Part 9. Pagi yang pahit sekaligus manis

6.2K 423 9
                                    

Cuma bisa menyukai, tanpa bisa memiliki.
-Adreana Fradella Queensya-

🌞

Hari senin telah tiba. Della begitu senang karena artinya dia bisa bertemu dengan sang pujaan hati, Aditya Renaldo Azoka. Si raja ES yang pintarnya tingkat dewa.

Andre, sang kakak, mengantar Della hingga depan sekolah. Biasanya, cowok itu akan meninggalkan Della dan membiarkan adik perempuannya itu berangkat sendiri.

"Belajar yang tekun!" Pesan Andre kepada Della.

"Siap bos!" Della mengacungkan kedua jempolnya. "Biar bisa kuliah di tempat kuliahnya kakak!"

Andre mengangguk seraya tersenyum. Della kemudian turun dari mobil Andre, masuk ke dalam SMA Seintara. Baru masuk saja cewek itu sudah di suguhkan pemandangan yang tidak sedap.

Di parkiran, Ditya sedang melepaskan helm yang di pakai Sandy. Della jadi tidak suka dengan cewek itu. Sejak ada Sandy, Della seperti tidak ada celah untuk mendekati Ditya.

Della melangkahkan kakinya menuju kelasnya dengan wajah yang sedih. Semangatnya hilang begitu saja.

"Waaaaaw. Princes Della udah datang nih, bagaimana kabarnya sehari tidak bertemu!" Pekik Katrina saat Della datang masuk ke kelas.

Dara menaikkan satu alisnya. "Kenapa tuh muka masam gitu?" Tanya Dara.

Della duduk di kursi dengan lesu. "Gue nggak kenapa-kenapa," jawab Della.

Della menghela nafas, dia sedang malas bercerita atau pun menjawab pertanyaan kedua teman-temannya itu. Tidak penting. Yang terpenting, bagaimana cara mendekati Ditya kembali.

"Pasti ada sangkut pautnya sama Ditya nih." Ucap Dara yang menebak dengan tepat.

"Menurut lo berdua, gue harus nyerah apa gimana?" Tanya Della.

Katrina tersedak air liurnya sendiri. "Gimana? Lo mau nyerah? Gue nggak setuju."

"Kak Ditya lebih perhatian ke Kak Sandy dari pada gue."

Dara mengelus tangan Della, menguatkan cewek itu. Dara tahu seberapa besar cinta Della kepada Ditya. Dia tahu bagaimana kasih cinta Della, bertepuk sebelah tangan.

"Udahlah, sabar aja." Dara hanya bisa menyuruh Della untuk sabar.

"Iya."

🌞

Ditya masuk ke kelasnya bersamaan dengan Sandy. Tadi pagi, cewek model itu menyusulnya ke rumah. Tentu saja Ditya terkejut. Mau tidak mau pun akhirnya dia berangkat dengan Sandy.

"Lo ngapain duduk di samping gue?" Tanya Ditya, memandang sinis ke arah Sandy.

"Aku..ingin bicara sama kamu," ucap Sandy.

Ditya berdecak. "Ck! Nggak perlu. Sana lo pergi!" Suruh Ditya ketus.

"Tapi.."

"Gue bilang nggak perlu, ya nggak perlu! Pergi dari bangku gue! Yang dulu ya dulu!" Sentak Ditya hingga membuat Sandy takut.

Cold Boy [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang