12

8 1 0
                                    

Kini Dara dan Lia tengah berada di kantin, mereka sedang menggibah tentang cwe-cewe yang mengenakan seragam sekolah dengan sangat ketat di tambah dengan menornya bibir mereka.

"Kalau lo begitu ra mungkin udh gue buli di kelas" kata Lia sembari memakan es batu di gelas esnya.

"Yang ada gue di omelin bokap gue kalau gue begitu lagian body gue jugaa ga bagus-bagus amet, jadi insecure kalau begitu" jawab Dara.

"Jadi maksudnya pas body lo bagus lo mau begitu ra? Amit-amit ra ya ampun gue skip berteman sama lo," balas Lia sembil mengetuk pelan kepala dan ke meja dengan tangan.

"Dihh engga gituuu lol!, lo mah ga ngerti bahasa gue,"

"Kita hidup di Indonesia seharusnya lo pakai kosataka indonesia yang bagus Ra,"

"Udah ah lupain ganti yang lain aja," kata Dara mengakhiri pergibahan mereka.

Tiba-tiba anak Black Valgos pun datang memenuhi kantin yang seperti biasa di pimpin oleh Raja, mereka datang dengan sangat riuh seakan akan ingin mengikuti lomba 17an.
Suasana tersebut membuat Lia dan Dara segera menghabiskan makanannya dan berniat untuk segera pergi dari tempat itu.

"Ikut gue!" perintah cowok itu saat berada di meja Dara.

Dara dan Lia saling melempar pandangan terkejut saat Raja meminta Dara untuk mengikutinya.

"G-gue?" tanya Dara untuk meyakinkan perintah orng yang disuruh.

"Ya" jawabnya singkat kemudian pergi menuju Gazeboo sekolah.

Orang-orang yang ada disana menatap Dara dengan tatapan yang penuh tanya
Begitu pula dengan Lia yang takut kalau sahabatnya di apa-apain. Lagipula sebenarnya memang itu momen yang pas buat Dara dan Deo menjadi lebih dekat.

"Kenapa?" tanya Dara saat sampai menyusul Raja.

"Lo yang neror gue pakai penghapus?" tanyanya to the point.

Dara yang di tanya pun sontak terkaget dan gugup untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan untuknya itu.

"en-ggak, ngapai juga gue ngirimin lo penghapus murahan kayak gitu, secara lo orang terpandangan yang mungkin bisa beli sepabrik-pabriknya" jawab Dara dengan bohong.

"Jangan bohong."

"Seriuss deh" ucap Dara dengan mengangkat kedua jarinya yang membentuk huruf 'v'

"Masi ga jujur?" tanya-nya lagi

Entah mengapa Raja sangat yakin kalau Dara lah yang mengirimkan penghapus itu kepadanya akhir-akhir ini. Jadi ia sangat ingin mendengarkan jawaban secara jujur yang di lontarkan oleh Dara. Namun nihil Dara tetap saja berkata bohong dan mengelak.

"Udah gue bilangi juga, bukan gue!" bantah Dara dengan nada agak tinggi setelah itu berlalu meninggalkan Raja sendirian disana.

Raja yang merasa belum puas pun mulai pergi untul melakukan sesuatu untuk menemukan orng yang menerornya itu.

Dara yang mulai pergi pun kembali menuju kantin untuk menemui Lia dan menceritakan semuanya yang telah terjadi tadi.

Disana Dara mengajak Lia untuk menjauh dari anak BV yang begitu ramai didalam kantin.

"Kenapa Ra?" tanya Lia yang sudah penasaran.

"Deo mulai curiga kalo gue dalang teror penghapus itu" jelas Dara.

"Terus lo bilang apa ke dia?"

"Ya gue bantah bukan gue yang lakuin, meskipun memang gue yang lakuin"

"Aduhhh gimana yaa ganti terornya aja gin" usul Lia.

"Gila lo! Penghapus aja udah di curigai apalagi yang lain?"

"Bisa Raa lo jangan ngeremehin 1001 cara jitu mendapatkan cinta cwok es"

Terdengar suara mikrofon berbunyi dari arah ruang Tata usaha.

"Test, test,perhatian buat seluruh siswa maupun siswi yang mengetahui dalang dibalik teror penghapus yang sering saya temukan di laci meja saya. Tolong segera beritahu saya orang yang melakukannya. Terimakasih."

Begitulah suara pengumuman yang di berikan oleh Raja kepada semua siswa SMA ANTARIKSA.

Dara dan Lia pun lagi-lagi terkejut mematung mendapati asal suara yang di umumkan oleh Raja. Mengapa Raja sangat ingin mengetahui dalang teror penghapus itu? Bukannya bisa saja ia tak acuh dan tak memperdulikan teroran yang cukup simpel ini?

Dan sekarang Dara mengingat akan teman kelas Raja yang saat itu melihat dirinya yang menanyakan tempat duduk Raja. Ia berfikir bahwa temannya itu akan mengatakan jujur kepadanya, jika memang benar? Tamatlah nama Dara.

Waktu berlalu....
Kini bel pulangan tiba, membuat Dara dan Lia merapikan kembali peralatan dan buku-buku yang telah ia gunakan tadi.

"Lo mau bareng ga ra?" tawar Lia.

"emm engga deh, kasian lo nya nnti muter 2 kali secara kita kan ga searah" jawab Dara.

"Ya elah kek apa aja aman itu mah"

"engga Liaa, gue mau naik taksi aja klo papa memang benaran ga jemput"

"Ya udah dehh iyaaa"

Mereka pun berpisah di depan gerbang, dengan Dara yang telah berdiri menunggu datangnya Taksi.
Entah mengapa akhir-akhir ini Taksi yang biasanya sering berlalu lalang menjadi semakin jarang di lalui lagi, apa perusahaan taksi lagi bangkrut? Gumam Dara yang mulai berfikir aneh.

Disisi lain terdapat Raja yang telah keluar dari musolah, karena pelajaran agama yang berada di akhir materi.
Mereka berombong-rombong keluar dari musolah tersebut. Sebagian sudah ada yng pulang, dan sebagiannya lagi ada yng disuruh menggulung karpet yang telah mereka gunakan.
Raja memilih langsung pulang, menuju motor gedenya yang sudah terpakir disana. Menyisakan 10 mtor karena anak-anak Black Valgos yang sudah pulang lebih awal.

Raja masi memikirkan tentang dalang dari teror penghapus yang menimpanya, dan kembali memikirkan ucapan Rayhan yang saat itu berkata kepadanya untuk membuka hati terhadap Dara.
Apakah Dara bisa kembali memberikan rasa cinta itu lagi?

Saat keluar dari gerbang sekolah, Raja mendapati Dara yang sedang berdiri menunggu taksi yang tak kunjung datang. Entah mengapa Raja ingin mengantarkan cewek itu pulang dengan kemauannya sendiri.

"Naik!" titah Raja saat berada sederet dengan Dara.

"Eitttssss, tumbenan mau nganterin gue, biasanya gue dulu yang harus bujuk, mohon-mohon ke lo. Apa jangan-jangan ini gegara teror penghapus yang tadi lo tuduh ke gue? Dan sekarang loo mau nyulik gue biar gue ngaku gitu?" cerocos Dara dengan panjang lebar membuat Raja memutarkan bola matanya dengan malas. Bagaimana bisaa ia berfikiran sampai segitunya?

"Oke" balas Raja singkat kemudian mulai menjauh dari Dara.

"Ehhhhh.... Ya ampunnn guee mau ikutttt" cegat Dara.

"ktanya ga"

"yakan guee mikirnya lo mau nyulik gue dan mau maksa gue buat ngaku"

"Berisik! Lambat tinggal!"ancamnya

"Eh iya iyaaa." Dara pun segera naik ke motor gede milik Raja itu yang begitu tinggi baginya, sehingga ia harus berpegangan dengan pundak Raja baru bisa mendapat posisi duduk yang enak.

Entah apa Dara yang mengecil atau motor milik Raja yang bertumbuh menjadi lebih tinggi darinya.

RAJADARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang