07

11 2 0
                                    

Hari ini kelas Raja sedang berolahraga, dengan materi andalan Basket. Dari sd sampai sekarang materi olahraga tak pernah luput jauh-jauh dari dunia perbasketan.
Untungnya olahraga ini sangat di gemari oleh Raja dan anggota, kalau tidak mungkin saja mereka sudah pergi meninggalkan pelajaran itu.

Untuk membuat semuanya menjadi menarik, pak Rudi pun membuat sebuah pertandingan basket antara kelas 12 dengan kelas 11 yang kebetulan juga di jam olahraga yang sama.

Pak Rudi memilih 5 orang pemain inti dan 7 cadangan, di antara lain ada Raja yang menjadi pemain inti. Mulailah di lemparkan sebuah bola yang dimana akan menjadi sebuah rebutan antar kedua tim itu. Yang mendapatkannya ialah Raja sehingga mereka bisa melakukan penyerangan pertama pada adek kelasnya.

Rayhan dengan cepat mulai mendribling bola dan melewati semua musuhny itu, sampai pada wilayah treepoint ia mengopernya ke arah Raja. Raja yang mendapat operan dari Rayhan pun segera menshoot bola tersebut agar mencetak point. Tentu saja dengan gampangnya bola itu berputar di ring dan pada akhirnya masuk kedalamnya 3 point untuk kelas Raja.

Saatnya kelas 11 yang akan memulainya. Tak kalah hebat dari anak 12 kelas 11 mampu mencetak point 2 kali lebih unggul di banding kakak kelasnya itu. Sampai akhirnya ada bola yang keluar dari lapangan dan mengenai keras, kepala orang yang jadi sasaran lambungan bola tersebut. Semua berhamburan menuju orang yang terkena bola tersebut.

"Lo gak papa?" tanya Rayhan ke orang itu. "Gak papa ko cuman puyeng aja, tapi okey" jawabnya. Bola tersebut ternyata mengenai kepala Maya yang sedang melintas menuju koperasi sekolah. "Gue anter ke UKS ya" tawar Rayhan. "Ga usah ga usah, gue ga papa kok serius" tolak Maya yang kemudian segera pergi melangkah ketujuannya.

"Maya!" panggil Dara.

"Lo gak papa?" tanyanya.

"Its okey, no problem"

"Hati-hati dong May kalau jalan"

"Iya iya bawel"

Lagi-lagi Dara di perhatikan oleh Raja dari kejauhan, cowok itu terus memandanginya tanpa kedip."Suka lo sama Dara?"pertanyaan tersebut langsung membuyarkan pandangan Raja terhadap Dara. Orang itu Firman yang tengah berdiri di samping Raja

Raja pun segera pergi kesisi lain meninggalkan Firman," Deo..Deo" Firman menggeleng pelan kepalanya menanggapi sikap Raja yang begitu dingin dan tak mau terbuka.

Entah apa yang terjadi terhadap Raja akhir-akhir ini, ia selalu saja memperhatikan gadis itu tanpa disuruh. Rasa ingin mengenalinya lebih dalam pun mulai bergejolak. Apakah mungkin Raja termakan pesona seorang Dara?

...

Saat ini Dara sedang berada di perpustakaan, ia di suruh oleh Bu Fitri untuk mengambil beberapa buku yang ada disana. "Aduh yang mana aja sih ini" grutu Dara pada dirinya sendiri.

Ia membawa 5 buku paket yang tebalnya tak main-main sehingga membuat wajahnya tenggelam oleh buku-buku itu. Dara mulai melangkah kembali ke dalam kelas namun tak sengaja ia menabrak seseorang yang mengakibatkan buku-buku tersebut berhamburan di seluruh lantai di tambah dengan kertas-kertas yang ikut berterbangan kemana-mana. Bokong Dara pun menjadi sasaran keras mengenai lantai itu, ia sedikit meringis kesakitan sembari mengelus-elus bokongnya tersebut.

"Lagian lihat pake mata" kata orang itu dengan aura dinginnya Dara pun mendanga ke atas untuk melihat seseorang yang telah ia tabrak tadi.

"Aduh maaf ya gue ga sengaja, ga kelihatan jalannya soalnya," Dara meminta maaf ke cowok itu. Dan lagi-lagi cowok itu pergi begitu saja tanpa membantu Dara bangkit dan mengumpulkan buku dan kertas yang telah berjatuhan tadi. Dara mendengus kesal kepada cowok itu, di mana hati nurani dan rasa kasiannya dirinya lagi pula tadi bukan sepenuhnya salah Dara yang tak melihat jalan, ia sudah berkali mengucap kan permisi setiap kali berjalan.
Ah! lupakan mungkin saja dia bukan manusia yang memiliki rasa kasian dan hati nurani.

Dara pun segera mengumpulkan semua kertas dan buku-buku yang berhamburan, ia susun sebaik mungkin agar terlihat tidak terjadi apa apa, kemudian setelah itu ia melangkah kembali menuju kelas.

"Kesel banget gue sama Deo" grutu Dara saat bu Fitri berjalan keluar meninggalkan kelas.

"Kenapa Ra?" tanya Lia dan Maya berbarengan.

"Tadi pas abis dari perpus gue ga sengaja nabrak dia, ya gue minta maaf karna gue ngaku gue salah. Eh bukannya ada inisiatif nolongi gue malah nyelonong pergi gitu aja," jelas Dara sembari memasang wajah yang begitu sebalnya.

"Ya elah Ra, jangan sebal-sebal entar bisa suka" goda Lia.

Rasanya bohong jika tidak ada yng menyukai cowok famous itu selain tampan ia juga cerdas namun semua itu tertutupi oleh sikapnya yang terlalu cuek dan dingin sehingga seorang yang mengejarnya pun harus berhenti di tengah jalan karena alasan tak sanggup untuk meruntuhkan dinding es tersebut.

"Gimana kita main ToD an?" usul Lia.
"Keknya asik tuh" seru Maya
"Gimana Ra?"
"Ayo"

Mereka pun bermain ToDan cukup lama untuk menemukan orang yang kalah, dan bakal menerima sebuah hadiah atau bakal hukuman?
Saat ini Maya terlihat lebih unggul dari kedua, bisa di pastikan ia pasti bakal lulus dari hukuman ini. Di susul oleh Lia yang juga tak kalah tinggi poinnya dalam game. Yang terakhir ada Dara yang pastikan kalah.

"Lo kalah Ra!" seru Maya.
"Iyaa Ra lo pilih truth or dare?" tanya Lia.

"Dare aja ra lebih menantang," usul Maya.

"Ye suka-suka Dara dong lo kok ngasut" semprot Lia. Maya pun mendengus kesal saat mendapatkan semprot dari Lia.

"Dare" jawab Dara singkat.

Lia dan Maya berlempar pandangan saling menatap, serasa memiliki tujuan yang sama.

"Kok diem?"

"Eh... Iyaa dari gue ya, gue minta lo dekatin Deo selama 2 minggu ga terima penolakan," kata Maya yang dapat respon ngangakan dari Dara.

"Kalau gue si Ra, ga susah-susah amet kayak Maya. Cukup lo buat Deo jatuh cinta itu aja" lanjut Lia.

Dara yang awalnya tak percaya pun sekarang benar-benar tidak percaya terhadap tantangan yang di berikan kedua sahabatnya itu.

"Lo berdua gila? Gue ketemu Deo 3 kali aja udah males lah ini tantangnnya pake ada acara buat Deo jatuh cinta, Fix kalian ga waras!" cerocos Dara yang tak terima tantangan dari kedua sahabatnnya.

"Di coba dulu atuh neng Dara ayolah" bujuk Maya.

"Ga!" tolak Dara mentah-mentah

"Ga asik lo mah!"
"Iya ga asik dara"

Kemudian Dara berfikir sejenak mencoba untuk berfikir tentang resiko yang akan dia dapat jika ingin menjadi lebih dekat dengan Deo

RAJADARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang