jeno mendudukkan dirinya di pinggiran kasur. ia tidak tahu mau melakukan apa. ia sudah bosan dengan game yang sering ia mainkan.
sekarang jeno hanya melamun. menatap kosong tembok kamarnya yang berwarna putih.
tiba tiba ia teringat tentang kasus bunuh diri yang terjadi di sekolah. dalam benaknya, ia bertanya
"kenapa kasus nya di tutup tutupi?"
"kenapa tidak di tangani oleh pihak kepolisian?"
"demi menjaga nama baik sekolah?"
banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya. itu membuat jeno semakin penasaran dan tertarik dengan kasus itu.
akhirnya ia berjalan menuju meja belajarnya lalu duduk dengan laptop di hadapannya yang baru saja ia nyalakan.
dengan hati hati, ia mencari seluruh data siswa di sekolahnya.
"Terima kasih,"
Haechan berjalan keluar dari minimarket dengan kantung kresek di tangannya. ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya.
pukul 17.40
Bughh
tiba tiba seseorang menabrak bahu kiri haechan yang membuatnya tubuh haechan sedikit terhuyung ke belakang.
haechan menoleh pada orang yang menabraknya lalu ia mengerutkan keningnya.
seseorang yang menabraknya menggunakan pakaian serba hitam dengan topi dan masker yang juga berwarna hitam.
dia terlihat berjalan tergesa gesa sembari membenarkan sarung tangan hitamnya.
itu membuat haechan sedikit merasa takut dan segera pergi.
tok tok tok
"RENJUN...."
tidak ada sahutan dari dalam. haechan mengetuk pintu kembali dengan sedikit lebih keras.
"INJOONNN"
"ga usah teriak teriak bisa kan?"
haechan memutar tubuhnya dan terlihat lah renjun yang sedang menatap datar haechan.
"lah? kirain lo di rumah."
"ck, mau apa? cepetan." tanya renjun tidak sabaran.
"ajak masuk dulu kek," sindir haechan.
renjun berdecak dan berjalan membuka pintu rumahnya.
"masuk."
renjun masuk ke dalam di ikuti dengan haechan dari belakang. tidak lupa renjun menutup rapat pintunya kembali.
"apa chan? cepet, pr belum gue kerjain."
"yeuuu, sabar napa. baru juga duduk."
renjun hanya memutar matanya malas.
haechan membuka tasnya dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang lalu menyerahkan nya ke renjun.
saat kotak itu di keluarkan dari tas haechan, renjun sedikit kaget dan membulatkan matanya. dengan cepat ia mengubah ekspresi nya menjadi datar.
"ini punya lo kan?"
renjun hanya diam.
"gue nemu ini di gerbang sekolah waktu pulsek."
"oh."
"yaudah, gue pulang-"
"-eh, ortu lu mana njun? gue mau pamit pulang."
"ga ada."
"o-oke."
Jaemin duduk di bangku depan rumahnya. menikmati angin malam yang menerpa tubuh tegapnya.
sesekali ia melihat ke atas ,menatap langit malam yang dihiasi bintang bintang.
tidak sengaja ujung matanya melihat seseorang yang sedang membawa sekantung kresek dengan tas di punggungnya.
jaemin menyipitkan matanya dan seketika ia membulatkan matanya.
"h-haechan!"
haechan yang di panggil pun menoleh. ia melambaikan tangannya dengan senyum lebar di wajahnya.
"jaemin! lagi apa woi?!" teriak haechan.
"c-chan,"
haechan langsung menghampiri jaemin, kebetulan pagar rumahnya tidak di kunci.
"muka lo napa kaget gitu dah?"
"k-kenapa bahu lo b-banyak d-darah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
School - [00Line] ✓
Fanfiction"semoga kalian cepat menyadarinya." 00Line ft.Beomgyu [harsh words] [non baku] ______________________________ Rank: #252 mystery [25/11/20] #10 killing [25/11/20] #160 lia [25/11/20] #60 hwang [25/11/20] #500 itzy [25/11/20] #822 hyunjin [25/11/20] ...