Ind Version
Ternyata memang benar bahwa Sanskar adalah salah satu penumpang pesawat yang jatuh ke laut itu. Kabarnya pesawat itu tidak terbakar.
Selama tiga hari ini, keluarga Maheswari selalu mencari info dengan mendatangi gedung tim pencari korban kecelakaan pesawat itu dan rumah sakit. Mereka menghentikan semua aktivitas seperti biasanya karena Sanskar lebih penting dari itu. Tetapi sayangnya selama tiga hari ini mereka tidak mendapatkan kabar mengenai Sanskar.
Setengah dari penumpang pesawat itu sudah berhasil ditemukan. Namun, korban yang ditemukan sudah tidak lagi bernyawa bahkan ada yang tubuhnya sudah tidak utuh, sepertinya telah dimakan oleh ikan-ikan di laut.
Sudah dilakukan tes DNA untuk mengidentifikasi para korban yang tubuhnya tidak utuh, dan Sanskar bukanlah para korban yang 'tidak utuh' itu. Berarti, Sanskar belum ditemukan.
Selama tiga hari ini, keluarga Maheswari benar-benar merasa hancur dan hampa, terutama Swara. Jika memakai logika memang tidak mungkin ada yang bertahan di dalam air selama tiga hari. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, kan? Itulah yang Swara pikirkan.
"Swara, ayo makan!" Perintah Ragini. Dia memasuki kamar Swara dan melihat Swara sedang melamun sambil menangis. Ragini merasa sangat kasihan pada Swara, dia hidup tetapi seperti tidak memiliki tujuan hidup. Keadaannya benar-benar hancur, bahkan lebih hancur dibanding Sanskar yang dulu kehilangan Swara karena jatuh ke sungai.
Ragini menghampiri Swara dan memegang bahunya. "Swara, kumohon makanlah! Kau tidak boleh egois, setidaknya kau harus memikirkan kandunganmu!"
Setelah mendengar ucapan Ragini, Swara segera menyantap makanan yang dibawa Ragini hingga habis. Ragini menemaninya hingga makanannya habis walaupun tidak ada pembicaraan sedikitpun di antara mereka. Swara merasa tidak minat untuk mengobrol, bahkan dia merasa tidak minat untuk hidup lagi tanpa Sanskar.
Di kamar Sujata, Anapurna sedang menenangkan Sujata yang terus menangis. Dia berkata, "Aku tahu ini sangat berat untuk kita, tapi kita harus kuat! Siapa yang akan menguatkan Swara jika kita saja tidak kuat?"
Tiba-tiba Durga Pradad dan Ram masuk ke dalam kamarnya Sujata. Ram berkata, "Kalau Sanskar masih diberikan kesempatan hidup, dia pasti akan kembali pada kita. Tetapi jika tidak, kita...kita harus menjaga cintanya Sanskar. Swara dan bayinya." Ram ingin menangis, tapi dia menahannya.
"Kita belum benar-benar kehilangan Sanskar. Ingat, Swara dan bayinya adalah hidupnya Sanskar. Kita harus menjaga mereka berdua dan saling menguatkan." Kata Durga Prasad menahan nangis.
"Ragini!"
Durga Prasad, Ram, Anapurna, dan Sujata mendengar suaranya Sharmista. Mereka segera menghampiri Sharmista dan Shekar.
"Ibu!" Ujar Ragini, dia memeluk kedua orang tuanya yang baru saja sampai dari Banaras. Tak lupa mencium adiknya yang bernama Ayus.
"Salam." Ucap Durga Prasad, Ram, Anapurna, dan Sujata pada Sharmista dan Shekar.
Mungkin kalian bertanya di mana Laksh. Dia berada di kamar Uttara, dia berusaha menenangkan Uttara.
"Sayang kau sedang hamil, ya?"
"Iya, Ibu!" Jawab Ragini.
"Tuan Durga, bolehkan kami pergi ke kamarnya Swara?" Tanya Shekar.
"Tentu saja, silakan!" Jawab Durga Prasad. Tidak hanya Sharmista dan Shekar, yang lainnya juga pergi ke kamarnya Swara.
Saat sampai di depan kamarnya Swara, mereka semua melihat Swara sedang tertidur. Ragini tahu kalau Swara hanya berpura-pura karena sebelum dia turun menemui orang tuanya, Swara masih belum tertidur. Mungkin dia tidak minat untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
FanfictionKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...