memeluk dirinya sendiri karena hawa dingin yang menusuk kulitnya.

"Makanya selalu sedia payung ke sekolah. Hujan datang sekarang tanpa diduga," ucap Key memberitahu Alodie dan yang lainnya.

"Gue lupa bawak payung. Gimana gue mau nunggu angkot cobak," gerutu Kena yang berdiri di tengah-tengah Key dan Alodie.

"Kok lo naek angkot?" tanya Key.

"Iyah. Mobil rusak ada di bengkel," sahut Kena.

"Yaudah, gue antar pulang aja." jawab Key menawarkan bantuan kepada Kena.

"Lo kan dijemput sama supir lo," jawab Kena merasa tidak enak dengan Key.

"Kan, bisa gue antar lo dulu nanti."

Kena diam untuk beberapa detik. Memikirkan apakah dia harus menerima tawaran Key atau tidak. Karena rumah mereka berdua tidak searah. Kena merasa iba kepada supir Key yang nanti harus bolak-balik mengantarkan dia pulang.

"Enggak perlu, deh Key. Gue enggak enak sama lo. Kasian nanti supir lo bolak-balik," tolak Kena dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Key.

"Santai aja. Nanti gue yang bilang. Lo tenang aja. Udah sama gue aja. Hujan kayak gini pasti angkot juga lama munculnya." Key tau rasanya menunggu angkutan umum ketika hujan seperti ini. Waktu itu, hujan juga sangat deras hingga tidak ada satu pun angkot yang lewat.

"Iya, udah, deh. Makasih ya Key," jawab Kena pada akhirnya.

"Lo berdua gimana?" tanya Key kepada Alodie dan Elyn.

"Gue sejujurnya malas pulang ke rumah," ucap Elyn.

"Gue juga," sambung Alodie.

"Terus? Lo berdua mau di sini aja sampek besok? hah?!"

"Kalo bisa, gue lakuin," jawab Alodie dengan entengnya.

"Mending kita semua singgah ke rumah Key. Udah lama juga enggak main ke rumah Key, kan?" Elyn mengusulkan ide berliannya itu kepada Alodie dan Kena. Berharap kedua temannya juga menyetujui idenya itu.

"Nah, gue setuju!" jawab Alodie cepat.

"Lo gimana Ken?" tanya Elyn.

"Gagal deh gue pulang cepat," lirih Kena. Padahal selama di kelas tadi, dia sudah membayangkan kasurnya yang sangat nyaman itu.

"Ayo lah Ken. Udah lama enggak main ke rumah Key." Alodie tetap membujuk Kena agar mau ikut dengan mereka.

"Iya, udah, iya. Gue ikut aja," jawab Kena mengalah.

"Nah, gitu dong!"

Key yang sedari tadi hanya mendengarkan interaksi dari ketiga sahabatnya. Padahal rumah yang mau di kunjungi adalah rumahnya, seharusnya mereka meminta persetujuan dari tuan rumahnya dulu. Tetapi, Key udah terbiasa dengan ketiga sikap sahabatnya ini.

"Key boleh, kan?" tanya Elyn.

"Kalo gue bilang enggak, lo semua juga bakalan datang, kan?" tanya Key kepada ketiganya dengan memutar bola mata malas.

KeyshevaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang