Pesta pernikahan telah usai. Bella merasa lega semua berjalan dengan keinginan nya. Tidak ada kamera wartawan yang mengintai mereka. Kecuali satu hal yang membuat nya cukup terkejut menemukan fakta jika Ellen adalah sepupu dari Reivan. Bella sedang berhias di depan cermin ketikan Reivan lewat di depan nya. Mereka sedang bersiap untuk pergi liburan yang mengatas namakan bulan madu.
"Mengapa kau tidak memberitahu ku jika Ellen adalah sepupu mu? ". Wajah Bella tampak cemberut ke arah Reivan.
"Bukan hal penting. Kami juga bukan sepupu yang dekat".
"Setidaknya kau memberitahu ku jadi aku tidak terkejut". Reivan memandang Bella sesaat dan bersedekap.
"Mengetahui Ellan adalah sepupu ku atau kedatangan mantan kekasih mu ke pesta pernikahan kita yang membuat kau terkejut Princess? ". Bella gugup di tempatnya ketika Reivan membawa Wilson dalam obrolan mereka.
"Tentu saja fakta bahwa Ellen adalah sepupu mu paling mengejutkan".
"Oh ya? Bukan karena mantan kekasih mu hadir dalam pesta pernikahan mu?". Tatapan Reivan tampak menyelidik ke arah Bella.
"Kenapa membahas mantan. Dia hanya masa lalu".
Reivan tersenyum simpul dan merapikan jaket yang dia kenakan sembari menatap pantulan dirinya di cermin.
"Bagus jika kau menyadari dia adalah masa lalu mu. Yang harus kau lihat sekarang adalah masa depan mu istriku". Reivan berdiri di hadapan Bella dan mengangkat dagu Bella. Menatap manik kebiruan Bella.
"Aku tidak pernah menatap lagi masa lalu."
"Memang seharusnya begitu. Aku bisa jadi begitu egois dan posesif tentang masa lalu". Bella mengeryitkan dahinya menatap Reivan.
"Bagaimana dengan Sirine? Dia masih mengharapkan mu". Reivan melepaskan dagu Bella.
"Dia bukan siapa-siapa. Kami tidak menjalani hubungan yang serius. "
"Oh ya? Lalu dengan siapa kau pernah menjalin hubungan serius sebelumnya? ". Reivan tersenyum miring dan merasa senang.
"Kau mulai penasaran tentang ku puteri? ". Bella jadi salah tingkah dan segera beranjak dari meja riasnya. Dia bergegas menjauhi Reivan.
"Tidak aku hanya bertanya. Itu bukan urusan ku. Sudah lah ayo pergi". Bella berjalan mendahului Reivan. Reivan mengulum senyum mendapati Bella yang jadi salah tingkah.
Mereka pun memasuki loby istana. Sebelum akhirnya berpamitan kepada Raja. Reivan dan Bella memasuki Limosin yang kini membawa mereka ke bandara. Pesawat pribadi kerajaan sudah menunggu mereka disana. Ferdinand sudah mengatur semua perjalanan dan kebutuhan Bella dan Reivan selama liburan.
Reivan belum memberitahu Bella kemana pasti nya mereka akan berlibur. Semua masih menjadi rahasia karena Reivan ingin memberikan kejutan manis dan romantis kepada Bella. Mereka akhirnya sampai di bandara. Bella menaiki pesawat sementara Reivan masih berbicara dengan Ferdinand.
"Sudah kau siapkan semua yang ku minta? ".
"Sudah, selamat menikmati liburan". Ferdinand menepuk pelan pundak Reivan. Reivan tersenyum bahagia.
"Okee baiklah aku pergi sampai jumpa. Kabari aku jika terjadi sesuatu kepada Ayah".
"Kau tenang saja. Aku akan mengurus semua hal disini".
"Terima kasih pengawal abadi". Reivan mengejek Ferdinand. Ferdinand hanya terkekeh dan mengeleng kepalanya. Reivan menaiki pesawat yang kini mulai lepas landas.
Bella sudah duduk nyaman di kursinya sembari menikmati musik dari earpon miliknya. Reivan duduk di sebelah Bella dan membuka majalah. Bella menatap Reivan yang kini duduk di sebelahnya. Bella mematikan musik yang sedang dia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Princess
RomanceBella Alexander Louis adalah puteri kerajaan Marviels,Anak kedua dari Erick dan Isaballe louis dan kembaran dari Cristian Alexander Louis,merupakan wanita yang biasa menjauh kan dirinya dari kehidupan kerajaan yang penuh dengan aturan akan kehidupan...