16. Game

33 10 8
                                    

Happy Reading❤️














16. Game

Lagi-lagi Jeje ngelewatin waktu salatnya. Kalau kemarin-kemarin dia haid sekarang dia lagi males. Iya males! Jeje juga punya penyakit sejuta umat itu. Rasanya nggak normal kalau orang nggak punya penyakit malas.

Jeje malah duduk sama Zara dan Mala di kantin yang emang udah disediain tempat duduk. Tapi agak terbatas— masih kurang mampu buat nampung sekitar seribu dua ratus-an siswa/i mulai dari kelas tujuh sampai kelas sembilan itu.

"Masa kemarin ada adek kelas nanya ke gue nomor handphone-nya Sung," kata Jeje sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Dih berani banget minta ke kakak kelas." Jeje sepemikiran sama Mala, soalnya waktu dulu. Jangankan minta nomor cowok lagi, nanya masalah ekstra aja kudu ngumpulin keberanian dulu.

"Nggak tau. Tiba-tiba aja minta."

"Emang Lo ada nomor-nya?" Zara yang dari tadi cuma makan gorengan itu nanya. Iya juga sih Jeje emang nggak punya nomor handphone-nya Sung. Lucu nggak sih mereka udah temenan sekelas hampir dua bulan lebih tapi nggak ada satupun dari mereka yang ada kontaknya Sung. Jangankan temen sekelas, Jeje yang lumayan deket sama Sung aja nggak ada.

"Enggak ada sih."

"Gue heran deh sama Sung," Dan perghibahan mereka bertiga dimulai dari sini.

"Dia kayaknya dari orang berada. Cuma kalian pernah nggak sih ngeliat Sung bawa hp?" Jeje yang sebangku aja nggak pernah lihat kecuali—

"Gue pernah lihat!" Zara sama Mala ngeliatin Jeje yang biasanya nggak terlalu tertarik buat nggibah malah jadi nggibah bersama. Benernya sih di antara mereka bertiga ini yang suka banget nggibah si Mala.

"Waktu pulang sekolah kayaknya. Dia kan dijemput sama ... Nggak tau deh pokoknya dia dijemput tapi sebelumnya dia nelpon dulu gitu," kata Jeje sambil nginget-nginget kejadian itu.

"Kok Lo belum pulang?"

"Pas hari Rabu atau hari apa gitu pokoknya gue pas ekstra. Kalau nggak salah pas hari ... Sabtu! Eh iya hari Sabtu pas gue mau ekstra komputer." Iya Jeje itu ikut ekstra komputer yang disediain sama sekolah.

Lagi enak-enaknya ngobrol errr atau lebih tepatnya nggibah mereka kedatangan tamu tak diundang. Geng-nya Chan.

"Ngapain sih ikut kesini?" tanya Zara kayaknya dia keganggu banget sama mereka. Apalagi dia masih marah sama Chan yang udah nguji kesabarannya.

"Mau aja."

Mereka mulai ngobrol dari yang nggak penting sampai—

"Gue benar-benar kepo sama pemilik akun flydragon!" celetuk Jepon yang mengundang kerutan di dahi masing temen-temennya. Mereka yang tadinya ketawa nggak jelas sampe Jeje malunya nggak ketulungan karena semeja sama mereka aja langsung diam.

"Akun apaan emang?" Jeje yang emang fokus sama pembicaraan yang nggak penting daripada ikut ngomong itu akhirnya ikutan ngomong juga.

"Dia yang muncakin permainan di Asia, men!" kata Jepon heboh. Nggak lihat apa temen-temennya makin bingung. "Game."

Temen-temennya langsung ngangguk. Mereka bersembilan ini duduk dipojok kantin jadinya nggak terlalu jadi pusat perhatian.

"Emang masalahnya sama Lo apa?"

"Pengen lihat gue orangnya kek gimana?"

"Terus kalo udah lihat mau diapain?" Jeje yang emang nggak ngerti tentang game ya nanya. Lagian sebegitu hebatkah dia.

One Class | LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang