14

7 1 0
                                    

Setelah selesai mengganti baju Dara kembali menghampiri El karna telah berjanji menceritakan semua tentang Deo di sekolah.

"Buruan kak El mau denger!" seru El tak sabaran.

"Ya ampun kayak penting aja ini"

"Jadi kak Deo kalau di sekolah itu ga seramah tadi, dia bahkan bersikap cuek ke kakak. Awalnya kakak ga ada niatan mau kenal sama kak Deo tapi gegara kedua sahabat kak Dara, Maya dan Lia yang kasih tantangan pas kak Dara kalah ToD ya jadi begitu deh" jelas Dara.

"El bakal ngedukung kak Dara sama kak Deo!" seru El lagi.

"Ih kok dukung? Memangnya timnas di dukung-dukung?" kekeh Dara.

"Engga kak, pandangan El pas pertama kali lihat kak Deo itu beda banget tau!"

"Oh iya? Kok kamu bisa lihat pandangan-pandangan begitu hayoo?"

"El juga udh gede kak Dara bisa ngerasain begitu"

"Masa si udah gede? Tapi tetap aja manja" potong Dara.

"Dih kak Dara mah ngalihin pembicaraan terus,"

Lagi-lagi Dara terkekeh melihat tingkah adiknya itu yang selalu kalah debat dengannya.

"Oiya tadi kamu dapet salam dari Ghea" ingat Dara.

"Ghea itu siapa?" tanya El bingung.

"Ghea itu adiknya kak Deo, dia cantik manis putih gituu" puji Dara.

"Tapi lebih gantengan aku pasti kak" cetus El.

"Iyaa El paling ganteng sejagad raya, tapi boong yaaahhh" canda Dara.

"Ga lucu kak"

Beralih ke Raja yang kini telah merebahkan badannya di kasur berukuran king size.
Perlahan ia memejamkann kedua matanya masih memikirkan tentang Dara dan ucapan teman-temannya.

"Bang idan, mauu masuk boleh?" tanya Ghea yang sedang mengetuk kamar Raja.

"Masuk aja, ga abang kunci"

"Bnggg, Ghea suka sama Ka Jia" ucap Ghea to the point

"Maksudnya suka?" tanya Raja bingung.

"Iyaaa sukaa gitu, kak Jia juga cantik baik, lamah lagi" puji Ghea.

"Masa si?" tanya Raja dengan nada menggoda.

"Iya bangg, Ghe setuju kalo kak Jia jadi pacal bang idan"

"Eh anak kecil udh tau pacar-pacaran, tidur gih besok telat lagi masuk sekolahnya" potong Raja dengan cepat serta mengalihkan topik pembicaraan

"Ih bang idan mahh, Ghea mau tidul sama bang Idan"

"Ghea kan udah besar punya kamar sendiri kasian lo nanti kamarnya nngis ga di tempati" bujuk Raja.

"Ih tadi bilangi Ghea masi kecil sekarang bilangi Ghea lagi udah besal yang benel yang mana?" tanya Ghea pusing.

"Eummm dua-duanya ya udah Ghea tidur yaa" pinta Raja.

"Ghea mau tidul sama bang idan titik!" rengek Ghea ia masih bersikeras untuk bisa tidur dengan Raja. Raja yang tahu mengapa Ghea seperti ini pun mulai mengalah ia memperbolehkan adiknya itu tidut dengannya malam ini.

"Ya udah iyaa sini sini"

...

Hari ini hari yang berbeda dari biasanya bagi Dara, ia merasa sedikit lebih ceria dari biasanya, apakah itu efek dri kejadian kemaren? Ah tidak tidak.

"Kata El, kemaren ada cowok kesini ya?" tanya papa yang sudah duduk di meja makan.

Dara yang di tanya pun sontak kaget, karena adiknya yang bercerita pasti akan di lebih-lebihkan olehnya.

"Iya pa, teman Dara" jawab Dara.

"Mau jadi pacar kak Dara tuh pa." timpal El yang baru sampai di meja makan.

"Ih El, bisa-bisanya kamu ya!" geram Dara.

El yang melihat kakaknya geram itupun tertawa karena berhasil mengejeknya.

"Wahh yang mana tuh orangnya kalau papa boleh tau," ujar Papa.

"Eum nanti papa bakal tau sendiri" jawab Dara.

Kini telah beralih Dara yang sudah tiba di sekolah, ia mulai berjalan memasuki koridor kelasnya, ditengah jalan ia bertemu dengan Leon yang kebetulan juga baru saja tiba.

"Hai Dara!" sapa Leon.

"Oh haii" balas Dara dengan senyuman.

"Gimana lo sama Raja?" tanya Leon.

"Ya begitu-gitu, udah deh jan di bahas dulu, gue dluan ke kelas ya Yon, byee!" pamit Dara yang kemudian berjalan lebih dahulu meninggalkan Leon.

Leon yang melihatnya menatap dengan aneh akan tingkah Dara.

"Eh Dara udah nyampe juga lu," sosor Maya.

"Tumben dah masuk acaranya cuman sehari aja?" tanya Dara.

"Engga sih acaranya tuh 3 hari, tapi karena gue ingin melihat perkembangan lo dengan Deo jadi gue maksa-maksain buat pulang. Hebatkan perjuangan gue," ujar Maya dengan bangga.

"Dih ya ampun lo mah Gue sama Deo tu bukan masalah penting May. Sampai-sampai lo pulang dari acara sepupu lo" Dara yang mendengar alasan Maya itupun tak menyangka sahabatnya akan melakukan hal konyol yang sama sekali tidak berfaedah.

"Ya apa boleh buat, sekarang gue udah masuk juga. Ga usah di urusin lagi," titah Maya.

"Haii guys! Guee dateng!!" seru Lia dengan suara melengking andalannya.

"Aduh berisik tau!" cibir Maya.

"Hehe mangap-mangap, btw tumben lu dah masuk May?" tanya Lia.

"Demi melihat perkembangan hubungan Dara dengan Deo"

"Wah! Gue salut sama lo May salut benehh!" puji Lia smbil menepuk pundak kanan Lia.

"Kalian berdua gila!" sungut Dara.

ΠΠΠ

Saat ini Dara, Maya, dan Lia sedang berada di kantin, mereka sesekali tertawa ngakak karena cerita dari Maya yang tak pernah henti membuat orang yang mendengarnya ikut tertawa juga.

"Oiyaa May, kemaren tuh yaa Deo curiga sama dalang dari teroran penghapus itu, bahkan dia sampai ngumumin di ruang informasi." jelas Lia sembari menyuapkan pentol bakso ke mulutnya.

"Serius lu? Terus gimana?" tanya Maya yang sedikit kaget.

"Ya jadi gue berhenti dulu neror dia pake penghapus smpe suasannya tenang," timpal Dara sambil menyusrup thai tea minumannya

"Gue udah nyaranin ganti teroran aja, tapi Dara bilang yang ada makin duar nantinya."

"Hmm, iya juga sih ya udah kita tunggu aja sampai tenang," usul Maya.

"Oiya satu lagi, kemaren gue balik bareng Deo," akui Dara.

"WHAT! SERIUS LO?" kejut Lia dan Maya bersamaan sehingga membuat smua murid yang ada disana menatap ke arah meja mereka.

"Suttt! Lo berdua kalau kaget biasa aja bisa ga? Tuh lihat jdi pusat perhatian kan," kesal Dara sembari memijet pelipisnya yang pusing akan suara kedua sahabatnya itu.

"Ye maap, kita refleks. Terus pas balik lo di kemanain? Di anterin sampai pulang kan? Ga di tinggal di tengah jalan?" tanya Maya bertubi-tubi layaknya wartawan yang sedang mewawancarai korbannya.

"Astaga May, lo cocok banget pokoknya dah jadi wartawan gue udah request cita-cita lo oke,"

"Bodo amatin masalah request cita-cita, cepat jawab pertanyaaan gue!" sergah Maya yang tak sabaran mendengar jawaban sahabatnya itu.

RAJADARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang