"Sung kenapa gue nggak kepikiran buat jualan ya?" celetuk Jeje.
"Memangnya kamu mau jualan apa?"
Habis ulangan itu enaknya santai. Kayak mereka ini-Chan, Jun, Jepon, Jae, Chen, Sung, Jeje sama Zara- yang nongkrong di warung dekat rumahnya Zara. Katanya cewek itu mau mentraktir makan karena kemarin dia ulang tahun.
"Jualan alat tulis mungkin? Kan gue bisa dapet harga lebih murah, hehehe," kata Jeje sambil menaik-turunkan alisnya.
"Lakukan apa yang mau kamu lakukan selagi itu baik, saya akan dukung kamu."
"Thanks Sung!"
"Kalau boleh tahu, usaha apa saja yang sudah kamu lakukan buat mewujudkan impian kamu itu?"
"Nggak banyak sih, cuma menurut gue udah lumayan. Gue dulu sempet jualan souvernir-souvenir gitu, cuma ngambil di temen gue. Berhubung dia udah gak disini lagi ya udah selesai."
"Kamu pekerjaan keras juga ya?"
"Jadi malu gue dipuji."
"Malu-malu tai kucing Lo Je!" sembur Zara yang entah sejak kapan udah ada di depannya.
"Bisa gak sih gak usah ngagetin?!"
"Gak bisa."
Karena yang lain pada di dalam warung dan kebetulan disana sepi-cuma mereka berdelapan aja-jadinya mereka langsung duduk dan mulai mesen makanan.
"Lo gak papa Je kalau pulangnya agak sorean?" tanya Zara.
"Gak papa. Kenapa?"
"Nyokap Lo kan paling gak seneng kalau tau Lo pulang telat."
"Tau banget sihhhh, gak papa kok tadi sebelum kesini gue udah izin."
Sambil menunggu makanan yang dipesan, mereka ngobrol ngalor-ngidul gak jelas. Bukan ngobrol lebih tepatnya ghibah.
"Buset ini orang makin pemes aja," celetuk Jae.
"Sapa?"
"Noh."
Jeje langsung melihat foto orang di galeri eh bukan ini postingan di Instagram. Kok kayak nggak asing?
"Lah ini si Arum kan ya?"
"Ho'oh. Gue heran sama itu anak, dia kan kayaknya pendiem tapi kok ... "
"Heh! Gak boleh ngomong gitu!" sentak Jeje.
Arum itu teman satu kelas mereka dan anaknya emang pendiem, tapi itu nggak memungkiri kalau dia bisa eksis di dunia maya kan?
"Sung, kemarin gue lihat Lo sama bokap eh gak tau deng tapi kayaknya itu bokap Lo sih, bener nggak?" tanya Chan yang agak ragu tentang orang yang dia lihat kemarin ayahnya Sung atau bukan.
"Dimana?"
"Deket tempat bimbel rumahnya bibi gue, yang itu di jalan Kenanga."
Makanan udah datang dan akan lebih baik kalau makan disambi ngobrol. Terlepas itu nggak baik, nyatanya makan sambil ngobrol sama temen itu enak gan. Entahlah apa-apa kalau nggak baik itu enak.
"Iya."
"Buset Sung! Lo udah pinter juga!"
Langsung aja si Jun teriak, bukan apa-apa dia yang sampai dimarahi Ibunya aja masih santuy. Belajar juga baru kemarin-kemarin setelah kelompok di rumah Chen waktu itu. Itupun kadang cuma lihat dan nggak mempelajari sama sekali.
"Kayak gak ada yang tau Sung aja," kata Jeje sambil menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya. "Tiap sepulang sekolah kan dia selalu ke perpustakaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Class | Lengkap
Teen FictionSuatu makhluk akan berinteraksi sama makhluk lainnya buat mempertahankan kewarasannya-kehidupan maksudnya. Dari makhluk ini dipastikan akan berkelompok untuk mempertahankan kehidupannya itu dan disitu kewarasan suatu makhluk akan diuji oleh makhluk...