Part 17 - Nothing Like Us

133 14 13
                                    

YOONGI menyernyit ketika melihat Namjoon baru saja masuk ke dalam apotik dengan wajah dan kedua tangan yang basah. Sekilas, ia melihat tangan kanan Namjoon yang hanya dibiarkan terbuka bak kaku sedangkan telapak tangan kirinya mengepal dengan kuat. Namjoon terlihat frustasi bahkan ketika sedang memesan pesanannya. Yoongi teralihkan pada pelayan toko yang baru saja memberinya uang kembalian, ia sedikit menoleh pada Namjoon namun pria itu tak menyadarinya. Entah mengapa, ia ingin sekali berbicara dengan Namjoon. Yoongi memutuskan menunggu di luar hingga pria itu keluar.

"Tanganmu terluka, Joon?"

Namjoon berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang. Melihat Yoongi yang mengangkat kantung obat di tangannya. Di sinilah mereka sekarang, duduk di sebuah cafe sembari Namjoon yang mengobati lukanya ditemani Yoongi yang sibuk meminum Americano sembari memerhatikan pria di hadapannya yang tampak berantakan. Bahkan beberapa kali salah melilitkan perban, entah pikirannya sedang berada di mana.

"Kau menemuiku untuk memukulku lagi, Yoongi-ssi? Mian, aku memang tak seharusnya bersikap peduli seperti itu. Jiwa sosialku tinggi, tapi aku tetap pria berengsek yang melukai dua wanita tanpa selang waktu yang lama." Namjoon terkekeh lalu menatap Yoongi yang hanya menatapnya lurus. "Kau juga sama berengseknya, tapi sepertinya kau memperbaiki kesalahanmu dengan baik. Ryuna terlihat sangat bahagia bersamamu. Aku sudah berubah menjadi iblis. Katakan saja jika kau ingin mengolok-olokku sekarang."

"Kenapa aku harus melakukan itu padamu?" Yoongi menaruh Americano-nya tanpa mengalihkan tatapannya pada Namjoon. "Tanpa aku melakukannya saja, kau sudah mengolok dirimu sendiri seperti ini. Apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat sangat berantakan. Kau menyesal menikahinya?"

"Aku tak menyesali apa pun. Aku hanya—tak tahu bagaimana membuat Wiseok percaya aku tak seburuk yang dia pikirkan. Dia selalu mencurigaiku dan takut dengan hukuman takdir karena kesalahan kita. Aku kehilangan Wiseok yang berani dan arogan untuk bisa merebutku dari Ryuna. Sekarang dia—ah, shit. Kenapa aku menceritakan itu padamu?" Namjoon bersandar di punggung kursi dengan helaan napas berat. Ia memejam, kepalanya terasa pening. Ia tak tahu harus melakukan apa agar situasi ini kembali normal. Ia sangat merindukan Wiseok.

"Kau tak mencari Wiseok?"

"Dia pergi dengan Taxi. Saat aku sedang mengejarnya, Amura menelfonku agar aku tak menemui Wiseok. Dia akan menemaninya. Aku tak punya pilihan selain memberinya waktu, setelah ini aku akan menemuinya."

"Joon, sampai kapan pun aku akan ada di pihak Ryuna dan tentu aku sangat muak padamu. Sialnya, aku pernah berada di posisi paling bodoh dan berengsek. Aku menjalaninya dengan penyesalan dan tak hentinya menyalahkan diriku sendiri. Itu adalah hukumanku, karena aku mencintainya dengan caraku yang salah. Berlaku untukmu juga sekarang. Jika dia mencurigaimu, menuduhmu, memakimu, memarahimu, tak ada yang bisa kau lakukan selain menerimanya. Dia juga pasti sama tersiksanya. Kehilangan diri sendiri adalah monster yang tak bisa kau kendalikan dengan mudah. Tetap bersamanya jika kau mencintainya dan percaya padanya, atau tinggalkan dia dan jadi berengsek lagi sesuka hatimu sampai kau menemukan lebih dari sepuluh Wiseok lainnya." Yoongi bangkit berdiri lalu menepuk pelan bahu Namjoon yang terkulai lemah. "Mengakali cara agar lepas dari resiko tak semudah saat kau bermain di belakang mantan isterimu."

Setelah mengatakan itu, Yoongi berlalu begitu saja meninggalkan Namjoon yang tersenyum hambar bersama tangannya yang tak bisa mengepal karena perban. Ia meraup udara sebanyak-banyaknya, membuangnya perlahan namun napasnya masih saja sesak. Yoongi menohok hatinya teramat dalam. Ia sungguh ingin berteriak membela diri, namun Yoongi nyaris seratus persen benar. Bibirnya terkatup rapat, ia tak bisa mengatakan apapun selain mengangguk untuk satu penyelesaian; menerimanya.

**

Amura segera datang ke dalam ruangan khusus yang ia sediakan untuk Wiseok menenangkan diri di club-nya. Ia sudah memastikan ruangan ini tak ada asap rokok atau alhokol apapun karena tahu Wiseok tengah hamil. Jadi, begitu Wiseok sampai gadis itu hanya bisa melihat air mineral saja.

(Bad) Marriage Life: My Second [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang