10. Overdosis

19 6 2
                                    

Ada ataupun gak ada, lo tetep gak peduliin
gue kan?
.
.
.
Adelia Kartika Ocean.

Adel berjalan di tengah lapangan basket ingin menuju ke UKS karena kepalanya terasa sakit, ia ingin beristirahat di sana. Tadi dia habis dari kantin dan meminum obat pereda rasa sakit, tapi sakitnya tak kunjung reda.

Byuur.

Adel terpaku, wajahnya mendongak keatas, di sana Maya dan teman-temannya yang lain tampak tertawa. Mereka bahagia saat melihat tubuh Adel yang basah kuyup.

Sungguh, jika kepalanya tidak sakit sekarang, Adel akan membalas perbuatan mereka berlima. Namun Adel tidak mampu, ia hanya menghela napas berulang kali.

Tubuhnya bergetar menandakan dia kedinginan. Menyedihkan sekali. Dan Adel tidak suka dengan keadaanya sekarang.

Beberapa orang yang berada disekitar sana hanya melihatnya saja. Tidak tau apakah mereka enggan membantu karena takut pada Adel atau karena tak memiliki hati nurani sebagai manusia.

Perlahan Adel mulai mencoba berjalan untuk menuju UKS. Berusaha menahan sakit di kepalanya. Dia harus terlihat kuat. Karena dia benci orang-orang yang lemah.

Namun belum sampai di UKS, ada sebuah jaket yang membungkus tubuhnya, lalu setelah itu dia merasa jika tubuhnya terangkat.

"Kalo lo nggak kuat kenapa masih tetep maksa buat jalan?" Kata Kenan dengan ketus. Ia menggendong Adel menuju UKS.

"Lo tau gue orangnya kek gimana ken" ujar Adel di sela-sela rasa pusingnya.

Kenan menghela napas gusar. "Tapi ya nggak gini juga del, lo bikin gue khawatir tau gak"

"Jangan bilang lo suka sama gue" tudung Adel dengan mata memicing ke arah Kenan yang sekarang tertawa terbahak-bahak karena pertanyaanya.

Gila nih bocah, kagak ada yang lucu, tapi kok ketawa.

"Lo itu lucu del, cantik, asik. Sayangnya gue gak suka sama lo"

Tapi udah cinta sama lo del lanjut Kenan dalam hati.

"Yaudah deh bagus kalo gitu, jangan suka sama gue"

"Kenapa emang?"

Adel berdecak sebal, ternyata Kenan belum tau tentang rumornya di sekolah ini. "Gue kaya akan haters"

"Hari gini masih mikirin haters"

Mereka berdua tertawa kecil di sepanjang koridor menuju UKS. Tak sedikit juga yang bingung akan kelakuan mereka berdua yang absurd, di tambah lagi Adel yang katanya sakit kepala sekarang malah terbahak-bahak dengan suara yang lumayan keras.

Tapi itu semua terhenti kala Rafa menghadang  jalan mereka berdua. "Turunin Adel"

"Dih, siapa lo? Selebgram?"

Pletak.

Adel menjitak jidat Kenan, membuat sang empu meringis kesakitan. Salah siapa tidak bisa diajak untuk serius.

"Gak usah banyak tanya, turunin Adel sekarang" perintah Rafa dengan ketus.

Kenan masih menggendong Adel, mungkin bermain-main sedikit dengan Rafa akan membuat dia terhibur, pikirnya.

ME-US&ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang