6. Gue Cewek Kuat

23 6 7
                                    

Aku tau jika adanya diriku dalam hidupmu hanya menjadi bencana, tapi percayalah jika adanya dirimu dalam hidupku adalah sebuah cahaya.
.
.
.
Rafael Bramastel

Setelah pulang sekolah, Adel tak langsung menuju rumah, gadis itu memilih untuk singgah sebentar ke cafe yang ada di dekat SMA nya lantaran disuruh oleh Rafa.

Sebenarnya Adel sangat malas jika harus disuruh seperti ini, mana hujan lagi, saat ini ia ingin sekali tidur dirumah. Huh, tapi si sialan Rafa tak pernah membiarkan hal itu terjadi.

"Ada perlu apa lo nyuruh gue kesini?" Tanya Adel.

"Apa alasan lo ngebenci Jessica?" Rafa bertanya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Adel mendengus kesal, seharusnya ia tidak kesini jika harus mendapatkan pertanyaan tidak penting dari Rafa.

"Urusan lo nanya itu apa?" Adel tidak menjawab, gadis itu malah bertanya balik.

"Dia cewek gue"

Cukup. Satu kalimat itu sudah cukup membuat luka di hati Adel. Walaupun kalimat itu berhasil menusuk hatinya dengan pelan, Adel tetap menampilkan raut wajah flat.

Adel tersenyum tipis. "Gue tau"

"Berhenti buat nyakitin dia"

Adel mendongak, menatap wajah Rafa yang sama sekali tidak menatapnya.

Sial!! Kenapa gue jadi pengen nangis ujar Adel dalam hati.

"Itu urusan gue"

Rafa berdecak sinis. "Iya. Itu urusan lo yang udah nyakitin cewek gue"

Adel menghela napas gusar, berusaha untuk tetap dalam mode baik-baik saja yang tidak sesuai dengan hatinya.

"Sakit dia gak sebanding sama perasaan gue sekarang raf..."

Adel menatap Rafa sinis. "Lo tau kenapa gue benci Jessica? Alasan gue cuma satu, gue gak pengen dia nyesel" ujar Adel lalu pergi keluar dari kafe tersebut.

Rafa tak mengerti apa yang di ucapkan Adel.

Menyesal? Apa maksudnya?

Saat dia berdiri di depan pintu kafe, ada seseorang yang dengan sengaja menyodorkan jaket kearah Adel.

Adel menoleh. "Nih pakek, kayak nya lo bakalan butuh daripada gue" ujar seseorang itu.

Adel mengambil jaket Jeko dengan kasar, gadis itu lalu berlari menembus derasnya hujan Jakarta sore hari.

Tak apa, Adel menyukai hujan karena hujan bisa menyembunyikan air mata seseorang. Jadi, Adel tak perlu harus pura-pura lagi untuk menjadi kuat, sebab dirinya sudah dibantu oleh sang hujan.

"Dasar Rafa brengsek" gumam Adel dalam.

"Rafa brengsek, nyebelin, suka bikin emosi, tukang PHP" untung jalanan sepi, jika tidak, orang-orang akan menyamakan Adel dengab Orang gila.

"Jangan nangis, gue gak suka"

"Dia cewek gue"

ME-US&ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang