MA - 01

85 7 2
                                    

Seorang gadis berlari sambil memegang sebuah kertas ditangannya. Dihampirinya wanita paruh baya yang sedang menjual roti tepat didepan rumahnya.

"Ibu, Ameera punya kabar gembira," ucap gadis itu tak lupa juga dengan pelukan pada orang yang dia panggil 'Ibu'.

"Ada apa Ameera?? Kau sampai berlari seperti itu," sang ibu melepaskan pelukannya.

"Ibu, Ameera dapet beasiswa di Miracle Academy,"

Ameera Aralla. Gadis berumur 17 tahun itu menyampaikan berita yang sangat bahagia. Meskipun awalnya dia hanya iseng saja mencoba daftar, tapi siapa sangka, sekarang dia malah terpilih menjadi salah satu anggota keluarga di Miracle Academy. Ameera memang bukan berasal dari keluarga kerajaan, dia hanya anak dari seorang penjual roti dengan rumah yang kecil dan finansial yang bisa dibilang kurang memadai. Selama ini, dia hanya membantu ibunya untuk menjual roti. Sang Ayah sudah meninggalkan mereka berdua pada saat Ameera berumur 2 tahun. Kejadian yang menewaskan ayahnya itu, membuat Ameera merasa sedih karena pelaku dari kejadian itu tidak bisa ditangkap ataupun di adili. Bukan karena pelaku itu pintar bersembunyi tapi karena memang aturan didaerah itu.

Seseorang yang berasal dari kalangan biasa, jika terjadi pembunuhan, maka pelaku tidak bisa ditangkap ataupun diadili.

Tidak adil memang, tapi rakyat Crystal tidak berani memberontak. Karena sekali memberontak, hukuman penggal siap dilakukan. Oleh karena itu, Ameera bertekad untuk mengubah aturan itu bagaimanapun caranya.

"Benarkah Sayang??," sang Ibu menatap Ameera tidak percaya,

"Iya Ibu,"

"Ibu senang mendengarnya, kapan kau akan mulai belajar disana?,"

"Besok akan ada yang datang menjemput dari Miracle Academy. Tapi..," wajah Ameera berubah menjadi sendu,

"Ada apa Sayang? Bukankah ini salah satu impianmu??," sang ibu mengusap pipi Ameera lembut,

"Tapi gimana Ibu nanti?? Kalau Ameera pergi, Ibu jadi sendirian,"

"Tidak usah khawatirkan Ibu. Ibu bisa jaga diri Ibu sendiri kok," ucap sang Ibu mencoba meyakinkan Ameera, "Tapi Ameera janji sama Ibu, Ameera harus baik-baik disana belajar yang rajin,"

"Iyaa Bu, Ameera janji,"

"Yasudah masuk ke dalam. Hari ini tidak usah bantu Ibu, kamu siap-siap saja untuk besok ya,"

Ameera melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Dan mulai menyiapkan apa saja yang harus dibawa.

🏹🏹🏹

"Ameera, sini sebentar," sang Ibu memanggil Ameera untuk menemui sang Ibu diruang makan. Kondisi malam ini cukup dingin karena hujun turun dengan sangat lebat.

Tak menunggu lama, Ameera akhirnya menghampiri sang Ibu yang sudah duduk diruang makan.

"Ada apa Ibu?," sangat jarang sekali sang Ibu tiba-tiba memanggilnya, karena biasanya sang Ibu lah yang menghampiri Ameera.

"Besok Ameera akan pergi ke Miracle Academy kan??," Ameera hanya mengangguk membenarkan sembari menatap sang Ibu yang sibuk membuka sebuah kotak, "Ibu ingin kau menjaga ini ya, pakailah setiap saat dan jangan kamu lepas. Jika ada yang bertanya kalung apa itu, jawab saja ini hanya kalung biasa," lanjut sang Ibu sambil menunjukkan sebuah kalung.

Ameera menatap kalung itu. Sungguh kalungnya sangat indah. Terdapat sebuah kupu-kupu perak disana dengan ukiran huruf A dibelakangnya. Sederhana tapi terlihat mewah. Sangat pas dengan selera Ameera.

"Kalung siapa itu Bu?? Darimana Ibu dapet kalung ini??," Ameera menatap Ibu penasaran,

"Ini kalungmu, Ameera gak perlu tau ini darimana, yang penting inget pesan Ibu tadi ya??," Ibu memasangkan kalung itu ke leher Ameera. Dan sekarang, kalung itu sudah bertengger cantik dilehernya. Tak punya pilihan, akhirnya Ameera hanya bisa mengangguk ragu. Banyak pertanyaan yang belum terjawab.

"Sudah, ayo tidur. Besok kamu harus bangun pagi-pagi,"

"Iya Bu,"

🏹🏹🏹

Sang Mentari sudah memunculkan cahaya indahnya. Ameera, gadis itu sudah siap sedaritadi untuk pergi ke sekolah impiannya. Menatap sang ibu yang tengah menyiapkan sarapan. Rasanya berat untuk pergi, karena Ameera belum pernah berpisah jauh dari Ibunya dalam waktu yang sangat lama. Tapi kali ini, dia harus pergi meninggalkan sang Ibu yang sudah merawatnya dari kecil.

"Hei, kenapa anak Ibu melamun??," sang Ibu menyadarkan Ameera dari lamunannya, "Ini ayo sarapan,"

"Iya Ibu. Ibu jaga diri baik-baik ya, Ameera janji akan pulang sesering mungkin," balas Ameera sembari memakan sarapannya dan sang Ibu hanya memberikan respon berupa senyuman.

Tak lama, suara ketukan pintu mengalihkan perhatian keduanya. Sang Ibu membukakan pintu. Dilihatnya dua orang pria dengan seragam petugas khas Miracle Academy.

"Ameera, cepatlah. Jemputannya sudah datang," panggil sang Ibu. Hingga tak lama Ameera terlihat dengan pakaian sederhana dan tak lupa juga dengan tas yang berisi pakaiannya.

Ameera dan sang Ibu saling berpelukan. Ameera sudah mengeluarkan air matanya. Rasanya sangat berat untuk pergi tapi bagaimana lagi, dia harus pergi. Sang Ibu memperhatikan anaknya yang berjalan ditengah-tengah dua orang petugas itu. Tak lama, Ameera menghilang begitu juga dengan dua petugas itu. Tentu saja mereka berteleportasi.

Menghela nafas kasar dan memandang kosong ke depan. Mulai saat ini, hatinya mulai gelisah dan tidak tenang. Tapi mencoba percaya pada sang anak.

Ternyata, sudah saatnya dimulai.

🏹🏹🏹

*kira-kira kayak gini lah kalungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kira-kira kayak gini lah kalungnya

Halo halo...
Sengaja part pertama pendek, hhehehe...
Biar penasaran, lanjut gak nih???
😂😂😂😅

Miracle AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang