24. Kerja (Ghibah) Kelompok

32 9 5
                                    

Setelah rapat dadakan tadi sehabis shalat dhuhur. Kelompok empat memutuskan buat kerja kelompok di rumah Chen dengan pembagian tugas ;

1. Chen, bertugas menyediakan tempat dan camilan.
2. Jeje, membawa buku referensi yang kiranya bakal dibutuhkan.
3. Sung, sama seperti Jeje.
4. Amel, menulis dibuku yang nanti bakal dikumpulkan di ruang guru.
5. Chan, membawa camilan tambahan.
6. Jepon, sama seperti Chan.
7. Jun, tidak mendapatkan bagian karena dia anggota tambahan.

Tunggu-tunggu! Ini namanya keadilan sosial bagi seluruh makhluk sedeng.

Kebiasaan Jun kalau buat tugas selalu samena-mena e e. Ini maksudnya dia yang jadi mandor gitu, ho-ho tidak bisa Ferguso.

"Jun bener-bener minta disleding!"

Jeje bener-bener geram banget. Dari rumahnya ke rumah Chen itu jauh, tadi aja dia sempet mohon-mohon di telepon sama bapaknya yang awalnya nggak ngizinin dia bawa motor tapi karena rayuan mautnya dia diizinin. Jam dua siang itu masih panas dan dia tadi lupa bawa helm. Nggak sempet beli minum dijalan. Pas sampai rumahnya Chen dia dikasih daftar tugas sialan yang ngebuat Jeje jadi pengen makan orang?

"Udah sih Je terima aja. Lo juga telat," alibi Jun.

Benar dia telat, tadi janjiannya jam dua pas harus di rumah Chen. Tapi karena rumahnya jauh dari rumahnya Chen ditambah tadi ada kendala dikit yaudah deh dia sampai disini jam setengah tiga. Ngaret setengah jam nggak papa kan?

Jeje jadi kesel waktu tadi nggak ngikut rapat, lagian Jun ada-ada aja. Pembagian tugasnya itu loh nggak ngotak.

Jeje sempat ke rumah Chen waktu anak sultan itu sakit dan dia bener-bener dibuat kaget sama besarnya rumah Chen. Dan waktu masuk gerbangnya tadi dia dibuat hampir kejungkal lagi, luasnya ditambah dong.

Chen ini keturunan China dan katanya keturunan China itu kaya-raya, walaupun Jeje belum membuktikan langsung. Tapi beberapa saudara jauhnya ada yang menikah sama orang China dan bener, orang itu kaya.

Motor beat warna putih-biru Jeje diparkir di garasi, dan langsung disuruh masuk sama pembantunya. Disuruh ke ruang tengah yang jauhnya minta ampun. Rumah kok kayak lapangan bola, ini seriusan cuma ditinggali sekeluarga?

Katanya keluarganya Chen itu cuma tiga- ayah, ibu dan dia. Sisanya di China semua, tapi kok rumahnya kayak istana. Memang kalau dibandingkan sama rumah-rumah mewah di Jakarta atau kota besar di luar negeri, rumahnya Chen tergolong biasa aja. Tapi ini udah jadi rumah paling besar yang Jeje tahu didaerah sini.

"Bagi tugas aja," celetuk Amel.

"Nah bener!"

"Sung, Jeje sama Amel yang ngerjain kita yang bantuin." Jun lagi yang ngomong. Ini maksudnya dia menumbalkan tugas makhluk itu?

"Lo kayaknya bener-bener mau gue bunuh ya Jun." Jeje ini orangnya sabar, tapi kalau sabarnya dimanfaatkan ya nggak bakalan terima. Ngelunjak itu namanya.






Setelah tadi Jeje dibujuk-bujuk sama Jun, akhirnya dia mau ngerjain soal IPA. Sung, matematika sementara Amel, bahasa Inggris.

Ini lebih mending daripada tugas akhir menjelang ulangan tahun lalu. Tahun lalu mereka juga ada kerja kelompok.

Bedanya, kalau sekarang kelompok buat semua mata pelajaran orangnya sama kalau tahun lalu beda. Semuanya pada kliyengan.

Tugas matematika sama kelompok dua, tugas prakarya kelompok tiga, tugas IPS kelompok satu, tugas bahasa kelompok lima. Seriusan kalau itu diterusin, yakin deh bukannya pusing mikirin tugas tapi pusing gara-gara lupa dikelompok mana.

One Class | LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang