1.8

1.9K 324 51
                                    

dira mengerjapkan mata saat mendengar suara rintikan hujan yang semakin deras dari luar. mengusap wajah, wanita itu mendudukkan diri sembari mengumpulkan kesadarannya setelah tanpa sadar tertidur di kur—

mata dira melebar. ia ingat betul jika dirinya sedang duduk dan memainkan ponsel di kursi gaming milik jeno. tetapi kenapa sekarang dia berada di atas kasur?

dan kemana perginya pria yang katanya sedang demam tersebut!?

wanita bersurai hitam legam itu pun menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul lima tepat; artinya kurang lebih tiga jam dirinya tertidur di kasur dengan seprei berwarna gelap itu. menyibakkan selimut yang membalutnya, dira keluar dari kamar jeno sembari mengikuti suara percakapan yang entah bersumber dari mana.

"udah bangun sayang?"

wanita itu menoleh, mendapati tante lina yang tersenyum kearahnya sementara jeno melirik dira sesaat sebelum akhirnya kembali memakan makanannya.

"i—iya mi,"

"duduk dulu sini!" ajak wanita paruh baya tersebut. dirinya duduk di kursi yang membuatnya berhadapan langsung dengan jeno, lalu menerima uluran gelas berisikan teh hangat yang baru dituang oleh tante lina.

"kapan sampe disini, nak?" tanya beliau, terlihat excited mengingat sudah lama tidak bertemu dengan teman dekat dari anak semata wayangnya itu.

"seminggu yang lalu, mi."

tante lina mengangguk, "jeno kemarin cerita juga katanya kamu kerja di jakarta. kalau gitu gak bisa lama-lama disini, dong?"

"iya, besok udah harus balik—"

"eh?!" baik dira maupun tante lina menoleh, mendapati jeno yang matanya membulat; kaget sekaligus bingung mendengar informasi dadakan dari wanita di hadapannya. "cepet banget, dir?"

"dikasihnya seminggu doang, no." balas dira sembari mengerucutkan bibirnya. "harus ngurus pindahan ke acara baru juga—"

"dira makan disini ya kalau gitu!" ucap tante, sudah siap untuk mengambil piring.

"gak usah mi, ngerepotin—"

kini jeno yang memotong ucapannya, "gak ngerepotin kok,"

dira hanya bisa mengangguk pasrah. mau menolak pun rasanya sia-sia karena pada akhirnya akan tetap kalah jika sudah maksa-memaksa seperti ini. sepiring nasi dengan lauk ayam bakar tersaji di depannya, membuat dira bergumam kata 'terima kasih' kepada wanita paruh baya yang biasa ia panggil mami tersebut.

"mami engga makan juga?"

"sudah makan kok tadi—kalau gitu, mami mau mandi dulu. baik-baik kalian!" kata mami sembari berlalu, meninggalkan jeno yang masih asyik dengan makanannya dan dira yang mengangguk kaku.

dengan jeno lagi, pikirnya. mencoba untuk terlihat tenang, dira pun memakan hidangan dihadapannya tanpa memperdulikan jeno yang kini secara terang-terangan menatapnya.

"lo beneran balik besok?"

dira mengangguk, "iya, jam sepuluh."

"naik apa? sama siapa?" lagi-lagi jeno bertanya.

"kereta. sendiri—"

"hah? sendiri banget apa dir?"

"iya lah emang sama siapa lagi?" balas dira, menatap jeno yang membulatkan matanya lucu. menggemaskan, pikir wanita itu.

"ya sama haechan gitu...atau renjun?"

"engga, lah. gue juga gak tau mereka balik ke jakarta kapan."

love again // jeno nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang