08

13 2 0
                                    

Dara menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Ia pun menerima tantangan dari kedua sahabatnya itu. Maya dan Lia pun bersemangat mengatakan deal saat menjabat tangan dengan Dara.

...

Malam hari begitu indah bila di lihat dari luar balkon kamar, di tambah dengan adanya miliyaran bintang-bintang yang bertaburan di seluruh angkasa sedang menyinari bumi, menemani bulan agar ia tak sendirian memancarkan cahayanya.

Saat ini Dara tengah memandangi langit yang penuh dengan berbagai bintang. Bintang-bintang tersebut lalu ia sambungkan hingga menjadi sebuah rasi bintang. Ia pun kembali duduk ke sebuah ayunan gantung, memikirkan tantangan dari kedua sahabatnya.

Flasback on

"Tapi gimana caranya?" tanya Dara.

"Kalau kata nyokap gue si Ra, dia gunain cara sederhana tapi manjurr sumpah" kata Lia.

"Iyaa apa Liaa langsung to the point lah,"

"Lo kirimin aja dia penghapus." jawaban Lia sontak membuat Dara semakin terkejut bagaimana bisa seorang Raja membutuhkan sebuah penghapus? Dia mungkin saja bisa membeli sepabrik-pabriknya.

"Plislah Lia kalau ngasi ide itu yang bener," grutu Dara yang semakin lama semakin kesal dengan ide-ide aneh dari mereka berdua.

"Itu udah benar Dara, lo teror dia pakai penghapus jadi lo bakal berkali-kali kasi penghapus kedia bukan cuman sebiji doang"

"Maksud lo gue setiap pagi harus beli penghapus dulu gitu, buat dia?" tebak Dara.

"Yap pinternya Dara gue," timpal Maya.

Lia mengangguk menanggapi jawaban dari Dara" ya elah Ra, penghapus cuman seribu doang"

"Iya iyaa" dengan berat hati Dara mengiyakannya.

Flasback off

+++

Kamu harus mencoba meskipun tau semua akan gagal, tapi setidaknya dirimu tau lelahnya perjuangan.

Pagi hari Dara sudah terlihat rapi mengenakan seragam sekolahnya, ia pun kemudian pamit kepada papa dan adiknya karena hari ini akan berangkat sekolah dengan sahabtnya, Lia.

Lia pun sudah standby di depan pagar rumah Dara yang menjulang itu. Entah mengapa hari ini ia terlihat sangat bersemangat sekali mungkin karena tantangan yang kemaren ia berikan kepada Dara akan terlaksanakan mulai sekarang.

"Ngapai lo cengir cengir?" tanya Dara saat menghampiri Lia.

"Cengir aja ga boleh Ra?" kekeh Lia.

"Masi pagi Lia jangan kumat dulu" balas Dara yang kemudian membuat Lia mengerucutnya bibirnya.

"Tambah jelek lo" ejek Dara yang melihat Lia cemberut dari kaca sepion

"Ish!" decak Lia dengan kesal.

Dara pun terkekeh dapat membalas Lia hari ini.

Mereka berdua kini telah sampai di area parkiran sekolah. Dara bergegas segara turun dari mtor dan melepaskan helm. Karena ia tau jam-jam segini pasti geng besar itu tiba memasuki area parkiran.

"Jangan buru-buru amet Ra, semangat banget kayaknya bakal ngejalanin tantangan gue" goda Lia.

"Dih, ayo buruan!"

Lia pun segera menaruh helmnya di kaca sepion. Disini tempatnya sangat aman tidak ada yang namanya maling helm, jika ada pun mungkin sudah di babak belurin oleh ketua osis sekolah mereka.

Selang beberapa detik terdengar suara motor besar memasuki area parkiran, dan ya dugaan dari Dara itu benar. Seperti biasa motor mereka di pimpin oleh Raja yang berada paling depan, disusul dengan 68 siswa yang berada di belakangnya. Kalian bisa saja membayangkan itu masi separuh dari populasi mereka dan sisanya sengaja disuruh tidak usah ikut-ikutan dengan alasan, jalanan bakal penuh oleh anggota mereka dan parkiran juga akan menjadi sempit jika mereka datang.

"Eh Ra tunggu bentar," cegat Lia menghentikan langkah mereka berdua.

"Apalagi Lia?" tanya Dara sembari mencoba menahan emosi dipagi hari kalau tidak mungkin ia sudah meledak-ledak sedari tadi.

"Tuh Deo" ucapnya sambil menunjuk ke arah cowok berbadan tinggi menjulang dengan rambut berwarna hitam legam sedang berjalan di posisi paling depan di susul dengan siswa yang lain.

Semua sorot mata tertuju pada ketua geng dan juga kepada anggotanya dengan tatapan yang mempesona, mereka ingin berteriak histeris saat geng yang tersohor itu berjalan melewati setiap mereka yang berlalu.

"Mereka terpesona ngelihat ke gantengan gue" ujar Rayhan. Meskipun terlihat berwibawa di mata orang-orang, rayhan tetaplah rayhan yang notabenya suka ngelawak untuk hal-hal yang garing, meskipun garing tetap saja ada gelak tawa yang muncul dari mereka.

"Najis gue dengarnya," timpal Agam sembari memasang wajah yang mau muntah mendengar omongan sahabatnya itu.

"yee iri aja lo" celutuk Rayhan.

"Eh ada Dara tuh," kata Juna saat berjalan ke arah Dara dan Lia.

"Hai Dara!" sapa Juna ke mereka.

"Eh hai," balas Dara dengan senyum simpul.

"Dara aja ni yng di sapa gue ga?" Timpal Lia sembari melipat kedua tangnnya di depan dada.

"Eh hehehe hai Lia jangan galak-galak dong nanti ga ada yang suka," goda Juna.

"Dihh!"

"Lo Jun, masi pagi juga udah godain cewe-cewe" yang berbicara sekarang adalah Faro cowok yang tingginya sama dengan Raja.

"Makanya" timpal yang lainnya.

Semua teman-temannya pun pada menertawakan Juna, tapi Juna tidak menghiraukan mereka.

Lia menyikut lengan Dara sebagai kode tentang kehadiran Raja di depannya. Dara dengan gugup pun menyapa Raja " H..hai De!"
Sontak seluruh anggotanya langsung menggoda sang ketuanya itu. Raja yang awalnya menatap Dara pun segera beralih dan meninggalkan mereka semua.

"Yang tabah ya neng Dara, kalau suka sama Raja di perjuangin okey," ucap Septian lalu berlalu menyusul Raja.

"Tuh lo lihat sendiri es batu kan dia?"
adunya kepada Lia.

"Sabar Dara, ingat kata pepatah tembok es batu yang kuat dan kokoh lama-lama juga pasti akan mencair, dan gue minta lo harus percaya dengan itu," jawab Lia dengan kata-kata yang meyakinkan. Membuat Dara kembali membuang nafasnya secara kasar dan berlalu berjalan duluan menuju kelas.

"Ciee De, ada cewek yang dekatin lo tuh kali ini Dara lo harus coba buka hati De, gue kenal banget sama Dara orangnya cantik, baik, pinter, hatinya lembut pula. Ya Tuhan bagaikan bidadari dunia ini," kata Septian membayangkan kespesialan dari cewek yang bernama Dara itu.

"Kali ini gue setuju sama Septian bro," timpal Leon yang akhirnya membuka suara.

"Berisik lo pada klo lo berdua suka, ambil aja" ketus Raja dengan nada datarnya.

"Dih ni beruang kutub sok sokan banget dah. Awas lo mewek-mewek  pas Dara gue rebut" ejek Rayhan.

"Kesempatan tidak datang dua kali akang Raja" tambahnya.

Mereka tak mengetahui isi dari pikiran seorang Raja saat ini, hanya Raja dan dirinya saja lah yang tau.

RAJADARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang