MA - 02

61 6 0
                                    

Mata bulatnya berbinar saat melihat bangunan beberapa lantai yang terlihat tua tapi sangat indah untuk dilihat. Kakinya mulai melangkah masuk. Pemandangan yang pertama ia lihat adalah tangga yang lebar kemudian membelah menjadi dua arah. Kanan dan kiri. Lukisan-lukisan kuno -sepertinya lukisan para pelajar terdahulu mengelilingi dinding lantai pertama ini. Ameera terpaku melihatnya. Wajar saja ini pertama kalinya dia melihat bagaimana Miracle Academy.

Langsung saja pergi ke lantai dua. Ambil tangga sebelah kiri lalu berjalan lurus saja sampai kau menemukan pintu besar berwarna coklat.

Perkataan salah satu pegawai tadi mulai menyadarkan Ameera. Dirinya lantas segera pergi ke ruang penanggung jawab academy ini. Mrs. Kaela.

"Permisi," Ameera mengetuk pelan pintu itu setelah menemukannya. Hingga tak lama terdengar dari dalam mengizinkannya masuk.

"Ouh, kau murid beasiswa itu ya??," wanita paruh baya yang memakai kacamata berantai itu bertanya dengan senyum yang ramah.

"Iya,"

"Siapa namamu Lady??,"

"Ameera," jawab Ameera dengan senyumnya,

"Baiklah Ameera, tunggu sebentar ya," Mrs. Kaela menutup matanya. Entah apa yang beliau lakukan. Untuk gadis yang tidak paham apa-apa tentang sihir, Ameera hanya diam menatap itu.

Hingga tak lama, setelah Mrs. Kaela membuka matanya, terdengar ketukan dari pintu.

"Masuklah," Mrs. Kaela mengizinkan. Lalu, terlihat seorang pemuda dengan rupa yang sangat menawan. Ameera yang melihat pun tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Morgan, ini Ameera. Dia anggota academy ini mulai sekarang. Tolong kamu ajak dia berkeliling academy ini dan jangan lupa antarkan dia ke kamarnya juga. Ini kuncinya," Mrs. Kaela menyerahkan kunci itu kepada pemuda tersebut. Kemudian diterima oleh pemuda itu.

"Baik Miss. Kalau begitu, saya dan dia pamit. Terimakasih," Mrs. Kaela mengangguk. Ameera dan pemuda bernama Morgan itu mulai keluar dari ruangan.

Ameera mulai mengikuti langkah pemuda itu. Menunggunya berbicara untuk menjelaskan tentang academy ini.

"Saya Morgan Aralla. Orang yang biasa menjalankan tugas seperti ini kalau ada anggota baru," Ameera terdiam ketika pemuda itu mulai menjelaskan, "Siapa namamu??,"

"Eem, Ameera," kali ini senyum Ameera mulai terlihat kaku,

"Santai saja, kita hanya berkeliling. Aku juga hanya menjelaskan tentang academy ini. Dengarkan ya Ameera," senyum tulus Morgan terlihat di wajahnya. Ameera pun tak bisa untuk tidak membalas.

Morgan mulai menjelaskan semua. Academy ini punya 3 gedung. Gedung utama terdiri dari 4 lantai. Lantai pertama hanya berisi lukisan-lukisan saja. Lantai dua adalah asrama para pelajar. Lantai tiga adalah ruang untuk belajar. Ada ruang untuk membuat ramuan, ruang untuk menguji sihir, dan lain-lain. Dan lantai empat adalah rooftop.

Untuk kantin, itu ada gedung tersendiri. Letaknya ada di sebelah gedung utama. Dan gedung satu lagi hanya dua lantai. Lantai satu digunakan untuk ruangan para pengajar dan ruang rapat. Lantai dua adalah asrama para pengajar.

Itulah sepertinya yang ditangkap Ameera dari penjelasan Morgan tadi.

"Kau tau kekuatanmu, Ameera??," Ameera bingung untuk menjawab. Pasalnya, dia sama sekali tidak tahu apapun tentang kekuatan.

"Belum Kak,"

"Ouh, tak apa, masih banyak kok orang yang belum tau kekuatan mereka. Kalau kamu mau tau apa kekuatan kamu, kamu bisa ikut ujian lusa," jelas Morgan, kini keduanya sedang ada ditaman, "Kalau kamu lolos ujian, kamu bakal masuk kelas untuk terus mengasah kekuatan kamu. Tapi, kalau kamu belum lolos, kamu ajak tetap masuk kelas tapi belajar bagaimana cara mengetahui kekuatanmu,"

Ameera hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia bingung harus menjawab apa. Ini kali pertamanya dia berkomunikasi dengan orang lain. Karena waktu di desa nya dulu, tidak ada orang lain yang mau mengajaknya berbicara.

"Kamu memang pendiam ya??," tanya Morgan memastikan. Dan lagi-lagi Ameera hanya menjawab dengan anggukan.

Morgan menghadapkan tubuhnya ke arah Ameera. Kini posisi keduanya saling berhadapan. Ameera tak sengaja melihat sesuatu yang melekat di seragam Morgan. Sepertinya Ameera pernah melihat itu, tapi dimana yaa.

"Ini untuk menyimpan sebuah pet sekaligus tanda dari kerajaanku. Setiap kerajaan punya tanda yang berbeda-beda. Kau dari kerajaan mana??," Morgan seakan menjawab rasa penasaran Ameera.

"O-ouh, aku bukan dari kerajaan. Hanya anak dari penjual roti yang beruntung mendapatkan beasiswa disini," Ameera menjawab dengan senyumnya. Morgan tertegun. Merasa tidak enak dan juga terpaku melihat senyum itu.

"A-ah, maaf Ameera. Aku tidak tau," aneh sekali Morgan, mengapa seorang pangeran meminta maaf kepada rakyat biasa, "Tidak apa, harusnya aku yang meminta maaf karena daritadi tidak sopan kepada anda,"

"Ouh, tidak apa. Jangan terlalu formal, kita berada di academy. Dan disini tidak ada perbedaan, semuanya sama," jelas Morgan.

Diantara keduanya tidak ada yang berbicara. Ameera yang memandang taman dengan tatapan berbinar. Sedangkan Morgan, hanya menatap kosong ke depan. Pikirannya mulai kemana-mana.

Sangat lama mereka berdiam. Hingga akhirnya Morgan bangkit dan mengajak Ameera menuju asramanya.

Kamar 301.

Itu adalah kamar Ameera.

Morgan mengetuk pintu itu. Hingga tak lama dua orang gadis muncul dengan tatapan senangnya.

"Kak Morgaannn... Ada apa kemari??," tanya salah satu dari mereka,

"Aku mengantarkan seseorang. Dia anggota baru di academy ini," Morgan membalas dengan senyumnya. Ameera mulai berpikir, sepertinya Morgan adalah orang yang ramah kepada siapapun. Hampir saja tadi dia terbawa suasana.

"Ouh, siapa dia??," gadis itu bertanya lagi.

"Aku Ameera, salam kenal," Ameera mulai memperkenalkan dirinya,

"Ouh halo, aku Aseelah dari Kerajaan Charlene. Dan ini Letizia, dia saudara ku, salam kenal Ameera," ucap gadis bernama Aseelah itu ramah,

"Yasudah, lanjutkan saja didalam ya. Ini Ameera, kunci kamarmu. Aseelah, Letizia berteman baiklah dengan Ameera ya," ucap Morgan sebelum akhirnya dia pamit ke asramanya.

Ameera, Aseelah, dan Letizia kini berada dikamar Ameera. Mereka berdua, mungkin lebih tepatnya Aseelah sedang membantu Ameera membereskan pakaian. Letizia hanya menatap keduanya tak minat. Hingga akhirnya, dia pergi begitu saja.

"Maafkan Leti ya Ameera. Dia memang seperti itu, dingin pada siapapun. Tapi percaya deh, dia itu orangnya baik dan penyayang," Aseelah menjelaskan karena merasa tak enak akan sikap Letizia.

"Tidak apa-apa kok. Ouh iya, sebaiknya kamu beristirahat saja, ini sebentar lagi beres kok," ucap Ameera.

"Hem, yasudah. Sampai besok Ameera," pamit Aseelah.

Sementara di kamar Letizia. Dia nampak sedang memikirkan sesuatu. Sepertinya ada yang salah ketika dia meninggalkan dapur tadi. Sontak matanya mulai membulat dan suara nyaring Aseelah tiba-tiba terdengar.







"LETII, TELURMU GOSONGG!!,"

🏹🏹🏹

Fyi :

Jadi, setiap kerajaan itu punya ciri khas masing-masing. Untuk pet sendiri, nanti bakalan aku jelasin di beberapa chapter berikutnya😜

Kerajaan Aralla : kupu-kupu
Kerajaan Charlene : bunga/daun
Kerajaan Charlotte : bintang
Kerajaan Eleonora : tangkai mawar

Halooo.....
Gimana gimana???
Sekian dari aku, wassalam....

🤗🤗🤗

Miracle AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang