18. Suara Malam

22 8 5
                                    

Bunga layu di rawa-rawa, i love you buat yang baca(eaaaaa)
.
.
.
Kenandra Sebastian

Song : Halu-Feby Putri

Angin malam berhembus pelan, menerpa kulit seorang gadis yang kini tengah duduk di balkon kamarnya dengan membawa sebuah gitar dan di temani oleh sang sahabat.

Senyumanmu...
Yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh...

Suara yang indah dengan iringan gitar itu tampak menemani sang gadis dalam bernyanyi.

Sekarang aku pun sadari..
Semua hanya mimpiku yang berkhayal akan bisa bersamamu...

"Gila del. Lo pake lagu ini aja deh buat pentas lusa" ujar Tasya dengan exited. Adel hanya tersenyum tipis sebagai respon.

Adel suka lagu itu. Tapi tak bisa jika harus menyanyikannya secara terang-terangan, baginya lagu itu mempunyai arti tersendiri tentang hidupnya. Tentang senyum yang perlahan punah. Dan tentang suatu angan yang entah kapan akan menjadi nyata.

"Btw gue mau balik" pamit Tasya kepada Adel.

"Oke, tapi gue gak bisa nganterin sampe gerbang. Gak papa kan?" Tasya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Setelah kepergian Tasya, kini di susul dengan kedatangan Rafa yang entah kenapa tiba-tiba sudah berada di balkon kamar Adel. "Lo?"

"Seharian ini lo ngehindar dari gue loh del, kenapa?" Kata Rafa dengan mata yang menatap Adel lekat.

Rafa baru sadar jika ternyata dirinya sudah menaruh hati pada Adel, entah sejak kapan itu. Terbukti dengan adanya rasa  kehilang saat Adel tak bersamanya.

Namun sayang, gadis itu selalu menyangkal perasaan Rafa yang akhir-akhir ini menghangat kepadanya karena suruhan Jessica. GOOD.

"Gue udah bilang!! Jauhin gue Raf! Lo gak ngerti atau gimana huh?"

Rafa maju selangkah, mendekatkan tubuhnya kepada Adel. "Kalo gue gak bisa?"

Adel terdiam, meresapi  apa yang   baru saja di  ucapkan oleh Rafa. Bukannya Rafa tidak menyukainya? Tapi  dengan tiba-tiba cowok itu seakan-akan tidak ingin lepas darinya.

"Kalo lo gak bisa. Biar gue aja yang ngejauh" ujar Adel sinis.  "Lagian, lo ngelakuin ini pasti karena paksaan dari Jessica kan?"

"Kalo gue bilang enggak, lo bakal percaya?"

Adel terdiam.

Benar juga yang dikatakan Rafa, ah... jujur saja. Adel sangat ingin sekali percaya dengan Rafa. Tapi ia terlalu takut jika nanti Rafa akan membodohinya dengan suruhan Jessica.

Adel menghembuskan nafasnya pelan. "Pulang raf!!"

"Gak mau"

"Bokap gue galak"

"It's oke"

"Bokap gue punya senjata tajem"

"No problem"

"Bokap gue susah nerima orang baru"

ME-US&ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang