Part 19. Pantai

4.3K 312 6
                                    

Suatu hal yang ku lihat terkadang bisa benar dan salah, membuatku bingung.
-Adreana Fradella Queensya-

🌞

Ditya yang mendengar teriakan Della menoleh tepat ke arah rumah Katrina. Cowok itu kemudian menghampiri kekasihnya itu yang menatapnya sendu.

"Del.." Ditya mencoba menyentuh pergelangan tangan Della. Namun, Della menarik tangannya segera. "Jangan salah paham dulu."

"Iya, Del, lo kan tahu dia kayak apa." Katrina mencoba menolong Ditya.

Della menghela nafas kemudian kembali masuk ke dalam rumah Katrina. Ditya menyusulnya, menarik tangan Della agar mau mendengar penjelasannya.

"Della, lo jangan salah paham gitu dong."

Della diam. Ada benarnya yang di katakan Katrina tadi. Sandy pasti sengaja memeluk Ditya.

"Maaf." Della berucap. "Aku udah terlalu cembur ke kakak."

"Jangan cemburu. Besok kita kan liburan."

🌞

Della duduk di bangku tengah dengan Ditya. Di depannya, ada Deco dan Kevin yang menyetir. Sedangkan di belakang ada Katrina dan Dara. Mereka akan menuju pantai.

"Kak, ayo foto sama aku." Ucap Della sambil mengeluarkan handphonenya.

"Nggak ah. Gue jelek." Jawab Ditya penuh penekanan.

"Aelah, Dit. Jangan dingin-dingin dong sama Della. Buat gue aja kalau gitu," Deco di depan bersuara di iringi dengan kekehan Kevin.

Ditya menatap tajam Della. "Lo berani sama gue?"

"Ya nggak lah," Deco tertawa.

Kevin ikut tertawa. "Ya kali raja es bisa kalahin raja samudra."

"Ngomong apa sih lo, Kev?" Sembur Deco.

Deco menoleh ke belakang. Sedari tadi, cowok itu tidak bisa diam dengan posisi duduknya. Ada saja yang membuatnya gerak aktif.

"Katrina!" Panggil Deco.

Katrina yang hampir tidur pun terkejut ketika di panggil Deco. "Kenapa?"

"Lo kalau tidur jangan di mobil gue." Kata Deco.

"Kenapa?" Tanya Katrina, dahinya mengkerut.

"Lo kan kalau tidur ileran," balas Deco dengan cengirannya.

Katrina ingin sekali mencakar Deco. Tangannya gatal sekali hingga tanpa sadar Katrina meremas tangan milik Dara hingga membuat sang pemilik tangan meringis kesakitan.

"Aw! Sakit bego!" Ketus Dara.

Deco tertawa puas. "Dasar! Katrina cewek yang tidur ileran!" Ejek Deco sambil membetulkan posisi duduknya.

"Lo kalau jadi kakak kelas jangan asal ngomong ya? Lo itu beda dari Kak Ditya sama Kak Kevin. Cuma lo yang aneh, Deco!" Sembur Katrina.

Kevin tertawa lagi. "Lo baru tahu, Kat, kalau Deco aneh?"

"Aneh banget malah!" Katrina menatap tajam Deco.

Sementara itu, berbeda dengan dua insan yang duduk di bangku tengah. Tangan keduanya saling bertaut tidak lepas sedari tadi.

"Kak."

"Hm?"

"Aku ngantuk."

Ditya menyandarkan kepala Della kepada bahunya, membiarkan kekasihnya itu tidur di bahunya tanpa melepaskan tangan mereka yang saling becengkrama.

"Tidur! Nanti gue bangunin kalau udah sampai."

"WOY, DIT! KITA SEMUA JOMBLO. JANGAN TEBAR KEROMANTISAN!"

🌞

Suara ombak serta deru angin yang menyejukkan menyambut kedatangan Della, Ditya, Dara, Deco, Katrina dan Kevin. Della turun dari mobil di ikuti dengan Ditya yang berdiri di sebelahnya.

"Bagus ya, Kak?" Cetus Della.

"Iya."

"Aku udah lama nggak jalan-jalan gini."

Ditya melirik Della sekilas tanpa membalas ucapan Della. Kemudian, cowok itu berjalan ke pisisir pantai. Sedangkan teman-temannya sedang menyiapkan tikar dan perlengkapan lainnya di pinggi pantai.

"Del, bantuin!" Panggil Dara.

Della yang hendak menyusul Ditya terpaksa mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk membantu teman-temannya.

"Iya, Dar!" Balas Della.

Della berjalan ke arah Dara. Membantu cewek itu menata makanan ringan. Tak lama kemudian, Deco dan Kevin datang tanpa Ditya.

"Del, kok lo disini?" Tanya Kevin.

"Emangnya kenapa, Kak?" Tanya Della. "Gue mau bantuiin Dara."

Kevin menyuruh Della untuk berdiri. "Samperin tuh si Ditya. Kayaknya dia lagi nostalgia masa lalunya sama Sandy."

Mendengar nama Sandy di sebut, Della segera berlari ke arah Ditya yang sedang duduk di sebuah batu besar. Ketika sudah dekat, Della berjalan perlahan agar tidak menganggu cowok itu.

"Kenapa?" Tanya Ditya yang membuat terkejut Della. "Lo di suruh kesini sama Kevin?"

"Kak, Kakak ke inget masa lalu kakak sama Kak Sandy?" Tanya Della to the point.

"Lo memang pacar gue, tapi lo jangan seenaknya ngomong. Status pacar nggak harus buat lo tahu semuanya." Ucap Ditya pedas, menusuk ke dalam hati Della.

"Iya."

Della duduk di sebelah Ditya. Cewek itu merasa jika Ditya semakin dingin sejak mereka berpacaran. Entah kenapa Della merasa seperti itu.

Ditya menatap Della yang menatap lurus ke pantai. Kenapa Della diam? Apakah ucapannya tadi begitu jahat?

"Gue nggak butuh lo diem, gue butuh lo ngomong!"

"Sepertinya kakak harus melupakan masa lalu. Kakak harusnya hidup dengan masa yang sekarang, bukan hidup di masa lalu walaupun sekarang kakak ada di masa yang ini."

Ditya mengepalkan tangannya. "Maksud lo, gue harus lupain masa lalu demi lo?"

"Nggak gitu.." Jawab Della gugup. Dia sedikit takut.

Ditya emosi, dia tidak ingin emosi di hadapan Della dan melukai perasaan Della. Ditya tidak tahu kenapa dia tiba-tiba emosi seperti ini.

Della tidak ingin menyerah. "Kak Ditya!"

Ditya berhenti berjalan. Della berlari ke arahnya. "Kakak marah sama aku? Kenapa? Apa aku buat masalah? Maaf ya."

Ditya menarik Della ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat. Tentu saja Della terkejut.

"Gue perlu waktu sendiri. Sebentar."

Cold Boy [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang