TOKO ROTI (END)

Chapter Twenty

Aku melihat Felice terduduk di lantai.Dia masih menangis.Aku menolehkan kepalaku.Mataku memperhatikan jam.

Jam menunjukkan pukul enam sore.Sudah tiga jam sejak pertengkaran hebat tadi.Berarti aku bersembunyi selama tiga jam.

Suasana toko begitu tenang.Tidak banyak kendaraan yang lalu lalang di depan toko.Sangat sunyi sekarang.

Yang terdengar adalah bunyi detik jarum jam yang samar.Dan sesenggukan Felice.Selain itu sepertinya sunyi.

Aku mendekati Felice.Kemudian aku duduk di sebelahnya.Kami terdiam sesaat.Membiarkan Felice menenangkan dirinya terlebih dahulu.

__________________***_________________

Aku memeluk Felice.Berusaha menenangkannya yang masih sesenggukan.Tak lama akhirnya suara sesenggukan itu berhenti.

Aku dan Felice bertatapan.Lalu dengan nada lembut aku bertanya,"kamu kenapa Felice? Kenapa kamu kasar sekali? Apakah karena cerita Pak John tadi?".

Felice lalu berkata,"Tania...aku capek".Aku bertanya lagi,"maksudmu apa?".Felice melanjutkan,"aku capek selama ini hidup dalam kebohongan".

Aku memeluk Felice.Sebenarnya aku juga merasa sedih.Aku sedih karena bibi dan pamanku sendiri berbohong pada anak dan keponakan mereka.

Felice berkata dengan suara bergetar,"aku gak mau tinggal di sini lagi".Aku menatapnya dengan kaget.Lalu aku berkata,"eh kamu gak boleh bilang gitu!".

Felice membalas,"aku tidak tahan hidup dalam kepalsuan".Aku bertanya,"lalu kamu mau tinggal di mana?".Felice terdiam.

Aku lalu berkata lagi,"kamu sendiri gak tau mau tinggal dimana".Felice masih terdiam.Aku berdiri lalu bilang,"yaudah yuk ke kamar".

Felice mengangguk.Dia ikut berdiri juga.Kemudian kami bersama naik ke lantai atas menuju kamar.

__________________***_________________

Felice dan aku belum bisa tidur.Sepertinya kami masih memikirkan hal yang menghambat kami untuk tidur.

Karena tidak bisa menahan gelisahku,aku pun mengeluarkan uneg-unegku pada Felice...

Maaf jika ada typo

Vote dan komen? Boleh...

Silahkan lanjutkan...