⚠WARNING 🔞 AREA ⚠
•••
"Apa kabar?"
"Iq-baal." Lirih (Namakamu).
Iqbaal semakin mendekat kearah (Namakamu). Membuat (Namakamu) berjalan mundur sampai ke pojok toilet.
Kini jarak mereka tidak sampai lima centi meter "I miss you so much, Luv." Bisik Iqbaal di telinga (Namakamu).
Cup!
Iqbaal mengecup dan memberi lumatan kepada benda kenyal berwarna pink milik istrinya yang sudah lama tidak ia jamah.
Bruk!
"IQBAAL STOP!" (Namakamu) berhasil mendorong Iqbaal menjauh dari tubuhnya.
Iqbaal tersentak mendengar bentakan (Namakamu). Tak lama kemudian Iqbaal kembali berdiri, "hei kenapa? Aku'kan suamimu?"
"Ini tempat umum Iqbaal!"
Iqbaal tersenyum miring "Jadi kalau bukan tempat umum kau mau lebih, sweety?"
Mata (Namakamu) membulat mendengar ucapan Iqbaal. Iqbaal kembali mendekati (Namakamu).
"Mengapa diam, hm? " Iqbaal mengernyitkan dahinya.
Iqbaal menjauhkan sedikit tubuhnya dari (Namakamu) membuat (Namakamu) sedikit lega karena jantungnya tak berberhenti berdegub kencang.
"Anak kita sudah besar aku pikir dia sudah pantas mempunyai adik." Celetuk Iqbaal.
"Ah tapi aku pikir karir ku masih sangat bagus untukku tinggalkan demi mempublish statusku yang sudah berkeluarga." Lanjut Iqbaal dengan entengnya.
PLAK!
Ucapan Iqbaal langsung di hadiahi tamparan dari (Namakamu) di pipi mulus Iqbaal.
"Bajingan kau Iqbaal! Kau hanya memikirkan kesenanganmu, tanpa memikirkan perasaanku dan juga Starla yang terus-menerus menanyakan ayahnya!" Ucap (Namakamu) murka.
"KAU TIDAK LEBIH DARI LELAKI TIDAK BERTANGGUNG JAWAB IQBAAL!" Sentak (Namakamu) "Percuma kau punya karir bagus, tetapi kau tidak punya hati!" lanjut (Namakamu) dengan nada rendah dan menekankan kata karir dan hati.
Iqbaal masih bungkam mendengar perkataan dari istrinya seakan kehabisan kata-kata.
(Namakamu) menghela nafas panjang "Mulai sekarang jauhi aku dan anakku!" Geram (Namakamu) sementara Iqbaal masih tak membuka suara.
"Hei aku tidak bodoh! Selama ini kau kan lelaki misteius yang menjemput Starla jika aku telat menjemputnya?"
Iqbaal terkejut mendengar fakta bahwa (Namakamu) mengetahui jika selama ini Iqbaal lah yang sering menjemput Starla jika (Namakamu) telat menjemput.
"A-aku hanya ingin menjemput anakku. Aku sangat rindu dengannya. B-begitu pula dengan kau, a-ku juga merindukanmu,(Nam)." Gugup Iqbaal.
(Namakamu) berdecih dan membuang wajahnya "PERSETAN DENGAN RINDUMU IQBAAL! AKU TIDAK PEDULI! Kau dimana hah! Dimana disaat aku membutuhkanmu?! Kau tidak ada kan?!" Bentak (Namakamu) membuat Iqbaal terkejut.
"Go away from my life and my daughter, jerk!" Ucap (Namakamu) sebelum pergi meninggalkan Iqbaal yang masih mematung di sisi toilet.
•••
"Hai Ri!" (Namakamu) kini telah kembali ke meja disamping Ari.
Ari menoleh "Hei kau kemana saja huh? Ke toilet hampir satu jam? Bahkan acara sudah hampir selesai." Ucap Ari yang nampak kesal.
(Namakamu) tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa "Ah tadi perutku sedikit mules jadi agak lama." Alibi (Namakamu)
"Huh! Baiklah."
(Namakamu) mulai menyimak acara gathering namun pikirannya berputar kejadiaan beberapa menit yang lalu.
"Apa aku terlalu kasar dengan Iqbaal? Jika iya, kualat sekali aku sebagai istri." (Namakamu) menggerutu dalam hati.
"(Nam), (Namakamu)!" Panggil Ari.
(Namakamu) tersentak "Eh kenapa Ri?"
"Mengapa kau melamun?" Tanya Ari.
"Ah tidak apa-apa. Aku hanya sedikit mengantuk."
Ari menatap (Namakamu) penuh selidik "Baiklah jika begitu ayo pulang. Acara sudah selesai."
"Huh? Sudah selesai?"
"Kau ini sibuk melamun sampai tidak tahu acara telah selesai."
"Kan aku sudah bilang aku hanya mengantuk. Yaudah mati kita pulang." (Namakamu) berdecak sebal.
Ari hanya mengangguk pasrah. Kemudian mereka berdua berpamitan kepada keluarga Pak Tommy Aksara lalu Ari mengantarkan (Namakamu) pulang kerumahnya sebelum Ari kembali ke apartement miliknya.
•••
___
Segini dulu ya^_^
Jadilah pembaca yang bijak dengan cara tidak menjadi pembaca gelap:)Enjoy this story?
Jangan lupa vote dan comment
Karena vomment dari kalian bisa menjadi penyemangat untuk aku.
Terima kasih♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed Husband
FanfictionIqbaal Dhiafakhri tega meninggalkan istri dan anaknya karena terobsesi dengan karirnya. [YUK SEBELUM BACA FOLLOW DULU YUK]