→←
"Park Jisung!"
Jisung tersentak dan mendapati Jaemin berdiri menatapnya dengan kening mengernyit. Pemuda Na itu sudah tidak berbalut bathrobe lagi.
"Kau kenapa?"
Yang lebih muda tampak terengah tanpa sebab yang jelas membuat Jaemin semakin dan semakin heran. Dia sudah selesai berganti pakaian, tapi Jisung masih dalam posisi setengah terduduk memangku bantal di atas ranjang seperti saat dia baru keluar dengan bathrobe.
"Kau melamun sejak tadi," lanjutnya kemudian.
Jisung masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi sampai saat dia menyadari bahwa dia baru saja berimajinasi yang tidak-tidak soal Jaemin. Wajahnya perlahan memerah sampai ke telinga dan terasa panas sekali.
Jaemin melangkah mendekat melihat perubahan wajah Jisung, telapak tangannya dengan cepat menyentuh kening yang lebih muda untuk memeriksa suhu tubuhnya. Jisung menahan nafasnya saat jaraknya dan Jaemin sangat dekat. Dengan posisi Jaemin yang membungkuk seperti ini, Jisung dapat melihat jelas ke dalam kerah kaosnya yang longgar.
Kulit putih mulus itu persis seperti yang Jisung bayangkan barusan.
"Kau—"
Jisung menepis tangan Jaemin dengan cepat hingga membuat pemuda Na itu terkejut.
"G-Gerah. Aku mandi dulu," katanya lalu beringsut turun dari ranjang, berjalan cepat ke ranselnya dan membawa satu ranselnya itu sekaligus ke dalam kamar mandi.
"Padahal malam ini cukup dingin," gumam Jaemin setelah terdengar pintu kamar mandi yang ditutup.
Jisung bersandar pada pintu kamar mandi lalu meletakkan ranselnya pada wastafel besar di sebelahnya. Dia menengadah, menyandarkan kepalanya yang mendadak pening lantas memejamkan mata, tapi satu perasaan aneh menyiksa membuatnya kembali membuka mata dan melihat ke bawah, tepat ke pusat tubuhnya ...
... yang menegang.
Jisung mengusap wajahnya dengan kasar.
"Hormon sialan."
Jisung keluar dari kamar mandi setelah cukup lama berada di sana sampai-sampai Jaemin sudah tertidur di atas sofa. Melihat pemandangan di hadapannya itu membuat Jisung menghela nafas. Kenapa Jaemin bisa membuatnya jadi seperti ini? Ah, ini sih salah hormonnya saja yang berlebihan.
Jisung meletakkan ranselnya di samping ranjang lalu kembali ke sofa tempat Jaemin tidur dengan bed cover di tangannya. Menyelimuti tubuh yang meringkuk di sofa itu lantas berjongkok di hadapan wajahnya yang menghadap ke depan sofa.
Netra kelam itu menyusuri seluruh wajah manis di hadapannya. Setiap sudutnya. Lamat-lamat. Jari panjang itu bergerak tanpa komando, menyentuh kulit halus yang selalu membuatnya memuja dalam hati. Kali ini menyusuri lekukan wajah itu dengan telunjuknya. Alis yang rapi. Mata setengah bulat yang tengah terpejam dengan bulu mata yang lentik. Hidung yang tidak terlalu mancung, namun tampak manis. Bibir tipis yang sehat dan lembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Actor [On Going]
Romansa"Aku punya kenalan yang bekerja di agensi. Dia sedang mencari seseorang untuk menjadi asisten pribadi seorang aktor." "Aktor? Siapa?" "Park Jisung." ©wintooblee