8. Dia Pindah

22 6 8
                                    

Persetan sama mantan, bawaanya pengen di sleding mulu.
.
.
.
Atasya Widya Ayu.

Tasya segera mengantri, disusul dengan Adel yang sedang menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari tempat duduk.

Setelah dirasa sudah selesai, kini Adel dan Tasya menyantap makanan mereka masing-masing dengan nikmat. Sampai suara seseorang mengalihkan perhatian mereka, bahkan seluruh murid yang berada di kantin khusus kelas 12.

"ADEL"

Ck, masalah apalagi ini tuhan? Capek deh, orang cantik banyak ujiannya ternyata. Batin Adel.

"Iya?" Adel menatap santai orang yang ada di depannya ini, tanpa secuil rasa takut.

"Lo apain Jessica?"

Bisa kalian tebak siapa pemilik suara itu kan. Adel sebenarnya sudah tau jika ini akan terjadi, namun salahkan saja Jessica karena tidak menurut saat Adel menyuruhnya pergi.

Adel pura-pura seolah sedang berpikir. "Gue apain ya raf? Kayaknya gue cuma main-main dikit deh sama dia. Kenapa emang?"

"Lo tau nggak, akibat perbuatan keji yang lo lakuin ke Jessica, dia sampe masuk rumah sakit, lo bego atau gimana sih hah?"

Gadis itu terdiam. Jessica masuk rumah sakit? Separah itukah dirinya memperlakukan Jessica tadi? Hm, ia jadi bingung sendiri.

Jessica yang lemah?.

Atau Adel yang sudah keterlaluan?.

"Masuk rumah sakit doang? Gue kira udah dimakamin" ucapan Adel mampu membuat emosi Rafa tersulut seketika, huh, kenapa Rafa mau saat disuruh Jessica untuk memacari wanita jelmaan setan seperti Adel?

Jika saja Rafa bisa menolak, pasti akan ia lakukan dari dulu.

"ADEL, jaga bicara lo itu ya, gue gak suka"

Adel menaruh sendok dan garpunya dengan kasar ke meja, lalu dengan segera membalas tatapan tajam dari Rafa. "Mau lo suka atau enggak, gue tetep gak peduli raf"

"Dan ya, Jessica nya aja yang terlalu lemah. Baru juga dijambak sama di tarik, gitu aja kok masuk rumah sakit"

"Padahal tadi gue mau nungguin dia pulang dari rumah sakit sambil ngebawa nisan--"

Plak!!

Adel merasakan panas yang menjalar pada pipinya yang bagian kanan. Rafa menamparnya. Tidak salah lagi, pasti cowok itu yang menamparnya.

Satu tetes, cairan bening berhasil keluar dari pelupuk mata Adel. Jujur, Adel sangat kecewa dengan Rafa, ditampar oleh seseorang yang sangat kita cintai itu rasanya sakit.

Betapa malunya Adel saat ini, dijadikan tontonan oleh seluruh isi kantin. Sebenarnya Tasya sudah berusaha mengajak Adel pergi, namun gadis itu tetep kekeuh ingin menyelesaikan masalahnya saat ini.

Bukannya kelar, malah tambah ruwet.

Adel memberanikan diri untuk menatap Mata Rafa, memandangnya lekat, dan... benar, tidak ada kebohongan di mata Rafa. Adel belum sepenuhnya percaya jika Rafa memang mencintai Jessica.

ME-US&ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang