23. Los Gak Rewel

30 8 4
                                    

Semester awal kelas delapan udah hampir selesai, tinggal beberapa Minggu lagi pasti ulangan.

Kalau dulu Jeje berubah jadi anak rajin pas mau ujian, sekarang beda. Bukan karena menyadari kalau belajar sistem kebut semalam itu nggak baik. Tapi karena semboyan 'Los gak rewel'

Apa-apa bilangnya Los. Belum mengerjakan tugas, Los. Dihukum, Los. Ditegur, Los. Semuanya aja Los.

Sebenarnya aneh juga. Dari pendapat beberapa anak dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, anak rajin yang nggak mengikuti tren. Belajar terus.

Kedua, anak rajin yang ketularan virus goblok. Ini merupakan hal yang sangat disayangkan karena, anak itu niatnya mau rajin cuma karena gengsi sama teman-temannya dan malah ikut-ikutan, jadinya malah goblok.

Cewek cowok sama aja, biasanya anak cowok dipelopori sama Chan.

"Ya elah Zriel jadi anak rajin amat." Oknum bernama Azriel itu langsung noleh, Chan langsung aja menjalankan rencana bejatnya.

"Nanggung ini."

Chan itu semacam parasit. Niatnya mendekati Azriel cuma satu—biar cowok itu nggak rajin-rajin amat. Katanya dia mau tampil beda sebagai kelas 'A' dan untuk itu dia butuh bala bantuan. Salah satunya adalah mengajak teman ke arah yang nggak jelas.

Bukan niat mau menyaingi kepintaran seorang Azriel— Chan juga cukup pintar kok bersama dengan Jepon dulu dia sering mengikuti lomba dan beberapa kali menang. Dulu

Akhir semester begini biasanya tugas bakalan tumpuk undung. Banyak guru yang kelebakan sendiri waktu melihat pelajaran yang belum selesai.

Semacam tugas IPS ini. Bu Hida nama guru IPS yang memegang kelas teladan ini. Beliau itu kalem tapi sekali marah bikin orang merinding, suaranya kecil dan nggak suka basa-basi.

"Kerjakan semua halaman di LKS, pertemuan selanjutnya kita cocokkan. Hari ini guru-guru sedang rapat."

Bukan guru rasanya kalau punya pemikiran yang sejalan sama murid. Ini nuraninya dimana??? Soalnya sebanyak ini disuruh ngerjain tanpa penjelasan. Sing bener wae

Anak-anak jelas langsung protes. Ini masalah keriting enggaknya otak, sebenarnya masalah malas juga sih.

Tapi coba dipikir ulang, siapa yang bakalan sanggup mengerjakan soal yang dari awal semester cuma diisi beberapa kali? Kalau dari total keseluruhan buku sih bisa satu perempatnya.

Cara ngajar beliau cukup unik, bukan karena penjelasan yang semuanya niru dibuku cetak atau LKS—beliau punya buku sendiri yang khusus buat mengajar anak teladan ini.

Melainkan beliau ini kalau ngajar dijelaskan terussss sampai nanti sekitar dua sampai tiga pertemuan beliau bakalan mengadakan presentasi dan ada acara 'Balas dendam pertanyaan' juga tentunya.

Nah buah dari metode belajar beliau adalah soal-soal yang menumpuk, waktu penilaian tengah semester beberapa bulan yang lalu aja cuma ada beberapa soal yang dibahas, gimana nilainya nggak jeblok semua coba.

Dan untuk menyiasati itu Bu guru satu ini membuat acara tugas kelompok. Kelompoknya udah dipilihkan, tinggal mengerjakan.


"Kayaknya gue jodoh sama Jeje deh," kata Jun ngawur. Entah kesialan yang ke berapa kali yang jelas sekarang Jeje sekelompok sama Jun, lagi.

Kayak dimana ada Jeje disitu ada Jun. Pas Jeje protes ke Bu Hida beliau malah menjawab,

"Saya lihat Jun semangat kalau sekelompok sama kamu. Tolong ajari dia juga ya."

Semangat gundulmu! Jelas aja Jun semangat orang dia nggak ngerjain apa-apa cuma numpang nama plus melihat pekerjaan Jeje doang.

Diberi kepercayaan seseorang itu nggak mudah. Kayak Jeje sekarang, dia itu niat mau ngajarin Jun yang nilai IPS-nya agak amburadul tapi yang mau diajari malah bermain-main dibelakang.

One Class | LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang