6. Sejak itu

28 1 0
                                    

Sepulang sekolah, Bintang, Raka dan Aldi pergi menuju rumah Bintang dengan mobil Aldi. Sesampainya di dalam rumah, mereka mendapati Mama Bintang sedang memasak di dapur.

"Bintang pulang, Maaaaa.." sapa Bintang sambil menghampiri mamanya.

"Dianterin siapa tadi?" Ayunda bertanya pada putri bungsunya itu.

"Tadi ditebengin sama Aldi, Ma. Oh iya, ini temen sekelompok melukis Bintang, Ma." Ujar Bintang mengarah pada kedua temannya yang berdiri memandangi Bintang dan mamanya. Aldi lantas menghampiri mama Bintang dan menyalimi wanita dengan senyum hangat itu.

"Ini yang namanya Aldi, ya?" Mama Bintang bertanya memastikan.

"Iya, Tante. Saya Aldi." Jawab Aldi sambil tersenyum.

Setelah itu Raka tiba-tiba datang dan menyalimi tangan mamanya Bintang, "Saya Raka, Tante."

"Ya kalo ini sih, udah tahu!" Gurau Ayunda sambil mengayunkan tangannya gemas.

"Udah bosen malah, ya, Mah." Sahut Bintang dengan nada meledek. Yang diledek hanya meringis.

Setelah itu Bintang melangkah dari dapur, membuat kedua temannya itu terdiam disana. Merasa tidak diikuti, Bintang berkata, "Kok bengong? Makanannya belom jadi. Kerja dulu!"

Raka dan Aldi sontak mengikuti Bintang dari belakang, cewek itu membawa mereka ke lantai dua rumahnya. Disana, mereka terhenti pada sebuah ruangan yang cukup besar berisi rak-rak buku dan meja panjang. Mungkin bisa dibilang sebuah ruang baca untuk keluarga Bintang.

Bintang meletakkan tasnya di kursi yang tersedia disamping meja panjang itu, diikuti dengan Raka dan Aldi.

"Jadi.. mau gambar apa nih lukisannya?" Tanya Bintang pada kedua lelaki di depannya.

Raka mengedarkan pandangannya ke atas, seperti sedang berpikir. Hal itu rupanya sama dengan Aldi, namun yang berbeda adalah arah tatapan mereka, Aldi menatap meja panjang berwarna putih itu dengan bingung.

"Gambar apa, ya?" Aldi berbalik tanya, ia menatap Raka yang berdiri di sebelahnya. "Lo ada ide gak?"

Raka berdecak pelan, ia menarik kursi yang ada di pinggir meja dan mendaratkan tubuhnya dengan santai. "Pemandangan?"

"Pemandangan apa?" Bintang bertanya dengan serius.

"Bebas," Sahut Raka sambil menaikkan kedua alisnya.

Setelah beberapa lama sibuk berpikir perihal lukisan apa yang akan mereka buat, tiba-tiba saja Aldi menggebrak meja membuat Bintang dan Raka terkejut. "Gue punya ide!"

"Gimana kalo pemandangan desa?" Usul Aldi kemudian.

"Pemandangan desa itu.. yang gunung, sawah maksudnya?" Bintang bertanya dengan ragu.

"Iya! Gunung, sawah, sungai bisa juga. Terus nanti ada orangnya. Biar gak sepi-sepi amat gambarnya." Sahut Aldi yang merasa bahwa beberapa hal itu tergambar dibenaknya.

"Boleh juga ide lo." Celetuk Raka manggut-manggut. Hal itu juga disetujui oleh Bintang, ia tidak punya ide apapun sekarang. Biasanya kalau soal menggambar pasti ia serahkan pada abangnya atau mama, karena dua orang itu jago dalam menggambar. Namun karena ini tugas kelompok, ia berusaha untuk mengerjakannya bersama teman sekelompoknya.

"Jadi, pada setuju kan?" Aldi bertanya untuk memastikan. Lalu pertanyaan itu dijawab oleh anggukan kepala dua temannya.

"Yok kita gambar aja sekarang! Aldi lo bawa alat-alatnya kan?" Raka menoleh pada Aldi yang sedang memegang tas ranselnya. Cowok itu mengeluarkan semua peralatan melukis dari dalam tasnya.

TienerlevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang