Dua puluh empat

88 1 0
                                        

Senyumannya mampu membuat orang yang berada di dekatnya terhipnotis. Gadis sederhana yang apa adanya. Boleh, kah aku lebih jauh untuk mengenalmu?
- Deva Radhian

🌻🌻🌻🌻

Mereka sudah tiba di rumah sakit. Deva langsung mendudukkan Alisa di ruang tunggu dengan Key di sampingnya. Mereka menunggu antrian sampai nama Alisa di panggil.

Mata Alisa masih tertutup. Dan suhu panas di keningnya juga masih terasa. Key terus memperhatikan wajah Alisa. Wajahnya sangat tenang ketika dipandang. Key jatuh cinta dengan Adik Deva saat ini. Mulai hari ini, rasa sayang di hatinya sudah timbul untuk gadis mungil yang ada dihadapannya saat ini.

"Adik lo cantik banget." Key berkata kepada Deva tanpa memalingkan pandangannya dari Alisa.

"Dia seperti Mama gue. Memang sangat cantik," jawab Deva yang juga memperhatikan wajah Adiknya.

"Atas nama Alisa?" Seorang perawat keluar dari ruangan dokter dan memanggil nama Alisa.

Deva dan Key langsung berdiri untuk membawa Alisa memasuki ruangan dokter. Karena Alisa tak kunjung bangun dari tidurnya, Deva menggendong tubuh mungil Alisa.

📌📌📌

Mereka telah sampai ke rumah Deva. Dokter mengatakan bahwa keadaan Alisa tidak perlu di khawatirkan lagi. Karena dokter itu sudah memberikan obat penurun demam untuk Alisa.

Deva sudah sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Dia sangat tidak menyukai jika adiknya ini sedang sakit. Jika dia bisa, Deva rela penyakit adiknya berpindah kepadanya. Karena Deva sangat menyayangi Alisa.

Key tidak langsung pulang. Key membantu  Mbok Iyem merawat Alisa malam ini.  Key membangunkan Alisa untuk meminum obatnya.

Ketika mata Alisa terbuka, gadis mungil itu sedikit kaget melihat kehadiran Key berada di sini. Alisa masih mengenali dirinya. Key sangat senang, mengetahui jika Alisa juga masih tanda dengannya.

"Kakak yang waktu di rumah makan itu, kan?" tanya Alisa kepada Key ketika matanya sudah terbuka sepenuhnya.

Key langsung tersenyum sambil mengusap helai rambut Alisa. "Iya, kamu ingat aku?" tanya Key kepada Alisa.

Alisa lantas langsung antusias. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil yang mengadu sesuatu kepada ibunya. Key sangat gemas melihat tingkah lucu dari Alisa. Walaupun wajahnya terlihat sangat pucat, tidak mengurangi kecantikkan yang ada di paras Alisa.

"Kok kakak di sini?" tanya Alisa lagi kepada Key.

"Kamu harus minum obat. Biar kamu cepat sembuh." Key tidak menjawab pertanyaan dari Alisa. Gadis itu langsung meminumkan Alisa obat layaknya seperti Adiknya sendiri.

Alisa merasakan rasa pahit di lidahnya ketika menelan obat itu. Key dengan sigap langsung memberikan Alisa segelas air putih. Deva yang berdiri di belakang Key terus memperhatikan interaksi antara keduanya.

Melihat Alisa ada yang peduli dengannya, membuat hati Deva sedikit nyaman. Walaupun Deva belum mengetahui sedikit banyaknya soal Key, Deva yakin Key gadis manis yang sangat baik hati.

"Rasanya enggak enak, pahit." jawab Alisa mengadu. Dia menyodorkan segelas air putih tadi kepada Key setelah meminumnya.

Key langsung mengambil segelas air putih itu dan meletakkannya di sebelah meja sisi kanannya.

"Walaupun obat rasanya pahit, tapi dia bisa menyembuhkan semua orang," ucap Key kepasa Alisa perhatian.

"Tapi Alisa enggak suka minum obat," jawab Alisa lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KeyshevaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang