Delapan belas

11 0 0
                                    

Audrey dan Marvel terdiam selama perjalanan sampai akhirnya mereka sampai di rumah Audrey.

Audrey turun dan mengucapkan terima kasih pada supir dan langsung masuk ke rumahnya.

Sedangkan Marvel pulang menaiki go car tadi.

❤❤❤❤

Audrey duduk di pinggir ranjangnya sambil terus memegangi bibirnya.

"Lu suka sama gue?" pikir Audrey sendiri sambil membayangkan Marvel ada di hadapannya.

Audrey tahu, kalau ciuman itu tak akan terjadi kalau dia tak mengejek Marvel.

Tapi..kalau Marvel hanya ingin membuktikan kalau dia berani mencium Audrey, tak mungkin reaksi Marvel seperti tadi.

Besoknya di kampus...

Audrey berlari cepat ke kelasnya. Dia bernapas lega. Untungnya pak dosen belum datang...

Audrey langsung duduk di kursinya. Baru semenit dia duduk, pak dosen masuk kelas dan menyapa.

Mata Audrey menangkap sebuah benda di atas mejanya. Sebuah buku Antologi puisi.

Audrey mengerutkan dahi keheranan. Kira kira milik siapa, ya?

Audrey menoleh ke kanan dan kiri. Ah...biarkan saja, mungkin ada orang yang lupa dan menaruhnya disini.

Audrey memutuskan untuk mencoba fokus pada dosennya tanpa memperdulikan buku itu.

Kelas selesai dan pak dosen memberi tugas menguraikan maksud beberapa puisi karya orang terkenal.

Audrey keluar dari kelasnya cepat dan pergi ke ruang jurnalistik. Kemarin dia melihat pengumuman anggota jurnalistik baru setelah melalui beberapa tes dan dia lolos.

Alasan pertama dia ingin ikut jurnalistik adalah karena dia memang suka membuat tulisan, yang kedua adalah..Indra juga ikut organisasi jurnalistik itu.

Audrey juga berpikir kalau ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan pada semua orang di kampus bahwa Audrey bisa menjadi lebih dari Audrey yang mereka tahu.

Setelah sampai disana, ternyata sudah banyak orang yang berkumpul. Termasuk Indra. Audrey pun duduk di sebuah kursi kosong.

"Kita berkumpul di sini sekarang untuk perkenalan dengan anggota baru seakaligus memperjelas kegiatan dan fungsi organisasi ini..." jelas kak Arya, selaku ketua kejurnalistikan itu.

"Seperti yang kita ketahui, posisi jurnalistik di mata petinggi petinggi kampus ini, adalah termasuk posisi yang tinggi..." lanjut Kak Arya.

"...Kenapa? karena organisasi ini adalah penyalur informasi. Informasi adalah hal yang penting karena menyangkut pengetahuan..."

"...Semua aspek kehidupan selalu berhubungan dengan informasi. Mulai dari hal terkecil. Misal: nama saya Arya Wijaya, nah..itu satu informasi kecil."

"..Bukan hanya di kampus, di dunis nyata pun..media, pers, ataupun jurnalistik merupakan penguasa dunia. Kalau media memberitakan hoax dimana mana, kehidupan manusia bakal berantakan" ujar ketua organisasi jurnalistik itu panjang lebar.

Audrey mendengarkan dengan seksama. Kak Arya Wijaya sangat lihai dan cakap dalam berbicara.

Dari sudut lain, Indra menatap Audrey yang sedang fokus mendengarkan kata kata Kak Arya.

Cewek itu lugu..polos, dalam pandangan Indra.

"Oke, sekarang perkenalkan nama masing masing ya..mulai dari..kamu" ujar Kak Arya sambil menunjuk Indra.

The Unique CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang