14

945 198 23
                                    


Hoseok menggenggam erat cangkir berisi teh yang masih mengepulkan asap nya itu, matanya berpusat pada bahu taehyung yang tengah membelakangi nya

"Kau tidak kuliah?" hoseok bertanya dengan suara parau nya

"Aku memiliki kelas sore nanti" taehyung menduduk kan dirinya berhadapan dengan hoseok sembari menyodorkan piring berisi roti panggang dengan selai strawberry diatasnya dan tentu saja diterima oleh pemuda manis itu dengan senang hati

Taehyung membersihkan remahan roti di sekitar sudut bibir hoseok, ia tersenyum tampan memperhatikan cara makan hoseok yang menurutnya sangat menggemaskan itu

"Nikmati sarapan mu, aku akan membersihkan kekacauan di kamar jimin" taehyung segera bangkit dari posisi duduk nya membiarkan hoseok terpaku dengan roti yang diapitnya pada kedua belah bibirnya

Hoseok sedikit merasa bersalah karena menanyakan hal konyol beberapa waktu sebelumnya, sepertinya dia tidak bisa membedakan harus kepada siapa menaruh rasa curiga, taehyung jelas bisa memasuki apartment hoseok karena hoseok sendiri yang memberitahukan password nya pada taehyung ketika jimin harus pulang ke rumah orang tua nya beberapa bulan yang lalu dan berakhir dengan taehyung yang menemani nya

"Kau akan kembali berkuliah?" suara taehyung terdengar dari bilik kamar jimin

Hoseok sedikit berpikir sebelum menjawab pertanyaan taehyung "aku tak yakin, mau bagaimana pun aku ini adalah mantan narapidana" ucapnya lesu

"Itu hanya sebuah kesalahpahaman hoseok-ah" sanggah taehyung

Merasa tidak ada balasan, taehyung menyembulkan kepala nya lagi memperhatikan hoseok yang hanya menatap kosong piring nya

"Kau masih punya aku, jika ada yang macam-macam padamu katakan padaku" taehyung mencoba menghibur nya dan hoseok hanya bisa tersenyum dengan sedikit paksaan

"Ah, omong-omong apa yang kau cari hingga kamar jimin menjadi seperti ini?"

"Jurnal milik jimin, aku tidak menemukan nya" hoseok berucap pelan sementara taehyung hanya memberikan tatapan penuh tanya

.
.
.

Seokjin seperti merasakan deja vu sekarang, dia kembali menunggu kedatangan yoongi di sebuah kafe tak jauh dari universitas pemuda min itu

Tak lama sosok berambut pirang muncul dari balik pintu masih dengan tatapan datar nya yoongi mendudukan tubuh nya berhadapan dengan seokjin

"Bagaimana kabar mu ?" tanya seokjin sedikit berbasa-basi

"Ku pikir kita tak seakrab itu untuk mengetahui kabar masing-masing" jawabnya angkuh "aaah, dan seharusnya juga tidak ada alasan apapun untuk kau meminta ku bertemu, klien mu itu sudah bebas bukan!! " lanjutnya

Seokjin tersenyum miring kemudian mencondongkan tubuh nya ke arah yoongi "ini belum selesai min" pemuda berambut pirang itu menaikkan sebelah alis nya "maksud mu?"

"Kau menyembunyikan sesuatu bukan" tuduh nya

Yoongi hanya diam lalu mengalihkan pandangan nya menatap ke arah luar dimana orang-orang sedang menyebrang saat lampu jalanan menunjukkan warna merah

"Apa kau yang membunuh jimin?" seokjin kini berusaha menyudutkan pemuda min tersebut

Yoongi memutar bola matanya merasa jengah dengan tingkah manusia dihadapan nya itu "jika kau ingin menuduhku begitu sebaiknya kau mencari bukti yang cukup akurat dan bukan hanya sekedar beropini saja seokjin-ssi"

"Yah aku akan" balas nya santai

"Kalau begitu bekerja lah lebih keras"

Seokjin menatap tajam ke arah yoongi, pemuda itu tak terlihat takut atau bahkan sama sekali tak merasa terintimidasi, justru yoongi dengan terang-terangan sedang menantang nya sekarang

Memory LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang