9. Berbeda

25 1 0
                                    

Kata orang, kelas dua merupakan masa-masa yang paling indah dan menyenangkan di sekolah. Hal itu juga turut dirasakan oleh Bintang, Raka dan Aldi.

Setelah beberapa bulan menjalani kehidupan sekolahnya menjadi anak kelas dua SMP, mereka bertiga menjadi semakin akrab dan selalu bersama di setiap saat, khususnya di sekolah. Fakta bahwa mereka bertiga bersahabat sudah cukup diketahui oleh anak-anak kelas delapan lainnya.

Namun, dibalik akurnya persahabatan mereka, ada beberapa orang yang tidak menyukai Bintang bersahabat dengan Raka dan Aldi. Salah satu diantaranya yaitu, Tania beserta kedua temannya yang menyimpan rasa iri pada Bintang karena selama ini Bintang selalu bersama dengan Raka dan Aldi.

Padahal, Bintang tidak pernah menyombongkan diri apalagi menghindar untuk bergaul dengan yang lain. Justru Bintang adalah orang yang mudah bergaul dengan siapa saja, cewek itu memiliki sifat ramah dan perhatian.

"Gue enek banget deh sama si Bintang, ke toilet aja sampe minta ditungguin sama Aldi!" Pekik Tania di toilet setelah ia dengan kedua temannya itu melihat ada Raka dan Aldi yang sedang berdiri di depan toilet.

"Sama Raka juga! Gak malu apa yah tu orang. Kalo gue sih malu minta dianterin ke toilet sama cowok," Timpal Sophie yang kala itu sedang berkaca dengan Tania.

"Kalian sadar gak sih kalo dia tuh gak punya temen cewek di kelas?" Tanya Tania pada kedua temannya. Tania mengambil sisir yang ia bawa dalam saku roknya, lalu menyisir rambutnya yang panjang sepunggung itu.

"Iya, bener! Gue cuma lihat dia ngobrol sama anak cewek kalo lagi kelompokan aja,"

"Emang ganjen banget sih itu anak! Caper terus sama anak cowok di kelas. Muak gue lihatnya,"

Sesaat kemudian Zara keluar dari bilik toilet, ia menempatkan diri di wastafel toilet perempuan dan mencuci tangannya disana. "Lo lihat aja gayanya yang belagu itu. Mentang-mentang temenan sama Raka dan Aldi, jadi ngelunjak."

"Cantikkan juga gue, ya kan geng?" Tania meminta pengakuan dari teman-temannya. Ia memandangi diri sendiri di cermin toilet.

"Ya iyalah! Gak usah ditanya lagi, Kak Angel lulus lo yang jadi penerusnya!" Sahut Zara dengan antusias.

Sophie tiba-tiba diam, ia mulai menyadari sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan di dalam toilet. "Geng, pelan-pelan ngomongnya. Kalo Bintang sampe denger gimana?"

Tania mendengus keras, "Biarin aja dia denger. Biar ngaca, orang kaya dia tuh harus disuruh ngaca."

Sophie dan Zara manggut-manggut, setelah selesai dengan tujuannya ke toilet, mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari sana.

Seperti yang mereka sadari, Bintang mendengar semua pembicaraan mereka. Dari semua percakapan yang ia dengar, ucapan Tania yang terakhir, membuat Bintang termenung di dalam bilik toilet.

Ia mulai bertanya pada diri sendiri, apa benar ia tidak pantas berteman dengan Raka dan Aldi?

"Bin, lo ketiduran ya di toilet?" Tanya Raka ketika Bintang keluar dari toilet.

"Nggak." Jawab Bintang singkat, ia berjalan meninggalkan Raka dan Aldi yang masih berdiri di tempatnya. Membuat kedua lelaki itu berjalan menyusul langkahnya.

"Bin, tadi di dalem lo gak kenapa-kenapa kan?" Aldi tiba-tiba bertanya pada Bintang. Membuat Bintang mengerjapkan matanya bingung.

"Kenapa, emang?"

Aldi memanyunkan bibirnya, "Ya takutnya lo mabok sama bau minyak nyong-nyong si trio macan."

TienerlevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang