Suasana pagi ini sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Tidak ada lagi yang berleha-leha, tidak ada lagi yang bermain-main, semuanya fokus pada kesibukan mempersiapkan perang. Jujur saja, Ameera merasa bosan dengan keadaan yang seperti ini. Sedaritadi dia sudah berada ditaman. Tentu saja untuk menguasai lebih jauh kekuatannya.
Dia sendirian disana. Sejak dia terbangun, Aseelah dan Letizia tak terlihat dimana pun. Erlio, Alan, dan Ryce pun tidak terlihat juga. Sebenarnya Ameera tadi sempat melihat Morgan, tapi dia enggan menyapa karena Morgan sedang bersama Owen. Ya, Owen, adik Alan.
Ameera menghela nafas lelah. Ini sungguh membosankan. Apa yang harus dia lakukan?
Tanpa dia sadari, seorang lelaki datang menghampiri Ameera. Ameera yang menatap itu pun sangat bingung, pasalnya dia tidak tahu sama sekali siapa lelaki itu.
"Hai, Ameera" sapa lelaki itu, yang kini sudah berada tepat disamping Ameera.
"Ha-hai, siapa ya?," Ameera menjawab dengan canggung.
"Aku Polo," jawab lelaki bernama Polo itu pada Ameera. Dan Ameera hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Hahaha, santai saja Ameera. Ouh iya, kemana teman-temanmu?," tanya Polo.
Oke, sepertinya mulai ada yang mengganjal disini. Pertama, orang ini tahu nama Ameera. Kedua, orang ini juga tahu tentang teman-temannya. Bagaimana bisa?
"Mereka se-," ucapan Ameera terputus karena tiba-tiba saja sebuah suara terdengar.
"Siapa kau?," Erlio menatap Polo dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Atmosfer disana tiba-tiba berubah menjadi menegangkan dalam sekejap.
"Ouh, perkenalkan aku Polo," Polo mengulukan tangannya tapi Erlio hanya menatap itu sekilas kemudian membawa Ameera pergi dari taman.
Ameera yang ditarik oleh Erlio pun tidak bisa memberontak, cengkraman Erlio pada tangannya sangat kuat. Hingga kemudian, langkah Erlio terhenti dikoridor yang memang sepi saat itu.
"Ada apa sih Erlio?," tanya Ameera sambil mengusap pergelangannya yang sudah dilepas Erlio. Bisa dilihat, kini tangannya sudah memerah.
"Mrs.Kaela mencarimu. Beliau memintamu menemuinya digedung kantin. Dan, maaf" Erlio menjawab sembari mencuri-curi pandang pada pergelangan Ameera.
"Hem, oke. Baiklah, tidak apa-apa Erlio. Kalau begitu aku pergi sekarang, terimakasih sudah memberitahu," Ameera langsung meninggalkan Erlio yang kini tengah menatap kepergian Ameera.
Ketika Ameera sudah berada ditengah-tengah antara gedung pelajar dengan gedung kantin, padangannya tak sengaja menangkap sosok yang sangat dikenalinya.
Ibu.
Ya, Ameera melihat Ibunya. Tapi, ada yang aneh dengan penampilan ibunya itu. Penampilan ibunya yang sederhana berubah menjadi penampilan yang elegan. Pakaian yang ibunya pakai itu, sangat berbeda. Dan lagi, ibunya datang bersama seorang pria yang Ameera yakini, seumuran dengan sang ibu.
Mengabaikan Mrs.Kaela, Ameera sekarang berlari menghampiri sang ibu. Ketika sampai dihadapan sang ibu, Ameera menyadari kehadiran Morgan yang kini sudah berada tepat disampingnya dengan air mata yang siap jatuh, mungkin. Tapi, Ameera mengabaikan Morgan, dia fokus memandang sang ibu dari atas hingga bawah.
"Ibu,"
"Ibu,"
Ameera dan Morgan membulatkan matanya terkejut ketika mereka berdua mengatakan kata yang sama. Ini tak salah dengar kan?
"Kita cari tempat yang pas dulu untuk menjelaskan semuanya," pria yang datang bersama ibu Ameera mengatakan itu sembari menatap Ameera dan Morgan bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Academy
Fantasy⚠️ Hiatus ⚠️ [Miracle Academy; The Real of Princess] Miracle Academy. Sebuah sekolah sihir yang sangat dipercaya oleh kerajaan mana pun untuk mengembangkan sihir anak mereka. Tak jarang, muncul banyak serangan pada sekolah tersebut. Hingga saat tan...