06

11 3 0
                                    

Pagi yang cerah sedang diselimuti awan, langit berwarna biru terang sedang membentang luas keseluruh penjuru dunia warna itulah yang selalu menjadi kebahagiaan orang-orang terutama kepada Dara.

Hari ini ia berangkat bersama dengan papa dan adiknya, mereka terlebih dahulu mengantarkan El kesekolah karena arahan yang sesuai rute, setelah itu bergantian mengantar Dara ke sekolahnya. El sudah di bawakan bekal oleh Dara, yang sudah ia masakkan sendiri, begitu pula dengan papa yang sama sudah di bekali sekotak nasi goreng khas buatannya.

"Hati-hati di sekolah El, belajar yang benar" pesan Dara saat El hendak membuka pintu mobilnya. "Siap Kak Dara" jawab El seraya menirukan gerakan tangan orang yang sedang menghormat. Tak lupa El menyiumin punggung tangan kakak dan papanya itu yang kemudian mengucap salam sebelum benar-benar keluar dari mobil. Pintu mobil sudah kembali ditutup, mereka melambai kearah El, el pun membalas lambaian itu dan kemudian berbalik arah untuk memasuki sekolah.

Setibanya di sekolah Dara, Dara pun melakukan hal sama yang di lakukan El, tak lupa mengucapkan salam untuk mendapat restu belajar. Setelah itu Dara berbalik arah menghadap gerbang sekolah yang tinggi menjulang itu, ia pun melangkah masuk kedalam sekolah.

Suara mesin motor kembali terdengar, kali ini bukan dari geng BlodyKill melainkan suara motor anak Black Valgos yng sedang memasuki area parkiran sekolah. Semua di buat bising oleh mesin motor mereka di tambah dengan teriakan riuh tak jelas yang terus terdengar. Hal tersebut tak membuat Dara menegok bahkan meliriknya sekalipun, ia memilih untuk tidak memperdulikan orang-orang aneh itu dan tetap terus berjalan melangkah menuju kelas.

"Astaga anak-anak BV pada cakep-cakep kalau make motor ditambah balutan jaket lambang resmi mereka, yampun! Pengen jadi salah satu pacar dari mereka!" begitulah bisikan yang Dara dengar saat memasuki koridor kelas.

Dara yang mendengar itu bergidik ngeri sekaligus ingin menampilkan ekspresi muntah terhadap gosipan anak murid yang lewat. Apa bagusnya sebuah geng yang hanya dibuat untuk tawuran saja? Sangat rendahan.

Sesampainya di kelas, Dara segera duduk, dan meletakkan tasnya di atas meja. Ia membuka buku pelajaran MTK untuk melihat materi 2 hari yang lalu. Ia mencatat banyak sekali rumus yang pada setiap rumus ia kasih dengan tinta warna yang berbeda sehingga memudahkannya dalam belajar.

Selang beberapa detik, Maya datang bersama Lia. Mereka pun segera menghampiri bangkunya.

"Udah baikan Yak?" tanya Dara.

"Udah kok Ra, kemaren kurang istirahat aja makanya lemes," terang Lia.

"Jangan banyak gerak ya, takutnya ngdrop lagi nanti," pesan Dara.

"Ih malahan gue mau kelahi Ra, sama cewek yang nampar lo kemeren spa tu namanya gue lupa,"

"Viola" Timpal Maya dengan males untuk menyebutkan nama cewek annabel itu.

"Nah iya itu muka menor sok belagu," ejeknya.

"Lo ngasi tau ke Lia, May?" tanya Dara.

"Hehehe iya lah kita ini sahabat ga boleh ada rahasia di antara kita," ujar Maya.

"Terharu gue dengar Maya ngomong begitu," Kata Dara.

"Gue juga Ra, kayaknya Lia lagi kesambet setan bijak" timpal Lia.

"Ya hina aja gue sepuas kalian, asalkan kalian bahagia," balas Maya dengan nada yang sangat dramatis sehingga Lia dan Dara yang mendengarnya ingin muntah tekikik geli.

...

Saat ini Raja tak ingin membuka kedua matanya, karena ia telah berada di dunia mimpi yang menyenangkan, namun naas smua mimpinya di kacaukan oleh teriakan papanya yang mengancam bakal menyeretnya keluar dari kamar.

Dengan berat hati Raja membuka kedua matanya, berkali-kali mengerjap untuk menfokuskan cahaya yang masuk. Ia perlahan berdiri melangkah ke arah kamar mandi. Setelah siap dengan seragam sekolahnya Raja turun untuk ikut bergabung dalam sarapan pagi.

Disana ada, Ghea, mamanya, dan papanya. "Kemaren kamu kelahi lagi?" tanya Papanya saat Raja beranjak duduk di kursi makan.

"Tanyai aja ke sepupu jauh papa itu," jawab Raja dengan datar.

"Papa ga akan nolongi kamu, jika kamu di bawa ke kantor polisi," Perkataan tersebut membuat Raja mengepalkan tangannya dan segera ingin segera pergi dari sana.

"Udah sayang jangan dengari kata Papa, kamu lanjut makan aja," bela bunda ke anak sulungnya itu.

"Belain aja terus anak mu itu, sampai jadi anak yang manja!" bentak Papa.

Merasa muak dengan ocehan papanya yang selalu mencelanya, Raja segera bangkit dari kursi meja makan dan bergegas pergi meninggalkan papanya itu, tak lupa ia menyium kening Ghea dan punggung tangan mamanya. Namun kali ini Raja mengabaikan untuk mencium tangan papanya.

"Dasar ga tau sopan santun!"

Raja segera menaiki motor gedenya yang berwarna hitam itu, ia segera memacu kencang mtornya ke jalan raya, meninggalkan suasana rumah yang membuatnya muak berduduk lama disana.

Di perjalananan ia berpas-pasan dengan anak buahnya, sehingga mereka pun bermotoran beriringan menuju sekolah. Tak luput Raja di posisi paling depan.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah karena notabenya mereka juga seorang pembalap jadi mereka bisa sampai di sekolah dengan cepat dan juga selamat tentunya.

Raja yng duluan memimpin masuk pun sudah memasuki area parkiran sekolah. Ia memarkirkan motor hitam gedenya di tengah-tengah kemudian disusul dengan anggotanya yang lain.

Saat melepas helm pandangan pertama Raja jatuh pada gadis berambut hitam kecoklatan yang terurai, menggunakan tas berwarna hitam dan menampilkan gantungan pom-pom peach yang lucu. Membuatnya tak berkedip sedikitpun.

Namun akhirnya sebuah panggilan membuyarkan pandangannya itu. Teman-teman yang mengajaknya segera cabut dari area parkiran.

"Kenapa lo Ja?" tanya Rayhan.
Namun Raja tidak meresponnya, ia memilih untuk diam tak mengeluarkan satu kata pun.

RAJADARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang