0.5

2.1K 356 24
                                    

setelah makan siang bersama dery disebuah kafe yang tak jauh dari tempat mereka bekerja, dira kembali menuju gedung the east net dengan pria yang kini sedang menceritakan film horror terbaru yang tayang bulan ini.

"katanya bang sehun filmnya bagus," ucap hendery, senyumnya masih selebar diawal dirinya bercerita. "terus gue bingung mau nonton sama siapa-lo mau gak?"

dira mengerutkan dahinya, "mau apaan?"

"ya nemenin gue nonton lah darling!" jawab pria itu, "gue awalnya ngajak dejun, eh si ganteng nolak."

"film horror kan kata lu?" dira kembali bertanya. ia tak seberapa suka dengan film bergenre horror, sih. menurutnya, untuk apa menonton film yang sepanjang jalan cerita cuma nakut-nakutin penonton?

"iya, film horror. mau ya? mau ya?" pinta dery dengan matanya yang berbinar.

melihat hendery yang bener-bener ingin menonton film tersebut jelas membuat dira tergerak. dengan jadwal kerja yang padat beberapa hari lalu, sepertinya ia dan dery berhak untuk melepas penat sejenak dengan jalan-jalan atau sekedar nonton.

yakin, pun dira menjawab, "kalo lo bayarin, gue mau."

"tenang! popcorn, minum, tiket-gue yang urus." wanita itu tertawa, lalu memukul pelan lengan pria di sebelahnya tersebut.

"niat banget-jangan-jangan gue minta jemput juga lo jabanin..."

dery tertawa, "buat bu bos mah apa pun gue jabanin!"

bu bos...sudah lama dirinya tak mendengar panggilan tersebut.

 


☕🍰🍵




jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam saat dira merenggangkan tubuhnya setelah beraktivitas di depan laptop untuk menyelesaikan naskah. tak banyak orang saat ini di lantai tempatnya bekerja, mbak ayu masih sibuk mengetikan sesuatu di laptopnya sambil sesekali melantunkan lagu yang ia dengarkan lewat air pod. mas seokjin juga tampak lelah karena diberi mandat oleh mas hyukjae untuk membuat sketsa tata panggung terbaru dengan deadline beberapa hari lagi.

"... dir?"

dira menoleh ke belakang, mendapati hendery dengan jaket denim dan masker yang menutupi sebagian wajah tampannya-bersiap untuk pulang.

"hah apa?" dira menyipitkan matanya, menatap dery dengan tatapan yang memintanya untuk mengulang ucapannya barusan.

dery terkekeh pelan di balik maskernya, lalu melepas salah satu tali masker sehingga kini dira bisa melihat-serta mendengar ucapannya.

"belom pulang diraaaa?"

"oh," kini dira yang tertawa pelan diikuti gelengan kepala, "belum-abis ini pulang, kok."

"balik sama siapa? sendiri?"

"iya lah, biasa."

"jam segini balik sendiri?" hendery menatap wanita itu khawatir.

"biasanya juga balik sendiri, der. santuy lah-"

"gak baik ih cewek pulang sendiri apalagi malem-malem. gue anter balik aja ya?"

dira yang akan menjawab ajakan dery pun terhenti saat suara getaran memasuki gendang telinganya. melihat sekitaran mejanya, dira pun mengambil ponsel yang menjadi dalang dari suara getaran beberapa saat lalu karena adanya telpon yang masuk.

dan melihat siapa yang menelponnya semalam ini, alis dira bertaut.

"echan?"

iya, yang menelpon dirinya sekarang adalah haechan.

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang