Part 11 - Club PT. 2

157 17 62
                                    

Guys ... cerita ini kan collab sama "Deeply" karya mychimyyyy03 buat yang pengen tau kisah Jimin, Arin sama Amura bisa dilihat di works Deeply yaa. Alurnya nyambung, on going bareng, jadi adegannya pun bareng. Club yang pertama bisa dilihat disana. Nah, ini sambungannya atau part Namjoon, Wiseok, Ryuna sama Yoongi yang nggak keceritain di sana. Yak begitu kira-kira. Enjoy reading ya. ^^

**

SETELAH membaca pesan misterius dari nomor yang tak ia kenal, esok malamnya Wiseok segera mengunjungi club Amura karena firasatnya mengatakan ini pasti ulah temannya itu.

Pertama, karena sudah beberapa bulan terakhir sebelum bertemu Namjoon ia sama sekali tak pernah one night stand dengan pria manapun. Meski teman kencannya banyak, tapi tak pernah berakhir di ranjang. Dalam sejarahnya bercinta pun tak pernah ia bermain tanpa pengaman, sudah bisa dipastikan isi pesan itu sangat mustahil.

Kedua, ia ingat hanya menggunakan test pack 1 kali dan ia sudah menyerahkan benda kecil itu pada Namjoon untuk disimpan. Sebagai kenang-kenangan, bukti bahwa ia tengah mengandung anaknya.

Dan ketiga, Wiseok tak pernah membiarkan dirinya dibodohi dengan cara merekam video panas. Bahkan ketika ada salah satu friend with benefit-nya hendak merekam diam-diam, Wiseok tahu itu dengan mata elang dan ketelitian yang dimilikinya.

Singkatnya, ia jalang pintar yang profesional. Tentu saja, Amura mengetahui itu. Ia harus menuntut penjelasan dari seusilan ini.

"Kau terlihat senang sekali melihatku datang, Bitch." Wiseok menaruh tas tangannya di atas counter setelah duduk di stools melihat Amura yang tersenyum padanya diseberang counter. "Kau bisa saja membuatku putus dengannya, kemarilah, aku ingin mencakar wajah jalangmu."

Amura terkekeh pelan sembari membawa sebotol wine dan gelas berisikan beberapa bongkahan es batu. "Itu hanya ujian pertama saat pria naif seperti Namjoon mengencani gadis liar seperti kita, babe." Ia menuangkan wine itu sembari kembali tersenyum melihat wajah cemberut Wiseok. "Setelah kalian menikah, perlahan-lahan dunia akan tahu gadis dari mana kau berasal. Akan banyak sumpah serapah lainnya yang mungkin Namjoon dengar. Aku tak ingin kau terlanjur menikah dan harus menerima fakta bahwa Namjoon risi karena mereka menggunjingmu dan malah meninggalkanmu. Syukurlah, kau datang bukan dengan air mata. Sepertinya dia benar-benar menerimamu."

Wiseok mengambil alih botol yang dipegang Amura lalu menuangkan kembali minuman pada gelas, "Nona Kim, aku sudah bertemanmu cukup lama. Kau tak akan membiarkan aku putus dari pria yang bisa menguntungkanku. Apalagi kini aku sudah mengandung anaknya. Katakan padaku, kau menggertak Namjoon sebagai peringatan saja, kan?"

Amura menutup mulutnya dengan manik mata yang membulat. "Astaga, aku lupa kau sedang hamil." Ia lalu mengambil gelas itu dan menenggak minumannya hingga habis. "Hampir saja aku mencelakai janjinmu. Mian."

Wiseok senyum sembari menggelengkan kepalanya. "Lihat? Begini saja kau sudah tak enakan padaku. Padahal kau tahu aku tak mungkin meminumnya juga."

Amura terkekeh pelan lalu mengambil stools dan duduk berhadapan dengan Wiseok. "Jadi, bagaimana tanggapannya?"

"Kau pasti ingin aku membicarakannya dengan santai pada Namjoon, kan? I did, babe. Setelah membaca pesan itu aku mengatakan pada Namjoon seperti ... bagaimana jika dia membaca pesan seperti itu tanpa sepengetahuanku, apa yang akan dia lakukan, apa yang akan dia katakan, mungkinkah dia akan merendahkanmu? Dan kau tahu apa jawabannya?"

"Apa apa?"

"Ini yang dia katakan—" Wiseok mencondongkan tubuhnya bersamaan dengan Amura yang mendekatkan telinga padanya, "aku percaya padamu, Wiseok-ssi." Wiseok dan Amura refleks saling menjauhkan diri sembari memegang dada masing-masing dan mengulum bibir dengan senyuman. Keduanya lalu terkekeh bersama sembari saling melempar high five.

(Bad) Marriage Life: My Second [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang