BAB 11

645 76 7
                                    

Matahari bersinar terik menyinari taman istana yang telah disulap indah menjadi tempat resepsi. Hari ini adalah perayaan pernikahan Bella dan Reivan yang diadakan di Istana England.

Bella tampak cantik dengan gaun berbentuk mermaid berenda putih panjang. Rambutnya di sanggul dengan cantik dan rapi.  Gaun putih membingkai indah lekuk tubuh Bella. Sesuai dengan pernikahan impian Bella yang tampak sederhana namun begitu indah dan elegan.

Reivan berjalan beriringan bersama Bella memasuki tempat pesta. Senyum sumringan terpatri jelas di wajah keduanya. Matahari sore menemani keindahan pesta taman tersebut.

"Kenapa terus menatapku dan tersenyum seperti itu". Bella memandang lurus ke depan sementara Reivan terus memandangi nya sembari tersenyum manis. Membuat Bella menjadi salah tingkah sepanjang perjalanan mereka menuju tempat resepsi.

"Kau sangat cantik hari ini". Puji Reivan tulus ke arah wanita cantik yang kini menjadi istrinya itu.

"Jika aku tampan aku bukan wanita". Reivan terkekeh dan mengengam erat jemari Bella. Mereka sampai di tempat resepsi dan menyambut para tamu undangan. Kebanyakan tamu adalah para sahabat dan keluarga dari Reivan dan Istana.

Sebagian sudah Bella kenal termasuk Sirine pun ada disana. Bella masih engan menyapa Sirine terlebih dahulu setelah kejadian di pesta kebun beberapa waktu lalu. Bukan salah Sirine namun para teman nya cukup menyebalkan untuk Bella ingat.

"Aku akan ke tempat Laura". Bisik Bella pelan ke arah Reivan. Reivan mengangguk perlahan. Bella menghampiri Laura yang bercengkarama dengan ibunya.

"Mom..Laura". Bella memeluk keduanya dengan perasaan rindu dan penuh cinta.

"Hey pengantin baru". Sapa Laura yang tampak cantik dalam gaun bewarna biru muda hari itu.

"Sayang,kenapa tidak menemani Reivan". Ibunya menyapa lembut puterinya yang memeluk sayang lengan nya.

"Aku rindu Momy. Apa momy tidak merindukan ku??". Isaballe tersenyum lembut kepada puterinya itu.

"Tentu saja rindu. Bagaimana England? Apakah kau betah disini?".

"Bisakah kalian membawaku pulang saja. Pekerjaan ku sangat banyak disini". Rengek Bella yang mendapati tertawaan geli dari Laura.

"Kau adalah calon Ratu Bella. Sudah sewajarnya jika tugas mu banyak." Bella mendengus mendengar nesehat ibunya.

"Tapi aku tidak ingin jadi Ratu". Ibunya menatap Bella dengan sayang.

"Itu sudah jadi takdirmu sayang. Jika ada yang tidak kau mengerti. Hubungi Momy atau Laura".

"Aturan disini bahkan lebih banyak dan kuno daripad di Prancis". Sungut Bella kembali membuat Isaballe menghela nafas.

"Prancis juga memiliki banyak aturan dan tradisi Bella. Hanya saja Momy dan Dad sudah banyak memangkasnya dan meyederhanakan aturan dan tradisi yang ada tapi bukan bearti itu hilang begitu saja".

"Bahkan cara pakaian di atur. Di Prancis saja aku bebas menggunakan pakaian apa pun di Istana".

"Tentu saja berbeda. Sekarang kau adalah seorang calon Ratu. Bukan lagi seorang Puteri Istana yang bisa bersikap seenak nya".

"Toh aku masih tetap bangsawan Mom. Apa pengaruhnya penampilan itu".

"Tentu saja berpengaruh. Itu akan menjadi contoh bagi Rakyatmu. Momy mengerti perasaan mu karena Momy juga seperti itu dulu. Tapi semakin kau tahu akan tanggung jawabmu. Kau akan memahami betapa pentingnya etika berbusana mu". Bella mendengus masam dan meneguk minuman di gelas.

"Merepotkan. Oh ya bagaimana dengan dirimu Laura?".

"Aku baik semua berjalan lancar. Setelah kau menjadi Ratu aku harap kita bisa menjalin kerjasama Bella". Bella terkekeh mendengar penuturan Laura.

Royal PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang