"Sebenarnya apa yang terjadi? Kau benar-benar makan dengannya?"
Mark langsung menyerbu Jisung dengan pertanyaan ketika pemuda itu masuk ke jok belakang mobilnya sementara Jaemin duduk di jok depan. Mark memutuskan untuk menjemput mereka menuju kantor agensi.
"Aku memang pernah makan dengannya, tapi tidak berdua saja. Kami bertiga bersama Jaemin dan itu sudah terjadi beberapa waktu yang lalu. Sudah lama. Apa-apaan berita ini?" Jisung tampak menekuk raut wajahnya karena kesal sembari jari panjangnya menggulir layar ponsel pintarnya untuk melihat berbagai berita tentangnya.
Mark mengalihkan pandangannya pada spion tengah untuk bertatapan dengan Jaemin, meminta konfirmasi dengan apa yang dikatakan Jisung dan pemuda itu mengangguk dengan raut yang sama cemasnya.
"Saat itu Wonyoung menghampiri kami dan bilang bahwa dia akan makan sendiri karena managernya sedang pergi. Aku akhirnya mengajaknya bergabung bersama kami."
Mark mengangguk mengerti mendengar penjelasan Jaemin.
"Apa ini akan berakibat buruk bagi karirnya?" tanya Jaemin.
"Mungkin iya dan mungkin tidak."
"Mungkin ada sebagian fans yang akan marah melihat skandal ini, mungkin juga sebagiannya akan mendukung mengingat banyaknya fans dari drama Jisung dan Wonyoung, dan mungkin sebagian hanya akan berpikir ini diatur untuk mempromosikan drama." sambung Mark lagi.
"Aku berharap semua orang akan memikirkan opsi ke tiga." Jisung mendengus dan memilih untuk menyimpan ponselnya di saku hoodie.
"Apa direktur akan marah?" Lagi-lagi Jaemin bertanya. Dia jelas sangat khawatir dengan Jisung sekarang.
Mark membelokkan stir untuk memasuki pelataran gedung agensi. Dia menghela napas setelahnya, "Aku tidak tahu. Dia hanya menyuruhku untuk segera menjemput Jisung ke kantor."
Ternyata benar, di depan gedung sudah berdiri banyak wartawan dan fans yang menunggu kedatangan Jisung. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Di dalam mobil, mereka bertiga saling bertatapan. Mobil tidak bisa masuk ke basement karena bisa-bisa para fans dan wartawan ikut masuk ke sana. Mereka harus turun di lobi utama.
"Kau siap? Jangan katakan apa-apa. Jalan saja masuk ke dalam." titah Mark pada Jisung dan ketika yang paling muda mengangguk, ketiga pintu itu terbuka bersamaan. Jisung langsung merasakan cahaya blitz yang mengenai wajahnya. Mark dan Jaemin segera berusaha melindungi Jisung dari keramaian bersama dengan security yang tengah berjaga.
"Apa foto-foto itu benar?"
"Apa kau benar-benar memiliki hubungan dengan Jang Wonyoung-ssi?"
"Park Jisung-ssi, bagaimana tanggapanmu tentang berita yang beredar?"
"Apa ini hanya skandal yang dibuat untuk mempromosikan drama kalian?"
Jisung benar-benar hanya menutup rapat mulutnya sampai mereka berhasil masuk ke dalam lobi gedung. Mereka segera memasuki lift dan barulah ketiganya dapat bernapas lega.
"Merepotkan." desis Jisung kesal.
Baru saja dia merasakan hari ini menjadi hari membahagiakan seumur hidupnya, lalu tiba-tiba rusak dalam hitungan menit.
Jaemin yang berdiri di sampingnya menepuk pelan bahu Jisung beberapa kali untuk menenangkan pemuda itu. Jisung menoleh membalas senyuman yang Jaemin layangkan. Cukup untuk membantunya merasa lebih tenang.
Saat angka pada lift hampir menunjukkan lantai yang mereka tuju, Mark yang berdiri di depan mereka membalikkan tubuhnya, lalu menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara, "Oke. Aku harap apapun yang kakekku katakan nanti kalian jangan tersinggung. Aku takut dia akan ... marah besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Actor [On Going]
Romance"Aku punya kenalan yang bekerja di agensi. Dia sedang mencari seseorang untuk menjadi asisten pribadi seorang aktor." "Aktor? Siapa?" "Park Jisung." ©wintooblee