Part 34. Putus

5.4K 282 7
                                    

Halo sayang. Jangan lupa jaga dirimu.
-Aditya Renaldo Azoka-

🌞

"Bagaimana cara mengobatinya?"

Dokter perempuan yang bernama Mita itu menatap Dalvin sambil menghela nafas. "Kita bisa melakukan kemoterapi, tapi itu tidak menjamin kesembuhan. Lalu, kita bisa melakukan operasi sum-sum tulang belakang."

"Lakukan yang terbaik demi adik saya, Dok." Kata Dalvin memohon. Dia tidak tega dengan Della jika harus melihatnya kesakitan. "Bagaimana jadwal kemoterapinya?"

"Tergantung kondisi pasien. Bisa satu minggu tiga kali, itupun jika keadaan parah."

"Lakukan yang terbaik demi adik saya, Dok. Saya akan bayar berapapun biayanya." Kata Dalvin haru.

"Saya pasti akan melakukan hal yang demi kesembuhahan pasien saya." Kata Dokter Mita.

"Saya percaya itu, Dok." Dalvin menganggukan kepalanya. "Kalau begitu, saya permisi dulu."

Dalvin kembali masuk ke dalam ruang rawat Della. Tampak Della sedang melamun, mungkin memikirkan tentang penyakitnya ini.

Dalvin berjalan mendekati Della. "Del, lo nggak istirahat?"

"Della mau pulang."

"Del, lo bercanda? Lo harus di rawat disini. Ini demi kesembuhan lo juga." Kata Dalvin, mencegah Della yang hendak melepas infus.

Della tetap kukuh pada pendiriannya. Saat ini, mungkin Bi Nik sedang mengkhawatirkannya karena belum pulang ke rumah.

"Della mau pulang. Kasiha Bi Nik nunggu Della." Kata Della.

"Sebentar, gue mau ngomong sama lo." Kata Dalvin, kemudian cowok itu membantu Della untuk duduk. "Lo bersedia kemo setiap dua kali dalam seminggu?"

Della menggeleng. "Enggak. Della nggak mau nyusahin mama dengan penyakit Della ini, kak. Mama sudah cukup tersiksa karena dikhianti papa dan mama sekarang bekerja banting tulang demi Della dan Kak Andre. Mama pasti sedih, kak. Della nggak tega. Lagian, penyakit ini nggak sembuh, Della bakal meninggal. Jadi, kemo pun hanya buang-buang biaya."

"Della dengar!" Dalvin menatap serius Della dengan memegang kedua pundak Della. "Gue yang bakal bayar, pakai uang gue sendiri."

Della meneteskan air matanya sambil menggelengkan kepalanya. "Enggak, kak. Della banyak nyusahin orang. Della nggak mau ngerepotin kakak! Jangan seperti ini, kak."

"Del! Gue sayang dan cinta sama lo!"

Ucapan Dalvin membuat Della terdiam. Sekarang, dia tahu sebesar apa rasa cinta Dalvin kepada dirinya, begitu dan sangat besar hingga membuat Della terharu.

Dalvin menarik Della masuk ke dalam pelukannya. Sungguh, dia tidak bisa menerima jika gadis pujaannya menderita sakit keras.

"Gue nggak peduli lo nggak suka ataupun cinta sama gue. Gue udah terlanjur sayang dan cinta sama lo, Del."

Tangis haru Della semakin pecah mendengar penuturan Dalvin. Kenapa di posisi saat dia kesulitan dan rapuh begini malah Dalvin yang ada? Cowok badboy itu terlalu baik mendampinginya saat kesulitan seperti ini. Malah, Della merasa bersalah karena pernah menolaknya dulu.

Cold Boy [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang