34. Tebakan

19 6 13
                                    

btw ini chapter terpanjang kayaknya, jan bosen yak:v😁









"Ada degem baru euy!"

"Palingan Mada," celetuk Jepon yang kayaknya enggak minat.

Setelah mereka main bola—yang berakhir seri— mereka pada nongkrong di kantin, termasuk Jeje sama Sung.

"Udah basi itu mah, sekarang sih anak kelas sebelah." Sebagai spesies pengoleksi degem, jelas, Jae tau perkembangan mengenai cewek-cewek mana aja yang lagi diomongin dikalangan, crocodile kek dia.

"Siapa?"

"Bila atau Salsa gitu namanya," sahut Jae yang kayaknya sedikit gak minat, padahal biasa paling depan dah.

"Pantesan si Abdul kagak minat, ternyata gaes dia lagi ngegebet kagem."

Selamat atas omongan Jepon yang berhasil membuat Jae diceng-cengin abis-abisan sama temen-temennya, haha.

"Siapa lagi?" Sebagai orang yang waras, Jeje jelas agak malas. Bareng mereka tuh ghibahin cewek mulu, kalo kumpulan cowok lain mah ngobrolinnya tentang strategi buat tawuran atau game. Lah mereka ghibah cewek.

"Sindy Sindy gitu namanya."

"Cantikan juga gue," imbuh Mala. Iya, dia ikut gabung bareng gengnya Chan, sebenarnya karena si Zara ikut juga sih.

"Muka kek tutup panci aja belagu." Kayaknya Jun kalau disatuin sama Zara bakalan cocok deh, bikin orang kit ati.

"Kalo Lo apaan? Pinggiran koreng?" Oh tentu aja Mala enggak terima, penghinaan lur.

"Masalah raport gimana? pada yakin sampe rumah gak digebukin?" sela Chan sambil tangannya enggak berhenti buat ngaduk-ngaduk minumannya.

"Gue mah! Seratus persen yakin kalau nyampe rumah di sate!"

"Gue kira seratus persen yakin kalau nilainya bagus."





Sebagai horang kayah, Lele berinisiatif buat pesen makanan lagi. Mereka itu udah lumayan lama di kantin dan dari tadi cuma beli minuman doang terus ngobrol, mana rusuh banget lagi. Kan saku penuh uang Lele meronta-ronta mulu, pengen bayarin makan. Udah gak pake dollar lagi dia mah, otaknya udah balik ke tempatnya. Gak kayak kemarin-kemarin.

"Jangan bahas nilai dulu, mending pada pesen makan. Gue traktir deh."

Selamat—again— buat Lele yang berhasil membuat temen-temennya memusatkan perhatian mereka ke dia, udahlah si Lele mah paham banget muka-muka temen-temennya itu kalo udah ada kata yang berhubungan dengan 'gratisan' langsung berseri-seri.

"Hayuklah gaskeun!"

Chen sama Lele pergi ke stand penjual makanan ringan dan besar kemungkinan nanti mereka mampir juga ke stand nasi uduk fenomenal punya Mak Tun yang kabarnya udah ada semenjak sekolah ini berdiri.




"Tebak-tebakan hayuk!"

Jeje yang awalnya fokus sama handphonenya mendongak waktu denger ucapan Jae, pusing dia mikirin naik-turunnya 'pengunjung'. Jadi, main tebak-tebakan enggak buruk.

"Tebak-tebakan gimana?" Pertanyaan Jeje terwakilkan sama Zara, cewek itu menghabiskan sisa minumannya bentar sebelum atensinya dia arahkan ke Jae.

"Nama kota tapi harus ada kepanjangannya." Kemudian Jae memperlihatkan beberapa screenshot dari galerinya, "Kayak gini nih!"

"Boleh boleh, siapa dulu?"

"Gue gue!" Jae menunjuk-nunjuk dirinya sendiri, "Jogja!"

"Paan?"

One Class | LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang