Kau tidak bisa memaksakan seseorang untuk menjadi milikmu, karena setelahnya itu bukan lagi cinta melainkan sebuah obsesi -Jung Hoseok
.
.
.
Hoseok segera melepas seatbelt nya begitu mereka sampai di depan apartment taehyung, namun yoongi segera menahan tangan nya kala ia mencoba membuka pintu mobil tersebut
Hoseok menatap penuh tanya pada yoongi, sementara pemuda bersurai pirang itu balas menatapnya dengan artian yang berbeda "aku minta maaf!" katanya nyaris tak terdengar. Hoseok menggeser posisi duduknya mengarah kepada yoongi dan membiarkan tangan pucat milik sunbaenya itu terus mencengkram hoodie yang dipakainya
"Kau pasti memiliki alasan lain bukan?" hoseok bertanya dan yoongi dengan cepat mengangguk
"Aku hanya tidak ingin kau lebih terluka lagi karena kejadian ini" ucapnya tulus
Hoseok membisu, masih ingin lebih lama menyelami manik hitam segelap malam itu. Nyatanya hoseok memang sudah terluka sangat dalam terutama bagian hatinya, dia juga merasa bersalah karena selama ini sudah salah paham pada yoongi, laki-laki dihadapannya saat ini justru orang yang sangat ingin melindungi nya dan memperhatikannya meskipun dengan cara yang terlampau "istimewa"
Tanpa sadar kedua sudut bibir hoseok mengembang, menampilkan senyuman yang menenangkan lalu tangannya terulur untuk mengusap pergelangan yoongi yang masih mencengkram hoodienya "aku juga minta maaf atas segala pikiran buruk ku tentang mu" kata hoseok dengan tulus, membuat yoongi segera mengalihkan pandangannya dari pemuda manis itu -dia malu dan merona diwaktu yang tidak tepat.
"Kalau begitu bisa lepaskan genggaman tanganmu dari hoodieku sunbae?" pinta hoseok kemudian, dengan canggung yoongi menuruti permintaan hoseok dan mengusap belakang lehernya
"Mengenai taehyung.. Kau yakin dengan keputusanmu?" yoongi mencoba kembali memastikan
"Ya. Mau bagaimana pun semuanya bermula karena diriku. Aku harus menyelesaikannya dan taehyung harus mengakui semua perbuatannya" hoseok berkata dengan percaya diri
Yoongi tersenyum tipis namun sama sekali tidak mengurangi rasa khawatirnya pada hoseok, dia lalu memberanikan dirinya untuk sekedar mengusap lembut surai pemuda manis itu "aku mengerti, hubungi aku jika terjadi sesuatu!" dan hoseok mengangguk sebagai jawaban sebelum akhirnya membuka pintu mobil dan berjalan menjauh dari pandangan yoongi
Hoseok terduduk begitu saja di atas lantai, tubuh lunglainya sudah tidak bisa menahan bebannya lagi. Taehyung belum kembali dan itu berhasil membuatnya sedikit bernapas lega setelahnya. Hoseok mungkin bisa berpura-pura terlihat tenang dan baik-baik saja dihadapan yoongi tadi, tapi jauh didalam lubuk hatinya hoseok merasakan perasaan aneh, semacam takut dan sedih secara bersamaan. Setetes air mata jatuh ke permukaan pipi kirinya, hoseok memeluk kedua lututnya dengan tubuh bergetar hebat. Dia membenamkan wajahnya diatas lutut sebelum suara isak tangis menyusul mengiringi kepiluan yang melanda hatinya saat ini.
Sementara itu ditempat yang berbeda taehyung sedang memijit keningnya yang terasa pening akibat terlalu banyak meminum alkohol, padahal jelas-jelas dia hanya bisa meneguk 2 sampai tiga gelas saja dan untuk malam ini dia telah melewati masa toleransinya, jadilah pemuda tampan itu harus ikut terduduk lemas didalam kursi penumpang bersama dengan sang ibu disebelahnya
Begitu sampai dikediaman mewah milik keluarga kim, heera berniat untuk membantu anaknya yang tampak sulit hanya untuk sekedar menegakkan tubuhnya, namun tangan kurus nan berkeriput itu segera ditepis oleh yang muda, membuat heera tersentak kaget sembari memegang pergelangan tangannya yang baru saja ditampik oleh putranya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Loss
Fanfictionhoseok menjadi tersangka utama atas terbunuh nya park jimin sahabatnya. "aku tidak mengingat apapun" "penjara lebih baik untuk mu hoseok-ah, setidaknya tidak akan ada yang mendekatimu lagi setelah ini, dan tidak ada lagi yang menghalangi ku untuk m...