Ind version
"Uttara!"
Sujata memanggil Uttara yang baru saja pulang. Tetapi Uttara tidak mengubris ibunya dan keluarganya yang sedang duduk di sofa, dia berjalan menuju ke kamarnya dengan perasaan kesal.
"Ada apa dengan anak itu?" Tanya Sujata bingung. Dia ingin menghampiri Uttara di kamarnya tetapi dicegah oleh Anapurna.
"Sujata, biarkan saja! Sepertinya Uttara lelah, biarkan dia istirahat." Kata Anapurna.
Beberapa menit kemudian, Swaragini datang dari dapur dan meminta semuanya untuk duduk di meja makan karena menu makan malam sudah jadi, yaitu dal methi dan salad buah.
"Uttara belum keluar juga dari kamarnya, Kak." Kata Sujatta panik.
"Ibu, aku akan memberikan makanan ini ke Uttara." Kata Swara, dia segera pergi ke kamarnya Uttara.
Swara sudah sampai di depan pintu kamarnya Uttara. Saat dia ingin mengetuk pintu kamarnya, tiba-tiba terdengar Uttara yang mengatakan sesuatu.
"Tidak, itu tidak boleh! Semoga apa yang dikatakan Gyana tidak akan terjadi. Aku-"
Swara mendekatkan dirinya dengan pintu agar dapat mendengar lebih jelas. Tetapi sayangnya, karena Uttara tidak mengunci pintunya sehingga pintunya terbuka dan Swara hampir terjatuh, bahkan piring yang dibawanya juga hampir jatuh. Uttara langsung berhenti bicara karena melihat Swara.
"Kakak, kau mengupingku ya? Kau sangat tidak sopan kak!" Ujar Uttara kesal. Swara terkejut karena Uttara belum pernah berbicara seperti ini kepadanya.
"Uttara aku ingin memberikan makanan ini untukmu dan aku-" Uttara memotongnya dan berkata dengan suara meninggi. "Aku tidak suka siapapun ikut campur dalam masalah pribadiku! Lebih baik kau pergi dari sini dan jangan pernah mencari tau apapun mengenai masalah pribadiku!"
Seluruh keluarga yang mendengar suara Uttara segera menghampirinya di kamarnya. Mereka melihat Uttara memarahi Swara dan Swara terlihat ingin menangis.
"Uttara, ada apa?" Tanya Sanskar dan dia berdiri di sebelah Swara.
"Tolong kau ajarkan istrimu itu mengenai sopan santun! Dia berusaha menguping pembicaraanku, itu sangat tidak sopan!" Ujar Uttara dengan suara meninggi dan marah.
"Uttara, aku minta maaf kalau menurutmu aku terlalu ikut campur urusanmu. Tetapi, sungguh, aku hanya ingin membantumu karena aku rasa belakangan ini kau memiliki masalah. Aku tahu kalau kau tidak akan jujur padaku jika aku bertanya padamu, untuk itu aku berusaha mencari tau sendiri. Itu saja," kata Swara.
"Uttara, kami baru saja ingin bertanya padamu, apa kau punya masalah belakangan ini? Ada apa, Nak? Beritahu kami!" Tanya Anapurna. Sujata juga bertanya, "Jujurlah pada kami, apa yang kau sembunyikan?"
Uttara merasa sangat kesal. Dia menjawab, "Baiklah, aku akan mengatakannya pada kalian. Belakangan ini aku sedang jatuh cinta pada seseorang, dan Gyana memberitahuku bahwa dia melihat laki-laki itu bermesraan dengan perempuan lain. Aku berharap bahwa yang Gyana katakan itu tidak benar, itulah sebabnya belakangan ini pikiranku sangat terusik."
Tiba-tiba Mischa berkomentar, "Bibi, kau aneh. Kau tidak seperti yang aku kenal."
"Setidaknya aku tidak seperti Swara yang suka mencampuri urusan orang lain!" Balas Uttara kesal.
Yang lainnya merasa heran dan kaget, Uttara dihadapan mereka bukan seperti Uttara yang mereka kenal. Uttara tidak memanggil Swara dengan sebutan 'kak'?
"Uttara, kau ini kenapa? Hanya karena seorang lelaki kau berkata seperti itu?" Tanya Sanskar.
Uttara menjawab, "Iya, memangnya kenapa? Kau juga seperti itu, kau menjadi tidak waras karena istrimu hilang. Kak Ragini tega mendorong saudaranya sendiri ke sungai juga karena cinta, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
Fiksi PenggemarKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...