Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Ala nanti dirumah Oma dan Opa jangan nakal ya!"
"Sudahlah (Nam). Cucuku ini sangat penurut dan tidak nakal. Jadi, jangan khawatir." Irene membela Starla, Cucu kesayangannya.
(Namakamu) menghela "Baiklah,Ma. Aku berangkat sekarang, kasihan Ari jika menungguku terlalu lama."
"Pergilah. Hati-hati. Sampaikan salam dan maaf dari Papa karena tidak dapat datang ke acaranya." Tutur Artha yang berada di samping Irene.
(Namakamu) menganggukan kepala, "Iya Pa. Ala Mommy tinggal dulu ya honey, besok pagi Mommy jemput." (Namakamu) mencium puncak kepala kemudian mengelus pipi Starla.
"Siap,Mommy!" Pekik Starla yang berada di gendongan Irene.
(Namakamu) segera menuju pekarangan rumah orang tuanya. Disana terparkir mobil Lexus LC milik Ari.
Mereka--Ari dan (Namakamu) akan menghadiri gathering rekan kerja dari perusahaan yang Artha,Papa (Namakamu) pegang. Dikarenakan Artha tidak dapat hadir maka (Namakamu) diminta untuk menggantikannya.
"Sekarang?" Tanya Ari ketika (Namakamu) sudah memasuki mobil. (Namakamu) hanya mengangguk, dan mobil yang dikendarai Ari melaju membelah jalanan Jakarta dengan kecepatan rata-rata.
•••
"Ayolah Iqbaal jangan bermalas-malasan. Malam ini kita akan menghadiri gathering Aksara Corporation," Aldy membujuk Iqbaal yang saat ini sedang bermalas-malasan di apartementnya.
"Apa kau ingin pamor perusahaanmu turun Tuan Dhiafakhi?" Ancam Aldy.
"Ck baiklah. Tunggu sebentar!" Dengus Iqbaal, ia lalu bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi dengan langkah gontai.
Aldy menghela, "Mengapa tidak tinggal bersama keluarganya saja sih. Ia juga punya istri, tetapi masih saja menyusahkan ku." Gerutu Aldy.
•••
Setelah menempuh perjalanan yang hanya sekitar setengah jam. (Namakamu) dan Ari telah sampai di sebuah restoran yang sudah di booking oleh pihak Aksara Corporation.
(Namakamu) dan Ari melangkah bersama memasuki restoran itu. Mereka nampak sangat serasi dan membuat beberapa mata berdecak kagum.
Setelah tiba di dalam (Namakamu) dan Ari nampak dihampiri oleh kedua pria yang diketahui salah satunya merupakan Tommy Aksara, sang pemilik acara.
"Selamat malam Nona Luvenia." Sapa Tommy Aksara kepada (Namakamu) tak lupa bersalaman dengan Ari.
"Selamat malam Bapak Aksara." Ucap (Namakamu) ramah.
"Selamat datang diacara gathering perusahaanku." Tutur Tommy dengan bangga. "Ohya, perkenalkan ia Rayn Aksara, anakku yang akan melanjutkan perusahaan Aksara Corporation." Lanjutnya memperkenalkan sosok pria sepertinya seumuran dengan (Namakamu).
"Saya (Namakamu) Luvenia anak dari pemilik Arthav's Group." (Namakamu) melihat kearah Ari "Dan ini Ari Irham, sahabat sekaligus rekan kerjaku."
"Rayn Aksara. Huh? Rekan kerja? Aku kira suamimu." Rayn terkekeh.
"Ari Irham, Ah dia hanyalah sahabat dan rekan kerjaku." Jawab Ari sementara (Namakamu) hanya tersenyum simpul dan membuat Rayn menatap intens wajah (Namakamu).
"Sepertinya Rayn tertarik dengan (Namakamu)" gumam Ari dalam hati.
"Ohya Pak Aksara, dapat salam dari Papa saya dan juga permohonan maaf karena tidak bisa menghadiri acara Bapak. Kata Papa jika keluar malam gampang masuk angin." Ujar (Namakamu).
Tommy terkekeh, "Tidak masalah maklum sudah berumur jadi tidak bisa keluar malam lama-lama. Sama seperti saya." Gurau Tommy mengundang kekehan orang disekitar.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap tak suka perbincangan mereka.
"Kalau begitu saya pergi dahulu. Selamat menikmati (Namakamu) dan Ari." Pamit Bapak Tommy.
"Baik. Terima kasih Bapak Tommy."
Tommy dan Rayn beranjak meninggalkan (Namakamu) dan Ari.
•••
Acara gathering sudah dimulai sejak satu jam yang lalu dan saat ini masih berlangsung.
"Ari, aku ingin ke toilet sebentar." (Namakamu) berbisik agar tidak mengganggu ketenangan.
"Oh baiklah. Mau aku antar?" Tawar Ari.
(Namakamu) menggeleng, "tidak perlu. Aku bisa sendiri."
"Baiklah." (Namakamu) beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke toilet yang berada tidak jauh dari tempat berlangsungnya acara.
"Huft lega." (Namakamu) telah keluar dari toilet. Saat ingin menuju ke tempat semula (Namakamu) mendengar langkah sepatu, namun tak ia hiraukan. Mungkin saja tamu undangan yang lain.
"(Namakamu)!" Panggil seseorang dengan suara berat.
Merasa dipanggil (Namakamu) menoleh kearah belakang. Betapa terkejutnya ia ketika tahu siapa yang memanggilnya.
"Apa kabar?"
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
___
Huaa akhirnya bisa ngenext juga. Selamat menikmati malam takbiran dengan suasana yang dingin ini :>
Enjoy this story? Jangan lupa vote dan comment Karena vomment dari kalian bisa menjadi penyemangat untuk aku. Terima kasih♡