2.5

1.7K 293 51
                                    

hari ini adalah hari pertama dira turun ke lapangan untuk meliput. ditemani dejun dan mas hoseok sebagai cameraman, mobil kantor yang membawa mereka serta gear liputan berjalan di jalanan lenggang ibu kota jakarta menuju kota tua. kata ketua mereka sih ada acara bertajuk sejarah bersekala nasional sedang diadakan di tempat itu.

tak lama mobil mereka sampai di area parkir kota tua tepat waktu; terima kasih kepada jalanan jakarta yang tidak begitu macet di jam sepuluh pagi. peralatan pun segera disetting sesaat setelah mereka menginjakkan kaki, bisa dira dengar dejun dan mas hoseok sedang membahas apa yang akan dilakukan seperti mengambil gambar dan apa-itu-dira-juga-tidak-paham.

sementara dira sendiri? mematung gugup, lah.

"dira, santai wae he!" ucap mas hoseok yang sadar dengan keberadaan dira di belakangnya. "napas disek ayo!"

sadar, dira pun dengan segera menghembuskan napasnya perlahan, bahkan ia tak sadar jika sedari tadi dirinya menahan napas!

"oh hehehe maaf mas, biasa lagi gugup."

"dibawa santai wae, kalo gitu kamune malah pusing sendiri terus ngeblank." jelas seniornya itu sebelum akhirnya kembali mensetting tripod.

"gak apa gugup, wajar baru pertama liputan." dejun berucap, tak lupa membuat gestur tangan agar wanita itu tetap tenang. dira sendiri pun mengangguk lemah, setelah itu mengambil mic berlogo net dan berjalan bersama kedua rekan kerjanya menuju tempat dimana acara dilaksanakan.

"gue denger-denger, ini acara pameran sama ada talk show-nya." kata dejun. dira lagi-lagi hanya mengangguk dan memperhatikan sekitar; orang-orang yang berlalu lalang memasuki pelataran museum sembari memegang sebuah pamflet.

tunggu?

"pamflet," ucap dira, membuat dejun dan mas hoseok menoleh. "kita ambil pamflet dulu aja gimana?"

mas hoseok mengangguk setuju, "boleh juga, cuma dimana dah tempat pamfletnya?"

wanita itu memutar tubuh, mencari rak yang biasanya berisi pamflet acara. detik kemudian, dira menunjuk sesuatu dan diikuti oleh mas hoseok dan dejun.

"itu rak pamflet." ujar wanita itu ceria, "aku ambilin, ya?"

kedua rekannya menyetujui, setelah itu berkata bahwa mereka akan masuk duluan untuk take beberapa gambar. dira mengiyakan, lalu berjalan menuju rak yang tak begitu jauh dari area pintu masuk museum.

dan saat wanita itu mau mengambil dua pamflet, tangannya tanpa sengaja saling bersentuhan dengan seseorang; membuat dira buru-buru menoleh untuk meminta maaf.

"oh, maaf–"

"loh? dira?!"

"melati!?"

melati dengan batik coklat dan rok span hitam berdiri di hadapannya, menatap dira tak percaya. dengan segera wanita itu memeluk sahabatnya tersebut sembari saling menahan pekikan yang hampir keluar dari bibir mereka berdua.

"lo ngapain disini?" tanya melati, excited.

"gue mau liputan," balas dira tak kalah excited, "fyi, ini pertama kali gue turun."

"pantesan tangan lu dingin banget!" kekeh wanita berhijab itu, menunjuk telapak tangan dira yang terasa dingin.

dira menatap melati sejenak, lalu berkata, "lo mau gak jadi narasumber gue? kan lo ikut acara ini juga!"

sembari menyelam minum air, pikirnya.

"wah jangan deh kayaknya, soalnya gue cuma tamu lah itungannya disini. mending ngewawancarain panitianya aja."

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang