1.1

2K 347 57
                                    

dira ingat betul bagaimana awal pertemuannya dengan jeno.

pemuda itu berdiri di hadapannya, menanyakan nama serta asal smp untuk keperluan data mengingat dirinya adalah ketua pada saat itu. dengan eye smilenya, jeno berterima kasih sebelum akhirnya berpindah ke murid selanjutnya untuk melanjutkan pendataan.

bukan, dira tidak terkena cinta pada pandangan pertama atau apalah, gadis beriris coklat tersebut bahkan tak percaya dengan hal semacam itu. ia hanya kaget dengan betapa tampannya pemuda bermarga lee tersebut, yakin dalam beberapa hari ke depan jeno akan menjadi pusat perhatian murid-murid baik seangkatan atau bahkan kakak-kakak kelas dimana pun dirinya berada.

dan kini, jeno kembali menjadi pusat perhatian orang-orang. dengan kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada, jeno memasuki auditorium bersama mark. dira mengikuti setiap pergerakan jeno bersamaan dengan jantungnya yang lagi-lagi berdetak kelewat cepat.

"dir?"

dira terlonjak, lalu kembali mengalihkan perhatiannya kepada vernon. "y-ya?"

"lo gak apa?" pertanyaan yang bodoh, pikir vernon.

"g–gak apa." jelas, dira tak baik-baik saja! "cuma kaget aja."

wanita itu pun segera berpamitan untuk menemui teman-teman perempuannya. lagu remaja milik hivi! yang dinyanyikan oleh beberapa alumni di atas panggung mengiringi langkah kaki dira ke tempat dimana riza dan melati sedang berbincang dengan beberapa mantan anggota ekstrakurikuler pramuka yang dulunya mereka ikuti. kesedihan serta kekecewaan yang beberapa saat lalu wanita itu rasakan seolah menghilang sesaat, terganti oleh perasaan senang dan takut hingga rasanya kupu-kupu tengah menggelitik perut wanita dua puluh lima tahun tersebut. dira yang hampir sampai pun di tarik oleh riza, menggandeng temannya tersebut dan izin untuk pergi ke toilet.

toilet sendiri tak jauh dari tempat reuni diadakan. selama perjalanan, mereka membahas siapa-siapa saja yang sudah ditemui oleh mereka. riza sendiri bercerita bahwa dirinya tak sengaja berpapasan dengan sanha dan mengeluh bagaimana tingginya pria tersebut setelah sekian lama tidak bertemu. dira sendiri menceritakan tentang vernon serta menceritakan tentang pernikahan pria berkebangsaan amerika itu dengan siyeon yang akan diadakan bulan depan.

dan saat itu lah ia ingat sesuatu;

"jeno dateng, za."

riza yang hampir masuk ke dalam toilet pun berhenti, matanya sendiri menatap dira kaget.

"hah demi apa?!" ucap riza, dira sendiri mengangguk lemah.

"kalo gue gak dikasih tau mas vernon gue juga gak tau kayaknya..."

"samperin gih."

dira mengerutkan dahinya, "samperin? siapa?"

"ya jeno lah, dir. siapa lagiiii?" kata riza, kini ganti wanita berambut sebahu tersebut yang menatap temannya kaget.

"gILA YA LO?!" pekik dira tertahan, pun ia menoleh kekiri dan kanan–memperhatikan sekitar kalau-kalau ada seseorang yang berada disekitar mereka.

"ya kan lo kesini juga biar bisa ketemu jeno sih..."

"kATA SIAPA?!"

"dari elo sendiri, cuma secara tersirat doang." wanita itu hanya bisa melongo mendengar ucapan riza. wanita yang kini memasuki toilet tersebut memang peka dan pintar membaca teman-temannya, baik bahasa tubuh, ekspresi, hingga ucapan.

dan benar, dira, datang ke acara reuni tak hanya untuk bertemu teman-teman lamanya. namun juga bertemu atau melihat jeno secara sekilas meskipun hanya dari kejauhan (tentu saja hal ini selalu dira sangkal kapan pun pikiran itu muncul di kepalanya).

yah, sepertinya memang dira yang paling mudah dibaca.

beberapa menit kemudian, riza keluar dari toilet. sebelum kembali, wanita itu memperbaiki riasannya sambil sesekali melirik dira. mulutnya seolah ingin berkata sesuatu tetapi tak ada yang keluar satupun.

kesal, dira berucap. "mo ngomong apaan?"

"please jangan bilang siapa-siapa tapi." katanya, "gue gak ngasih tau melati sama yang lain soalnya, malu gue."

"hah apaan emang?"

riza menghembuskan napasnya, lalu menjawab. "gue pacaran sama jaemin."

dira melebarkan matanya. lagi-lagi ia dibuat melongo oleh temannya yang satu ini.

"sejak kapan!?" tanya dira sembari mengikuti langkah riza yang keluar dari area toilet.

"gak lama–"

"gak, pasti udah lama sih. gimana ceritanya lo bisa sama nana anjir?!"

"dir–"

"kayaknya lo sama nana berantem mulu dah? benci jadi cinta apa gima–aWWW!"

dira berhenti berucap saat tubuhnya tak sengaja menubruk seseorang. saat wanita itu mendongakkan kepalanya dan berniat untuk meminta maaf, saat itu lah tatapan mata dira bertemu pandang dengan iris coklat pekat milik jeno lee.




---

untuk memperingati hari kemerdekaan, jadinya hari ini aku update hehehehe. btw apa kabar semuanya? semoga kalian baik-baik aja, ya❣️

akhirnya setelah sekian purnama, lee jeno kita akhirnya muncul juga yeayyy👏🏻👏🏻👏🏻

oh ya, aku mau meminta maaf kalau dari awal sampe chapter kemarin kesannya ngulur-ngulur banget buat nemuin mereka berdua. tapi sekarang gak perlu khawatir lagi karena 🥳mereka berdua udah ketemu🥳

aku udah gatel banget buat ngetik mereka berdua. jadi sampai ketemu di chapter selanjutnya kawan-kawan!💚💚💚

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang