"Lo suka ga sama Raja?" tanya Leon saat memotong cerita Dara. Dara gerogi menjawabnya ia jg bingung sama perasaannya sendiri yang tak jelas kemana arahnya.
"Ga tau deh Yon," kata Dara mengangkat kedua bahunya.
"Gue bantu?" tawarnya, yang membuat Dara terkejut. Dara saat ini tengah bingung di sisi yang lain ia tak mau kenal lebih jauh sikap cowok itu tapi disisi yang berbeda malah ia berniat untuk melanjutkan tujuannya itu.
"Ga usah Yon, gue..." kata dara menggantungkan omongannya.
"Gue apa?"
Sembari membuang nafas pelan"Gue bisa sendiri." Dara pun pergi meninggalkan Leon yang masi berada disana.
Leon memandangi punggung Dara yang telah ilang menjauh
Bel pulangan telah berbunyi 5menit yang lalu namun Dara masi berada di kelasnya karena hari ini ia kedapatan bagian piket. Menyisakan Dara, Fadli, Siska, rahman, dan adit di kelas itu.
"Angkatin kursinya dong Dit Tolong" pinta Dara yang sedang menyapu.
"Okey" jawab Adit.
Setelah selesai melaksanakan piket Dara pun mengambil kembali tasnya yang masih ada di bangku tempat duduknya, kemudian ia keluar dari kelas.
Cuaca yang awalnya cerah mendadak menjadi mendung dan gelap Dara pun berusaha pergi ke depan gerbang untuk bisa mendapatkan taxi, namun belum sampai di tujuan, bumi sudah di guyur oleh lebatnya air hujan yang membuat Dara harus menepi ke parkirn sekolah sembari menunggu reda. Saat ini keadaan Dara sudah basah kuyup untungnya buku yang ia bawa tadi sudah di letakkan di bawah laci untuk pelajaran besok sehingga t yang hanya tersisa di tasnya itu adalah charger, hp, dan headset.
Sedikit mereda Dara pun mulai berlari lagi untuk mencapai depan gerbang, yang membuatnya harus menerobos hujan.
"Ra pulang bareng gue aja yuk!" teriak Juna dari dalam mobilnya yang kebetulan masi belum pulang.
"Engga deh Jun, gue nunggu taxi aja!" balas Dara.
"Makin deras Ra, ya udah lah masuk aja jangan batu!" tutur Juna.
Melihat kondisi alam sekarang yang tidak memungkinkannya untuk mendapatkan taxi akhirnya Dara memilih untuk ikut bersama Juna.
Juna segera memberikan Dara handuk dan selimut untuk menyelimuti tubuhnya yang kedinginnan serta mengurangi air yang ada di dalam bajunya, jangan di tanya mengapa bisa ada selimut disana.
Karena Juna adalah cowo yang jarang pulang kerumah dan berkemungkinan ia bisa tertidur di dalam mobilnya sehingga ia membawa selimut bantal guling dan tentunya kipas angin mini. Cowok ini memang luar biasa dalam prepare.Tak butuh waktu lama mobil Juna melaju, kini mereka telah sampai didepn rumah Dara. Dara pun disuruh untuk tetap memakai selimut tersebut agar tidak menjadi pandangan yang tak enak.
"Makasi Jun," ucap Dara.
"Sama-sama oiya jangan lupa langsung mandi takutnya nanti sakit" pesan Juna."Iya Jun, makasi udah perhatian" ucap Dara lagi. Kemudian setelah itu mobil Juna melaju menjauh dari rumah Dara.
Dara sangat beruntung memiliki orang-orang yang care terhadapnya.
Setelah itu ia berbalik dan menuju masuk ke dalam rumah."Ka Dara ke hujanan ka?" tanya El saat Dara memasuki ruang keluarga.
"Iyaa hehehe, kaka langsung masuk kamar ya mau mandi," ucap Dara kemudian berlalu.
Kini Dara telah selesai membersihkan badannya yang kotor ia mulai mengelapi rambut-rambutnya yang basah tadi menggunakan handuk.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu membuat Dara menyuruhnya untuk masuk, menampilkan wajah El yang tengah membawa segelas susu dan juga cemilan.
"El bawain ka Dara susu anget ni, dingin-dingin gini enaknya nyusrup yang anget yakan?" kata El yang membuat Dara terkekeh melihat tingkah adiknya yang tak jauh perhatian dari teman-temannya.
"Makasi El, udah makan belum kamu?" tanya Dara.
"Udah dong kak," jawabnya
"Ka,El mau pinjem gitar ka Dara boleh ga?" tanyanya.
"Emang bisa mainin?" tanya Dara.
"Tadi di sekolah, El itu belajar musik trs El pilih salah satu alat musiknya, gitar" jelas El.
"Oh bgtuu ya udah bawa aja, biar nanti bisa nyanyiin ka Dara," jawab Dara sembari terkekeh.
Kemudian El mengambil gitar Dara yang berada di sudut pojok dinding kamarnya, lalu pamit kembali menuju kamarnya.
Meskipun El masih menduduki bangku sd namun tingginya El bisa menyelip dari tingginya Dara yang sdh SMA bahkan bisa saja orang-orang menganggap mereka sebagai orang pacaran.
...
Pagi kembali menyapa bumi, bersama embun-embun yang masi berjatuhan di dedaunan, dengan Dara yang kini tengah melamun di dalam kelasnya. Ia jadi memikirkan cowo dingin itu.
"Aduh! Kenapa jadi lo mikiran dia si ra!" pekik Dara mengacak rambutnya.
"Kesambet lu?" tanya Dian yang berada di depannya.
"Eh engga," elak Dara.
Kemudian selang beberapa detik Maya datang, dengan tas kecilnya. Entahlah begitu hebatnya anak itu yang tidak membawa buku pelajaran sama sekali.
"Lo kok pake tas kecil May?" tanya Dara.
"Iyaa ni soalnya gue kesini cuman mau minta dispen sama guru, ada acara keluarga gtu," jelas Maya.
"Jadi gue sendirian ni ceritanya?"
"ya elah kan ada Lia, Ra"
"Skrng dia dimana?"
"Mungkin bentar lagi juga datang"
Dan benar setelah itu Lia datang dengan menenteng totebag berisikan laptop.
"Nah ni Lia dateng!" seru Maya.
"Pada gibahi gue lo berdua?" semprot Lia.
"Dih geeran""Btw knp?" tanyanya.
"Ini Maya mau dispen ke guru, ga masuk hari ini" jelas Dara."Mau kemana lu May?" tanya Lia.
"Tempat spp gue"
"Oh okelah pergi sana hush hush" usir Lia sembari mengibas-ngibaskan tangan layaknya mengusir kucing.
"Tega lo." Dan mereka bertiga pun tertawa hingga akhirnya bel pelajaran pertama telah berbunyi. Menampilkan bu Tuti sebagai guru Fisika yang mengisi kelas itu sekarang. Ia membawa sebuah penggaris panjang yang di gunakan untuk menggambarkan materi yang akan mereka bahas hari ini.
"Ra lo ngerti ga apa yng bu Tuti jelasin?" tanya Lia kepada Dara yang berada di sebrang bangkunya.
"Pahamnya cuman smpe materi Asam, Basa nih" jawab Dara.
"Akhirnya gue dapet orng yang sebegonya sama kek gue," ujar Lia.
"Lo tuh ga bego Lia, cuman kurang di asah aja."
"Ya makanya asahin otak gue Ra, buat ga tumpul ni"
"Pake niat juga lo"
"Iyaa gue usahain seniat mungkin, ya walau ada rada setengah ga niatnya," cengir Lia tak berdosa.
"Lia! Dara! Jangan banyak ngobrol kerjakan tugas yang ibu kasih!" tegur Bu Tuti yang membuat Dara dan Lia sentak terkejut dan kembali fokus ke soal.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAJADARA✔
Fiksi RemajaAku ga pinter buat deskripsi Ini cuman menceritakan sesorang Adara Fauziah yang awalnya tidak ingin mengenal jauh sosok dari Rajandra Aldeo Zayiddan namun naas semua itu bertolak belakang dan kini rasa penasaran telah menjaluri seluruh hidupnya Dara...