Part 24. Dua orang

4.1K 272 0
                                    

Paras tidak menentukan perasaan seseorang.
-Aditya Renaldo Azoka-

🌞

Della sudah melupakan kejadian di depan kelas Ditya tadi. Cewek itu mencoba untuk memberikan sedikit kebebasan untuk Ditya, tidak mau mengengkan Ditya.

"Della, di cariin Kak Dalvin!" Teriak Edgar sambil masuk ke dalam kelas.

Della melirik kedua temannya sekilas, Katrina tampak menggelengkan kepalanya, seperti tidak menyetujui jika dia menemui Dalvin.

"Kenapa?" Tanya Della.

"Gue takut kalau lo kenapa-kenapa, Del."

"Mustahil." Desis Della.

Della berdiri dari duduknya, berjalan ke arah depan pintu kelas, disana sudah ada Dalvin yang menunggunya.

Della melempar senyum simpul ke arah Dalvin. Cowok itu memiliki pandangan berbeda di mata teman-temannya, tapi, di mata Della, Dalvin memiliki nilai plus tersendiri.

"Ada apa, Kak?" Tanya Della.

"Hanya ingin bertemu saja dan memberikan ini." Dalvin menyodorkan kotak makan bewarna biru muda ke arah Della. "Terimalah."

Della menerimanya dengan ragu. "Ini apa?" Tanyanya.

"Sebuah potongan kue ulang tahun adik gue," balas Dalvin. "Adik gue seneng banget gue kasih hadiah yang lo bilang tempo dulu di kantin."

Della menatap kotak tersebut dengan mengangguk. "Iya."

"Beruntung banget kan, Ditya bisa dapetin cewek secantik dan sebaik lo." Dalvin menatap dalam Della. "Seharusnya lo itu di cintai bukan di biarkan seperti ini. Lo nggak harus dalam posisi dimana cuma lo yang memperjuangin hubungan lo."

"Maksud kakak?" Tanya Della.

Dalvin mengangkat bahunya. "Pahami ucapan gue."

Kemudian, cowok bertubuh atletis dengan seragam yang keluar dan tidak memakai dasi itu pergi dari hadapan Della, meninggalkan berbagai pertanyaan di pikiran Della.

🌞

Ditya melihat Sandy yang sedang meminum jus sirsak favorit Sandy. Ternyata, selera Sandy masih sama, Ditya mengira jika Sandy sudah berubah.

"Kamu nggak minum? Biar aku yang pesenin." Ucap Sandy.

Ditya menggeleng. "Nggak perlu." balasnya singkat.

"Kamu inget dulu waktu SMP, kamu selalu tawarin aku ini itu, sekarang kamu nggak pernah seperti itu," Ucap Sandy yang mampu membuat Ditya memperhatikan Sandy.

"Aku kira kamu masih sama, Dit. Dulu, kamu ramah banget sama siapapun, penuh perhatian. Tapi, sekarang kamu benar-benar berubah, dingin dan cuek." Lanjut Sandy.

"Manusia perlu perubahan dalam hidupnya." Jawab Ditya.

Sandy hanya menjawabnya dengan senyumannya. Nafas Ditya tercekat, ketika senyum itu terukir, cowok itu teringat dengan Della. Ditya jadi kepikiran dengan cewek cerewet itu.

Cold Boy [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang