Misi Jinyoung yang ingin berhenti bekerja di restoran gagal total karena dulu ia pernah berhutang pada pemilik yang lama dan sekarang jika ia ingin membayar hutang itu, ia harus membayarnya pada pemilik baru yaitu Jackson. Jackson tidak mengizinkannya keluar dari sini sebelum ia melunasi hutangnya tersebut. Untuk saat ini ia belum punya cukup uang untuk melunasi hutangnya yang hanya tersisa separuh.
Dulu ia nekat meminjam uang karena keadaan mendesak. Hyunjin pernah mengalami kejadian buruk di sekolah lamanya. Hyunjin di bully dan di pukuli hingga pingsan oleh beberapa murid disana. Hyunjin mengalami luka yang cukup serius di perutnya karena terkena ujung besi sehingga harus di operasi. Itulah alasan kenapa Jinyoung memindahkan anaknya ke sekolahnya yang sekarang. Tak apa uang sekolahnya mahal, setidaknya keselamatan anaknya terjamin disana karena yang ia dengar pihak sekolah akan bertindak tegas terhadap murid yang suka membully.
Sementara itu, Hyunjin bekerja sebagai penjaga kasir di sebuah swalayan tanpa sepengetahuan ibunya. Ia bekerja di swalayan yang jaraknya cukup jauh dari rumah agar tidak ketahuan oleh sang ibu. Setelah pulang sekolah, ia akan segera ke swalayan untuk bekerja hingga pukul 9 malam. Ia juga sudah berhenti dalam kegiatan sekolahnya seperti les bahasa asing dan latihan ilmu bela diri. Semua itu juga tanpa sepengetahuan ibunya. Biaya les terbilang cukup mahal. Lagi pula ia juga tidak butuh bicara bahasa asing karena di sekolah ia juga sudah mempelajari bahasa inggris.
Ia kasihan melihat ibunya yang banting tulang mengumpulkan uang untuk membiayai kehidupan mereka. Ia sudah 17 tahun, sehingga ia merasa sudah saatnya ia membantu ibunya mencari uang. Untuk saat ini ia belum berani berkata jujur pada ibunya. Tapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan bicara jujur. Meskipun ibunya seorang laki-laki, tapi ibunya terlalu lemah jika berhadapan dengan orang-orang jahat. Hati ibunya terlalu baik dan rapuh, sehingga ia harus menjaga ibunya dari orang-orang jahat yang ingin menyakitinya.
Bahkan sampai sekarang ia masih kesal terhadap ayah Yeji. Malam itu ibunya sangat sedih karena makanan yang di masaknya masih banyak tersisa. Padahal mereka harus banting tulang untuk membeli bahan makanan sebanyak itu. Tapi ayah Yeji membuat ia dan ibunya kecewa. Ia juga tidak bicara banyak dengan Yeji saat di sekolah. Ia berharap gadis itu mewakili ayahnya untuk meminta maaf, tapi justru Yeji tidak berkata apapun.
"Selamat datang." Hyunjin menyapa pembeli yang baru saja masuk. Namun ekspresinya langsung mengeruh saat tahu pembeli itu adalah Jaebum. Ia baru ingat swalayan ini berdekatan dengan perusahaan ayah Yeji tersebut.
Jaebum tentu terkejut melihat Hyunjin yang memakai baju pekerja disini. Seingatnya Hyunjin mengikuti les, lalu kenapa anak itu bekerja disini? Jaebum mencoba menghalau pikiran buruknya. Ia bergegas membeli barang yang ingin ia beli lalu membawanya ke meja kasir.
"Kenapa kau bekerja disini?" Jaebum tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Ia ingin tahu bagaimana bisa Hyunjin berakhiri di tempat ini, padahal Yeji bilang setiap senin hingga jum'at, Hyunjin mengikuti les bahasa asing. Apakah Jinyoung tahu anaknya bekerja disini?
"Bukan urusan paman." Jawab Hyunjin sembari memasukkan barang yang di beli Jaebum ke dalam kantong plastik lalu menyebut total yang harus Jaebum bayar.
"Apa ibumu tahu kau bekerja disini?"
"Aku bilang bukan uru..." Hyunjin menghentikan ucapannya saat menyadari ada CCTV di sini. Ia bisa di pecat jika bos nya tahu ia tidak sopan terhadap pembeli.
Dan benar saja, sang pemilik swalayan datang lalu menyapa Jaebum dan Hyunjin dengan ramah. Wanita itu sudah mengenal Jaebum karena Jaebum sering berbelanja disini. Sementara itu Hyunjin pamit pulang karena memang sudah waktunya ia pulang.
"Ahjuma, sudah berapa lama anak itu bekerja disini?" Tanya Jaebum.
"Wae? Apa dia berperilaku tidak sopan?"