Hubungan Jaebum dan Jinyoung mulai ada kemajuan. Mungkin bisa di bilang mereka sedang menjalin hubungan spesial. Entah sejak kapan, yang jelas sekarang Jaebum menganggap Jinyoung adalah kekasihnya begitupun sebaliknya. Tidak jarang Jaebum mampir ke rumah Jinyoung dan membelikan sesuatu untuk Jinyoung dan Hyunjin. Jinyoung juga sering mengirim makanan ke rumah Jaebum sebagai tanda terima kasih.
Hubungan Jinyoung dan Yeji juga sudah mulai membaik walau terkadang Yeji sinis padanya saat gadis itu melihatnya berbicara dengan Jackson. Bukan tanpa alasan, ia dan Jackson terpaksa harus di pertemukan kembali karena tidak ada angin dan tidak ada hujan tiba-tiba Jackson memasukkan keponakannya ke Taman Kanak-Kanak tempat ia mengajar. Keponakan Jackson merupakan anak dari Lucas, adiknya. Ya, Jinyoung terkejut karena baru mengetahui Lucas sudah menikah dan memiliki anak berumur 5 tahun.
Dan masih ada hal lain yang memberatkan hati Jinyoung, yaitu Ibu Jaebum. Wanita itu sangat berterus terang bahwa ia menentang hubungan mereka. Walau Ibu Jaebum berada di Jeju, hampir setiap hari wanita itu menghubunginya dan menyuruhnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Jaebum. Jinyoung tidak berani membicarakan hal tersebut pada Jaebum. Ia hanya tidak ingin membuat hubungan Jaebum dan Ibunya menjadi renggang.
"Saem."
Karena asyik melamun, Jinyoung tidak sadar Minjae dan Julia -anak Lucas- memanggilnya sedari tadi. Jinyoung tersenyum ke arah dua bocah yang rupanya meminta bantuannya membukakan tutup botol minum. Jinyoung membukakan tutup botol minum tersebut.
"Apa Saem baik-baik saja?" Tanya Julia. Gadis kecil itu sama sekali tidak mirip dengan keturunan keluarga Wang, mungkin lebih mirip ibunya yang Jinyoung sendiri belum mengenalnya. Jinyoung lega karena Julia, Minjae sudah mau berbicara dan ada teman bermain. Minjae terlihat nyaman bermain bersama Julia. Sifat Julia persis seperti Lucas maupun Jackson. Yang ramah dan mudah bergaul.
Bukannya Jinyoung ingin mengingat-ingat masa lalu dengan Jackson, tapi memang ia akui Jackson sangat mudah bergaul dengan orang lain dan pandai membuat orang lain nyaman bersamanya. Karena itulah ia sempat jatuh dalam pesona pria itu. Jackson memang bukan orang jahat seperti yang Hyunjin kira selama ini, Jackson pergi meninggalkannya karena ancaman ayahnya. Meskipun begitu, kepergian Jackson kala itu meninggalkan luka yang sangat dalam di hatinya yang membuatnya tidak ingin lagi jatuh cinta pada siapapun.
Tapi Jaebum berhasil meruntuhkan tembok pembatas itu dan mengobati luka yang dulu pernah ia rasakan.
Minjae dan Julia menatap Jinyoung dengan tatapan aneh.
"Saem kenapa tersenyum seperti itu? Apa Saem sedang jatuh cinta?" Tanya Julia dengan polosnya.
"Hei kau masih kecil, tidak boleh cinta-cintaan."
"Uncle Jackson juga seperti itu. Uncle selalu tersenyum melihat foto di bukunya. Katanya dia sedang jatuh cinta."
Jinyoung mencubit pelan pipi Julia.
"Cepat habiskan makan siangnya."
Jinyoung meninggalkan ruangan itu saat ponselnya berdering yaitu panggilan dari Jaebum. Jaebum mengajaknya makan siang di luar, akan tetapi ia tidak bisa keluar begitu saja karena peraturan disini. Tidak mungkin ia meninggalkan murid-muridnya. Walau masih ada guru lain, Jinyoung tetap tidak enak hati.
"Pergilah. Jangan biarkan dia menunggu."
Jinyoung terkejut melihat kepala sekolah yang entah sejak kapan berdiri disana. Jinyoung membungkuk hormat menyapanya.
"Jinyoungie, kau sudah lama mengabdi, kau termasuk guru terbaik disini. Tapi aku tidak mau kau terlalu larut dalam pekerjaanmu sampai kau melupakan urusan pribadimu. Dia sangat tampan, jangan sia-siakan begitu saja."