Ind Version
Ini sudah hari ketiga semenjak kejadian di kamarnya Uttara. Uttara tidak menyapa Swara atau sekedar tersenyum pun tidak. Dia juga menjadi jarang berbicara pada keluarganya. Tetapi kabar baiknya Uttara tidak lagi keluar dari rumah. Dia sedang mencari pekerjaan di internet.
Dan hari ini Sanskar akan pergi ke Mumbai selama beberapa hari untuk urusan pekerjaan. Sanskar turun ke bawah dengan membawa kopernya bersama Swara.
Seluruh keluarga pergi mengantar Sanskar ke bandara. Mobil pertama berisi Swasan dan Raglaksh yang dikendarai oleh Laksh. Sedangakn mobil kedua yang lebih besar berisi Durga Prasad, Ram, Sujata, Anapurna, dan Uttara yang dikendarai oleh supir pribadi mereka.
Selama di perjalanan, Swara selalu memegang tangan Sanskar dan menyenderkan dirinya di bahu Sanskar. Raglaksh tersenyum karena melihat Swasan.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di bandara. Sanskar memeluk Swara dan mencium keningnya. Swara berpesan, "Jaga dirimu ya! Jangan lupa minum vitamin dan jangan bekerja terlalu larut! Sebelum tidur kita harus video call!"
"Siap, Nyonya Sanskar Maheswari!" Jawab Sanskar dengan tangan hormat. Kemudian dia tersenyum dan memeluk istrinya lagi dengan erat. Keluarganya tersenyum melihat pasangan ini.
"Swara, ingat, kau tidak boleh melakukan pekerjaan rumah yang terlalu berat! Jaga dirimu dan anak kita! Aku selalu mendoakan kalian." Perintah Sanskar.
Kemudian Sanskar menghampiri keluarganya yang lain dan meminta berkat pada mereka. Tidak lupa dia memeluk Laksh dan Uttara.
Sanskar melambaikan tangan pada keluarganya. Pandangan Swara mengikuti langkah Sanskar hingga dia masuk ke dalam pesawat.
"Ibu, sebelum pulang kami ingin pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi asmanya Mischa dan konsultasi mengenai Mischa yang ingin bersekolah di sekolah umum." Kata Ragini.
"Baiklah, Nak. Kami pulang duluan ya, kalian hati-hati!" Ujar Anapurna.
Swara, Ragini, Laksh, dan Mischa segera pergi ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Dokter sedang memeriksa kondisi Mischa.
"Melihat kondisinya, dia diperbolehkan sekolah di sekolah umum dengan catatan harus selalu membawa obat asmanya ke manapun dan lapor mengenai hal ini pada guru olahraganya agar Mischa diberi keringanan untuk tidak berolahraga terlalu berat." Kata dokter.
Laksh mengangguk dan berkata. "Baiklah dok, terima kasih banyak! Kami permisi."
Mereka berempat keluar dari ruangan dokter itu. Sebelum pulang, Mischa ingin bermain ayunan dan perosotan di sana. Tentu saja dituruti.
"Woah seru!" Ujar Mischa bahagia. Ragini tersenyum melihatnya. Tetapi tiba-tiba dia merasa pandangannya menjadi kabur dan merasa dirinya ingin pingsan, dan benar saja.
"Ragini!" Teriak Laksh panik. Swara dan Mischa menghampiri Ragini dengan panik. Laksh membopong Ragini dan dibawa ke dalam rumah sakit.
Sekarang Ragini sedang diperiksa oleh dokter. Semuanya berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang serius pada Ragini. Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruangan.
"Dokter, bagaimana keadaan istriku?" Tanya Laksh.
Dokter menjawab, "Pasien sudah sadar dan kabar baiknya-"
Tiba-tiba terdengar suara Ragini yang muntah-muntah. Mereka masuk ke dalam ruangan dan menghampiri Ragini yang sedang muntah di wastafel.
"Kau tidak papa, Ragini?" Tanya Swara cemas. Ragini menjawab, "Perutku terasa sangat mual."
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
FanfictionKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...