Part 7 - Don't Tell Her

141 17 53
                                    

YOONGI tak mungkin lupa dengan apa yang dikatakan Wiran padanya. Bahwa Wiseok adalah seorang jalang handal yang mampu merebut setiap lelaki yang dijumpainya dengan mudah. Bahkan melayani pria hidung belang yang sudah memiliki isteri saja—adik Wiran itu akan semakin senang. Meski tak yakin, entah mengapa Yoongi memiliki firasat bahwa Wiseok bermain belakang dengan suami Ryuna. Terlihat dengan jelas, ada kobaran api dibalik manik mata gadis itu ketika melihat kupon Ryuna Bakery. Ia mendengus dengan senyum miringnya—awalnya ia hanya berprasangka buruk, tapi melihat reaksi Wiseok rupanya 90% dugaannya benar.

"Kenapa kau harus menikah jika hanya terkurung dengan luka—kenapa kau tak menungguku saja, Ryuna-ya?" Yoongi menghela napas sembari menghentikan mobilnya di lampu merah. Ia bersandar pasrah di punggung joknya. Entah apa yang ia pikirkan ini benar atau salah, tapi—

"Aku pria bajingan yang kembali untukmu." Yoongi memijat keningnya dengan frustasi. "Karmaku adalah karena kau kini sudah menikah. Kesempatanku adalah merebutmu ketika mungkin kau bercerai. Jadi, jangan pernah memaafkan suamimu, Ryuna. Jika kau memaafkannya, aku mungkin akan menjadi pria bajingan untuk kedua kalinya."

Merebut seorang isteri dari suaminya.

Suami yang sama bajingan dengannya.

**

Namjoon baru saja selesai mengenakan dasi, itu artinya sekarang tugas Ryuna memberikannya jas kerja. Tapi, isterinya itu hanya diam sedari tadi di sofa. Namjoon pikir, Ryuna sedang fokus menonton berita di TV yang tengah menyala, namun aneh karena tak bergerak sedikit pun. Posisinya tetap sama, padahal biasanya Ryuna selalu merubah posisi ketika sedang menonton TV. Bahkan Ryuna juga tak bicara sama sekali. Apa yang sedang dipikirkan isterinya itu?

Ah, Min Yoongi?

"Sayang, kenapa kau melamun?" tanya Namjoon ketika ia duduk di samping Ryuna, membuat gadis itu sontak menoleh dengan air mata yang jatuh dari pelupuk mata. "Kenapa kau menangis?" Namjoon mengusap lembut pipi Ryuna yang basah lalu memeluknya dengan erat. "Apa aku harus memberi bajingan itu pelajaran? Katakan, kau ingin aku apakan Min Yoongi sialan itu?"

Ryuna menggeleng cepat. "Aku tidak memikirkannya lagi. Aku—memikirkan kita, Namjoon. Aku ingin mengandung anakmu agar aku fokus pada keluarga kita dan tak akan memikirkan hal-hal aneh yang seharusnya sudah aku lupakan, tapi—pagi ini aku datang bulan. Kenapa sangat menyakitkan? Tamu bulan ini bukan sakit di perutku, tapi di hatiku. Aku harus bagaimana?" Ryuna menekan keningnya pada pundak bidang Namjoon. Ia meremat kemeja suaminya itu dengan isakan. Ketika bunga tengah bermekaran di hatinya untuk Namjoon, Yoongi datang bak kumbang yang merebut madunya. Pikirannya teralihkan seperti stir yang tak terkendali. Ia benci harus mengingat hujan dan taman kanak-kanak. Ia sangat benci Min Yoongi. Ia benci—kenapa laki-laki itu harus kembali?

Sedangkan Namjoon, menggigit bibir bawahnya dengan renungan yang berkecamuk di dalam pikirannya. Ia akan mengakhiri hubungan ini, tapi Ryuna mengikatnya semakin jauh. Ia merasa sangat keterlaluan karena sudah berselingkuh dengan Wiseok. Tapi, kenapa ia kini merasa Ryuna juga tak adil?

Ryuna semakin mengokohkan untuk memiliki anak sebab ingin mengalihkan pikirannya dari Yoongi. Sedangkan Wiseok ingin mengandung anak karenanya. Ia sudah tak bisa berpikir jenih. Ia telah jatuh cinta pada Wiseok yang teramat mencintainya, di saat yang sama harus menjatuhkan isterinya ke dalam jurang pengkhianatan. Sungguh, tak ada yang salah dengan lingkaran cinta ini. Yang salah hanyalah ia yang egois.

Dan ia ingin egois hingga akhir.

Biarkan pria berengsek ini memainkan perannya bersama keadaan yang terasa mencekiknya.

"Ryuna-ya, bersabarlah, ya? Semesta memiliki alasan kenapa kau belum juga hamil."

Karena aku akan meninggalkanmu.

(Bad) Marriage Life: My Second [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang