16. Beb

20 6 0
                                    

Tak bisa kah aku masuk ke dalam hatimu? Setidaknya beri aku sedikit saja ruang disana.
.
.
.
Jessica Kandita Ocean

"Del?"

"Adel!"

"Kok gue di cuekin sih?"

"Marah ya lo?"

"Dih, ngambekan"

Adel sedari tadi hanya diam, mati-matian dia menahan diri agar tidak mencakar wajah tampan milik Rafa. Tapi Rafa malah membuat gadis itu semakin emosi.

"Salting ya lo ketemu gue?" Goda Rafa sambil menaik turunkan alisnya, membuat Adel ingin sekali muntah di hadapan cowok itu.

"PD lo ketinggian, turunin dikit" ujar Adel.

"Gak bisa del, gimana dong?"

"Yaudah, diem aja! Jangan bikin gue tambah emosi"

"Lo PMS?"

"Kalo iya kenapa? Mau gue gampar lo sekalian?"

Rafa mengedikan bahunya acuh, tangan kanannya memegang setir, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memutar radio agar suasana di mobil tidak terlalu hening.

Tuhan aku sedang jatuh cinta
Ku bingung harus bagaimana
Ingin hati nyatakan cinta
Ku takut dia ada yang punya

Tuhan tolong-tolong bantu aku
Ketuk pintu hatinya
Aku han--

Adel mematikan radio yang sempat terputar. "Bangsat, lagu nya ngewakilin hati banget" gumam gadis itu lirih.

Rafa tak mau ambil pusing dengan sifat pacarnya itu. Positif thinking saja, mungkin Adel sedang berusaha untuk menutupi ke saltingannya agar tak terlihat oleh Rafa.

Adel menoleh ke arah Rafa saat merasakan tangannya di genggam. "Jangan pegang-pegang"

"Kenapa emang?" Tanya Rafa namun tak kunjung melepaskan tautan tangannya dengan Adel.

"Ya pokoknya jangan pegang-pegang gue, bukan muhrim"

Rafa tersenyum jahil. "Oh, lo minta di muhrimin gitu? Ayo, hari ini juga gue siap bawa lo ke KUA"

Cowok itu tertawa kencang saat melihat wajah Adel yang tampak menahan kesal dan malu. Ia yakin jika di sini ada pisau, maka gadis itu tak segan-segan untuk merobek mulut Rafa.

Sedangkan Adel? Ia sibuk memikirkan apa yang terjadi dengan Rafa. Kemana hilangnya sifat cuek cowok itu? Tak biasanya Rafa seperti ini. Dan Adel merasakan bahwa Rafa sedikit hangat kepadanya kali ini.

Yah... semoga cowok itu bisa mempertahankan sifat hangat hanya untuknya. Bukan untuk yang lain terutama Jessica.

"Udah sampai rumah nih, lo gak mau turun?"

Gadis itu tersentak dari lamunannya, lalu segera mengambil tasnya yang ia taruh di kursi belakang, membuka pintu mobil secara kasar, lalu keluar tanpa mengucapkan apapun kepada Rafa.

ME-US&ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang